The Mysterious season 1 End?
♠
"Membunuhnya itu keinginan terbesar ku!" Uzumaki Naruto
"Permainan ini merepotkan, tapi menyenangkan?" Nara Shikamaru
"Netra birunya, menjeratku sejak pertama kali kita beradu pandang! Kau milikku!" Uciha Sasuke
♠
Di...
Warning ; Typo bertebaran di mana-mana, jadi harap maklum
♠ ♠ The Mysterious ♠ ♠
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dentuman musik yang memekikkan telinga, menyambut kedatangan seorang pria berparas tampan sekaligus bertampang males. Matanya yang sipit beriris hitam, di tambah dengan penampilannya. Jaket hitam aksen kerah berwarna merah, sepatu yang senada dengan jaket yang melapisi tubuh atletisnya, serta dipadukan dengan celana jean hitam aksen sobek-sobek tepat di lututnya tak lupa sebatang rokok yang selalu bertenger indah di selah jarinya. Dia melangkahkan kakinya menyusuri sudut club bistro tempatnya berdiri saat ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini Shikamaru memutuskan untuk menemui teman setianya di saat dia berada pada titik kejenuhannya menghadapi kasus-kasus yang dia tangani. Temannya bukanlah makhluk hidup yang mengisi club itu, melainkan alat-alat DJ, itulah teman setia Shikamaru. Dia meluapkan segala apa yang dia rasakan kepada alat DJ itu. Iris hitam kuacinya menyusuri setiap sudut club bistro 'tak ada yang berubah' pikirnya dalam hati. Pantaslah Shika berpikiran seperti itu, karena club bistro tempat tongkrongannya dulu tapi beberapa bulan terakhir Shikamaru tidak pernah menginjakkan kakinya lagi di club ini karena banyaknya kasus yang ia tangani, dan puncaknya kasus tentang death star yang mengharuskan ia menggunakan otak genius-nya dalam bermain cantik.
Pandangan kuacinya terhenti pada satu sudut, di sana dia menangkap sosok gadis pirang yang ntah sejak kapan sudah berhasil menawan hati seorang Nara Shikamaru. Shikamaru yang cuek terhadapa sosok perempuan manapun. Tapi kali ini, hatinya mengalah kepada sosok mungil beriris safir itu. Sejak peristiwa malam itu---hampir satu bulan, di mana Shikamaru dan teman-temannya dipermalukan, Shika tak henti-hentinya memikirkan sosok mungil yang ada di depannya sekarang. Senyum mahal itu kembali tersunging di sudut bibir seorang Nara. 'Menarik' satu kata yang tak pernah lepas dari gadis itu.
