3. THE PLAN

169 28 2
                                    

~In-Human~

Brak.......

"Argh....."

"Masih sanggup melawan?"

Jeno berusaha berdiri dengan sikap yang sudah terhuyung-huyung. Luka-luka telah tergores di wajah dan sekujur tubuhnya. Wanita Jeon itu kini menjadikannya bulan-bulanan. Menghajarnya habis-habisan. Pedang Jeno telah hilang entah kemana, mungkin lepas ketika Heejin menendangnya melintasi ruangan ini tadi. Anehnya, tidak ada satupun meja/benda yang berantakan maupun berpindah posisi. Semuanya tetap rapi tersusun, hanya Jeno yang sekarang sudah tidak karuan penampakannya.

"Menyerahlah Lee Jeno, itu tidak akan mempengaruhi harga dirimu. Berlututlah dan ucapkan kata setia padaku."

"Cuih...... Setia kau bilang? ........... Jangan bermimpi kau, makhluk Hina!!!!"

Jeno berusaha menerjang perempuan itu, dengan sisa tenaganya. Ia sudah tidak peduli, yang dia ingin hanyalah mendaratkan sebuah hantaman keras ke tubuh perempuan gila ini. Lagi-lagi Heejin bisa menghindar dari serangannya. Jeno kembali berputar dan hendak melayangkan pukulannya sebelum akhirnya hanya bisa meninju dinding, dan ya..... Mungkin ia baru saja mematahkan jari-jari di tangan kanannya itu.

Heejin yang berhasil menunduk untuk menghindar, menggunakan pangkal pedangnya untuk menghantam tubuh Jeno tepat di ulu hati nya. Jeno seketika ambruk dengan serangan itu. Sebuah kesalahan bagi Jeno, untuk menguji kesabaran seorang Jeon Heejin. Perempuan ini bukanlah Demon biasa. Jeno tidak akan mengira bahwa ia baru saja membangunkan monster yang tengah tidur di dalam diri Heejin. Heejin menarik paksa rambut Jeno yang sudah terkapar dan menyeret tubuhnya sebelum di hantamkan ke dinding.

"Ehm..... Ehm..... Argh...."

Jeno hanya bisa mengerang pertanda sakit di sekujur tubuhnya. Heejin kini berlutut agar dirinya sejajar dengan Jeno yang sekarang tak berdaya dan bersandar ke dinding. Ia mengarahkan wajah Jeno untuk menatapnya dengan menarik kasar rambut laki-laki itu.

"Oh....... Lihatlah dirimu sekarang...... Sungguh menyedihkan.......... Andai Raja Shin bisa melihat ini....... Aku yakin ia tidak akan mau menjodohkan mu dengan anaknya. Hihihihihihihi."

Jeno sudah dalam kondisi diantara sadar dan tidak. Pandanganya berubah-ubah, mengabur dan tidak terlalu jelas, tapi ia bisa mendengar semua perkataan Heejin.

"Kau tau Lee? Kau benar-benar menguji kesabaranku. Semua perkelahian ini membuatku lapar, aku selalu bertanya-tanya bagaimanakah rasa darah dari seorang Guardian?"

Jeno tidak percaya, mana mungkin perempuan ini akan menghisap darahnya. Tidak mungkin ini terjadi. Semua pikiran itu seketika menjadi nyata, ketika Heejin menarik secara tiba-tiba kepala Jeno dan kini leher dari pria itu terpampang jelas dihadapan Heejin.

"Oh lihatlah...... Sungguh indah, aku harap kau sadar bahwa leher mu sangat menggoda Lee."

Jeno tidak bisa melakukan apa-apa, tubuhnya sudah tidak bisa digerakkan untuk melawan perempuan ini. Heejin mendekatkan bibirnya, mendekat ke sumber makanannya malam ini. Ia menyapukan bibirnya dari pangkal leher Jeno. Ia merasakan setiap pembuluh darah yang mengalir membawa makanan baginya. Ia menelusuri setiap senti dari leher laki-laki itu, sebelum ia berhenti dan merasakan bagian yang berdenyut di leher Jeno, tepat di bawah rahangnya yang tajam. Ini dia, inilah bagian yang Heejin cari, sumber kenikmatannya. Kilat mata Heejin berubah, menampakkan wujud aslinya sebagai Demon. Taring tajamnya tumbuh, tanpa menunggu lebih lama lagi, ia mulai menusukkan taringnya ke dalam leher Jeno, perlahan-lahan dan penuh penyiksaan bagi Jeno. Jeno ingin sekali berteriak namun suaranya seperti tercekat. Ia merasakan darahnya mulai keluar dan dihisap oleh Demon cantik ini. Heejin sangat menikmatinya, ia merasakan setiap tetes darah Guardian yang mulai membasahi tenggorokannya. Heejin memutar bola matanya, nikmat sekali batin Heejin, ini merupakan darah terbaik yang pernah ia minum sepanjang hidupnya.

~In-Human~|| HWANGSHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang