The Mysterious season 1 End?
♠
"Membunuhnya itu keinginan terbesar ku!" Uzumaki Naruto
"Permainan ini merepotkan, tapi menyenangkan?" Nara Shikamaru
"Netra birunya, menjeratku sejak pertama kali kita beradu pandang! Kau milikku!" Uciha Sasuke
♠
Di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lima tahun sudah semenjak kepergian Naruto. Kini, Shikamaru melewati hari-hari suramnya, tanpa sosok malaikat tak bersayapnya. Sungguh ia sangat merindukan seorang gadis tercintanya. Bahkan semenjak lima tahun lalu gadis safir itu masih bertahta di hatinya.
Lima tahun, bukanlah waktu yang singkat untuk melupakan sosok gadis pirang dingin itu. Bahkan lima tahun tak akan mampu melenyapkan segala memori yang terbingkai indah di relung hati pemuda Nara itu.
Biarlah tanah itu mengering seiring berjalannya waktu kepergiannya, namun hati Shikamaru takkan pernah mengering oleh cinta yang telah tebalut mahligai janji. Janji yang takkan pernah terlaksana oleh sang malaikat. Harapan hampa, kini menjadi teman Shikamaru di setiap dentingan waktu hidupnya. Sungguh ia belum mampu untuk merelakan kepergian yang di rengut paksa oleh benda jahanam itu. Bekas katana itu dulu ternyata menembus tulang belakang Naruto dan mengenai tepat pada titik vital sumsum tulang belakang Naruto. Memang Naruto saat itu sempat siuman dari komanya, namun ternyata itu tidak berlangsung lama---hanya lima jam--- sebelum kerusakan itu merengut nyawa Naruto tepat di saat Shikamaru berada dalam puncak kebahagiannya.
"Shion tolong siapkan mobilku!" Perintahnya kepada salah seorang teman wanitanya.
"Mau kemana kau?"Shion mendelik tak suka dengan kalimat yang di lontarkan Shikamaru padanya. Shion memang bekerja dengan Shikamaru hampir empat tahun terakhir ini. Shion juga bahkan tak segan-segan menunjukkan rasa ketertarikannya pada Shikamaru, tapi sayang, Shion tidak menemukan celah untuk masuk lebih jauh ke dalam hati seorang Shikamaru.
"Jangan banyak tanya, siapkan saja!" Shikamaru mengeluarkan suara datar dan dinginnya, pertanda dia tak suka dengan kaliamat yang di keluarkan Shion. Andai saja Shion bukan orang yang yang selalu ada untuknya mungkin Shikamaru tidak akan mau melihat Shion berada di dekatnya.
Shion, yang sudah tahu ada emosi tertahan pada kalimat Shikamaru, dia segera melangkahkan kakinya menuju bagasi khusus mobil Shikamaru yang ada di sorum mobil itu
Kini, mobil Ferrari berwarnah silver itu siap menjelajah jalanan ibu kota Jepang yang terhitung padat saat siang hari. Cuma satu yang ingin dia kunjungi saat ini, yah hanya satu! Tempatnya melepas semua keluh kesah, tempatnya melepas semua amarah, dan kesedihan, bahkan air mata yang akan siap meluncur bebas.
Setelah beberapa menit menempuh perjalan, ahkirnya Shikamaru sampai ketempat tujuan yang selalu dia kunjungi setiap harinya. Shikamaru berjalan santai melewati beberapa gundukkan tanah kering yang masing-masing di tandai dengan batu berukiran nama setiap penghuni yang ada di dalamnya. Setelah sampai pada tujuannya, Shikamaru berjongkok di sebuah pusara yang tertulis nama seorang gadis yang teramat Shikamaru cintai. Sekian lama pristiwa itu terjadi namun sayatannya masi terasa begitu perih mengoyak hatinya. Tanpa terasa, satu tetes, dua tetes, air matanya mulai meluruh di pelupuk mata kuaci hitam itu. Tangannya terulur mengelus batu nisan yang bertahtakan nama seseorang yang membuat jiwanya mati rasa.
