Hai, bab ini tuh cuma buat pemanis aja biar ada gambaran bagaimana Regulus bisa ketemu dengan Tom. Sumpah otakku bener2 kuperes biar bisa bikin keduanya "klop" tapi malah keluar beginian. Intinya, keseluruhan bab ini tuh cuma pertemuan antra Tom Riddle dengan Regulus Black. Jadi bagi kalian yang gak suka sama ship ini mending pergi jauh-jauh. Aku gak mau kalian julitnya gak make otak kek orang2 pinterest. Pas nulis bab ini, jujur, aku berharap banget pas awal-awal tuh ship Tom sama Minerva aja, lebih gampang ngurusnya wkwk, tapi udah kelanjur di tulis banyak, jadi yaaa ... mending lanjut sekalian, kan?
Oya, kan kemaren udah voting soal Cedric/Harry atau Draco/Harry, dan karena dari semua platform yang kugunain kebanyakan milih drarry, jadinya nanti Harry bakal end up sama Draco, tapi gak menutup kemungkinan Harry bakal "mane-maen" dulu sama Cedric sebelum akhirnya suka sama Draco ... kalo aku gak males nulisnya wkwk.
Aku sebenernya tadi nulis ini sampe 3K kata dengan bagian di mana Sirius dihampirin sama mantan temen masa kecilnya di Azkaban (bukan Remus atau Orde) dan orang ini pernah dia campakkan karena dia masuk Slytherin, tapi aku apus lagi karena alurnya kecepetan dan gak mungkin Sirius mau keluar dari sana kecuali "masa tahanan 13 thnnya" habis. Jadi yah kuapus. Oya, karakter "sahabat" Sirius ini tuh antara canon sama OC aku wkwk, soalnya nanti bakal ada satu karakter yang aku hapus dari Canon karena menurutku dia gak terlalu "dibutuhkan" di ceritaku ini dan dia terlalu kelam, jadi kalu Tom aja bisa jadi papa yang biak, kenapa "dia" gak bisa jadi lebih dari yang sebelumnya? gak jelas yah? emang wkwk, udah ah. Selamat membaca semua!
~oOo~
Bagi Regulus Black, hari itu adalah hari terburuk di dalam memoar hidupnya. Kakaknya, Sirius Black, baru saja melarikan diri dari rumah dan memutuskan untuk tinggal bersama para Potter untuk sisa hidupnya. Tentu saja dia sudah menduga kalau hari itu akan datang, tapi tidak pernah mengira kalau rasa sakit karena ditinggal saudara kandungnya benar-benar sesakit ini.
Regulus pikir kalau dia bisa saja memalsukan emosinya seperti di masa kakaknya itu menolak untuk mengakuinya di sekolah karena dia masuk ke Asrama Slytherin, asrama yang sangat Sirius Black benci lebih dari apa pun. Tapi ternyata dia salah, emosinya benar-benar tumpah ruah, menangis selama berjam-jam sebelum ibunya menggeretnya ke pernikahan Lucius Malfoy dan Narcissa Black, sepupunya.
Dan di sana Regulus bertemu dengannya, pria tampan dengan mata cokelat kemerahan bagai kayu yang dibakar api tanpa berarang. Entah kenapa dia malah duduk di meja yang terpisah dengan ibu dan ayahnya (Dia sebenarnya tak sudi memanggil keduanya dengan sebutan tersebut, tapi Regulus tidak tahu panggilan apa lagi yang cocok bagi mereka).
Keduanya cukup lama berbincang sebelum musik dansa mulai mengalun setelah kedua mempelai mengikat janji dan memasangkan cincin pernikahan kepada pasangan masing-masing.
Namun, ketimbang memilih meladeni segerombolan anak perempuan dan laki-laki dari berbagai keluarga bangsawan, Regulus lebih memilih keluar dari ruang resepsi manor dan duduk diam di teras yang langsung mengarah pada taman. Dia ingin menenangkan dirinya setelah apa yang terjadi beberapa jam lalu.
"Mau berdansa?" Suara baritone mengisi udara setelah lama suara alunan musim yang remang-remang terdengar menemaninya. Regulus menengadah hanya untuk melihat pria yang tadi duduk semeja dengannya yang mematrikan seringai di wajahnya.
"Terima kasih, tapi aku—"
"Ayolah, temani aku sebentar, di dalam terlalu ramai," potongnya berusaha membujuk Regulus.
Awalnya Regulus ingin kembali menolak, tapi melihat bagaimana mata beririskan kayu berkualitas terbaik itu menatapnya lembut membuat Regulus akhirnya meluluh, seakan semua rasa sesak di dadanya melemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Riddle
FanfictionSang Kegelapan menatap matanya dalam diam. Di antara celah mulut terapal setengah mantra pembunuh, tapi tongkatnya menolak untuk mengantar jampinya. Tangannya merendah seiring iris darahnya bersenggama dengan ratna hijau yang gemerlap di tengah-teng...