Bab 9: Draco Malfoy

3.2K 450 70
                                    


Maaf banget kalau hari ini agak telat unggahnya, aku cuma mau bilang kalau karena kuliah aku udah dimulai minggu ini jadi mungkin aku unggahnya gak bakal nentu lagi kamis atau kapan soalnya aku bener-bener full ngambils 24 sks, senin sampai sabtu, libur cuma minggu (ambisnya kebangetan, gue juga nyesel :((( wkwk) Tapi aku bener-bener bakal berusaha setidaknya update seminggu sekali buat satu chapter. Maaf banget yah kalau nanti banyak kekurangan wkwk, soalnya udah mulai sibuk lagi, udah gak gabut buat revisi sana-sini.

Di bab ini cuma ceritain bagaimana Tom ngejelasin beberapa Pelahap Maut yang jadi orang kepercayaan dia ke Harry buat persiapan karena kehidupan mereka bakal benar-benar ke-expose ke seluruh penjuru dunia sihir tepat setelah Harry keluar dari gerbang Manor, ke Hogwarts.

Dan makasih banget buat yang konsisten baca sampe 1K lebih, aku terhura bat, makasih udah mau baca cerita gak niat ini 😭

(Ada note lagi di bawah, kalau kalian tertarik silakan baca).

Selamat membaca semua!

~oOo~

Papanya itu duduk di balik meja kerjanya dengan sebuah kotak berisikan bubuk hitam legam yang hampir menutupi seluruh bagian meja sewaktu Harry masuk ke dalam ruang kerjanya yang tampak temaram sebagaimana biasa.

"Kau ingat, 'kan, kata-kata papa soal seluruh dunia sihir akan menyadari keberadaanmu tepat setelah kau keluar dari manor dan pergi ke Hogwarts?" tanya Tom setelah Harry duduk di depannya.

Harry mengangguk.

"Ya, Papa."

"Dan itu berarti seluruh pengikutku akan langsung mengenalimu. Yah, tidak semua dari mereka, tapi mereka yang mengenal siapa diriku yang sebenarnya akan langsung tahu kau itu siapa, Ular kecil," jelas Tom sebelum kembali melanjutkan kata-katanya, "oleh karena itu, hari ini aku akan memberitahumu semua nama-nama orang yang kupastikan akan langsung tahu siapa dirimu yang sebenarnya, maupun aku. Kita." Sembari menjelaskan kepada Harry, tangannya yang tadi beristirahat di lengan kursi terangkat, dan mengayun di udara, menyebarkan sihirnya pada kotak halimun legam malam—dan bubuk-bubuk itu pun perlahan bergerak dengan sendirinya, membentuk sosok pria yang sangat Harry kenal.

"Kita mulai dari yang satu ini," tukas Tom.

Senyum terpatri lebar di wajah Harry selagi ia berseru, "Reggie!"

Tom mengangguk. "Ya, Regulus Black adalah salah satu orang yang paling aku percaya. Dan kurasa kau sudah tahu sejarah kami berdua, 'kan, Ular kecil?" Sudut kanan bibir Tom terangkat ke atas.

Dengan wajah yang sedikit bersemu, Harry mengangguk. "Kami sangat dekat, Harry. Dia satu-satunya orang yang kuberi penjelasan soal Horcrux yang kumiliki—setidaknya sampai aku melakukan kesalahan,"—Harry bisa melihat sedikit sendu di mata sang papa, menandakan kalau pria itu benar-benar menyesal—"memperalat peri rumahnya untuk menjadi korban atas liontin yang sekarang kau pakai,"—matanya mengerling pada kalung emas bermahkotakan batu mulia hijau yang ada di leher Harry—"dan karena itu dia sangat marah sampai-sampai memutuskan untuk menukar dirinya sendiri dengan kalungku. Anak bodoh memang." Tom mendengus sebelum kembali melambaikan tangannya.

"Lanjut."

Alis Harry terangkat sebelah, bingung karena tidak mengenal sosok yang direpresentasikan oleh buliran debu sihir di depannya.

"Dia adalah Severa Prince," ujar Tom seakan mengerti kebingungan di kepala Harry, senyum jahil yang sangat jarang terpampang di wajahnya terulas sewaktu matanya menangkap raut keterkejutan di wajah anaknya itu.

Harry RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang