22. Ace

143 26 16
                                    

~In-Human~

Cklek......

Heejin yang sedang berbicara dengan salah satu bawahannya kemudian segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu ruangannya yang terbuka.

Terlihat Jeno yang datang dengan ekspresi terkejut, dan kini hanya berdiri di ambang pintu.

"Kau bisa pergi, lakukan seperti yang ku perintahkan."

Heejin berucap, sebelum bawahannya tersebut mengangguk, kemudian perlahan pergi, tak lupa memberi hormat pada Jeno yang masih berdiri di ambang pintu.

"Mendekatlah, mengapa kau terdiam seperti itu?"

Jeno berdehem, ketika sadar akan sikapnya yang sedari tadi hanya terdiam sambil menatap Heejin. Jeno kemudian mendekat ke arah Heejin.

"Apa yang kau laku-...."

"Ststst..... Aku dulu...."

Kalimat Jeno terpotong dengan jari Heejin yang sudah berada di bibirnya.

"Aku tidak melukainya, aku hanya sedikit memberinya perhatian lebih, kau tidak perlu khawatir."

Jeno terdiam ketika Heejin berbicara seolah sudah tau apa yang akan ia tanyakan.

"Tenanglah, aku tidak akan melupakan perjanjian kita di awal."

Jeno nampak sedikit canggung dengan perkataan Heejin.

"Bu-bukan itu, aku tidak bermaksud seperti itu."

Heejin tersenyum.

"Jangan membohongiku, aku bahkan bisa melihat semuanya dengan kedua mataku ini."

"A-aku hanya ingin tau, apa yang akan kau lakukan dengan mereka semua."

Heejin menghentikan kegiatannya membaca catatan catatan, dan kembali menatap Jeno tepat di kedua matanya.

"Kau ternyata sangat menyukainya."

Jeno kembali bingung dengan kalimat Heejin.

"Ck..... Kau tentu sudah tau kalau aku akan membunuh mereka semua, buat apa kau menemuiku dengan ekspresi seperti itu kalau bukan soal Ryujin bukan?"

Jeno menyerah, Heejin sudah tau maksudnya.

"Pastikan kalau kau tidak terlalu menyakitinya."

Heejin tersenyum, kini ia bersandar pada meja dan berhadapan dengan Jeno. Tangan kanannya perlahan mengambil pisau yang tergeletak di sebelahnya.

"Tentu saja aku tidak akan melakukan itu, lagi pula sedari awal itu bukan tujuanku."

"Bagaimanapun juga kau adalah seorang demon, tentu aku harus waspada, itu sudah naluriku."

Heejin menyeringai sembari memainkan ujung pisau yang berada di tangannya itu. Menjalankan jarinya di sepanjang mata pisau yang tajam itu.

"Kurasa, harusnya akulah yang berkata seperti itu padamu. Hatimu goyah ketika melihatnya, bukankah itu lucu, mengingat kau telah berkhianat dan ikut andil membunuh ayahnya, dan kau masih berharap dia bisa memaafkan dan menerimamu?"

Jeno terdiam mencoba memahami kalimat Heejin.

"Yang jelas, sesuai dengan perjanjian, kau membantuku menjalankan rencanaku, sementara aku akan membantumu mendapatkan kekuasaan dan juga Shin Ryujin. Tapi, kalau kehadirannya mengganggu rencanaku, maka aku tak akan segan menyingkirkannya dengan caraku sendiri, kau mengerti."

Jeno mendengar sebuah keseriusan dalam nada bicara Heejin. Ia tau bahwa Heejin tidak pernah mengingkari perkataannya.

"Sekali lagi aku melihat mu melakukan sesuatu yang tidak perlu dilakukan padanya, hanya demi kepuasanmu, aku tidak akan tinggal diam."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

~In-Human~|| HWANGSHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang