2

3.4K 261 5
                                    

Pagi yang indah menyinari seluruh kota suara derap langkah kaki sepatu rumah sakit, pagi yang belum mendapatkan sinar matahari membuat rumah sakit yang berisikan wali pasien yang menginap berlalu lalang entah apa.

Langkah jihoon berjalan dengan santai menyusuri lorong rumah sakit dengan senyuman yang merekah oleh sapaan yang di berikan beberapa wali pasien dan perawat yang menyapanya di setiap langkahnya.

Pintu utama rumah sakit menjadi tempat dimana jihoon keluar dengan netra yang menatap sekumpulan orang berbadan besar dengan pakaian serba hitam seingat jihoon semalam ia tak menangani pejabat negara atau orang penting kenapa banyak sekali orang berpakaian seperti itu.

Langkah jihoon kembali berjalan setelah beberapa saat terhenti sampai suara asing membuatnya terhenti kembali.

"Lee jihoon-ssi"

Mendengar namanya di sebut jihoon langsung membalikan badannya dan mendapati seseorang dengan mata minimalis namun tajam, berwajah datar dan dingin namun membuatnya  tampan dan tatanan rambut yang sedemikian rupa membuatnya terlihat semakin berkarisma namun juga menakutkan secara bersamaan.

Siapa lagi kalau bukan Kwon soonyoung yang memang terkenal dengan ketampanannya yang paripurna itu.

"Iya...anda siap?" Tanya jihoon langsung pada intinya karena ia sungguh ingin pulang dan istirahat
"Aku? Aku calon suamimu" singkat soonyoung

Bleng itu yang terjadi pada otak jihoon pikirannya tentang pulang istirahat, makan dan berbaring diatas kasur lembutnya hilang sudah setelah mendengar apa yang dikatakan soonyoung.

Jihoon tahu dia tak pernah pacaran atau terlihat punya kekasih namun memberi candaan seperti ini sungguh keterlaluan lagi pula siapa dia? Kenal saja tidak? Kenapa langsung bilang calon suami yang benar saja.

"Mungkin anda salah orang tuan...saya permisi tuan" ujar jihoon masih bersikap sopan dan kembali berjalan
"Aku tak mungkin salah orang saat memanggil seseorang nona" ujar soonyoung membuat jihoon diam seketika
"..."
"Ku beri pilihan pertama menurut dan ikut dengan ku duduk di sampingku dengan bangku mobilku yang nyaman atau dengan paksaan dan ku masukan kedalam bagasi"

Perkataan soonyoung membuat jihoon bergidik ngeri namunia tak mau memilih salah satu dari pilihan itu.

"Aku tak kenal dengan kalian...aku permisi" singkat jihoon beranjak pergi
"Kalian tangkap dia dan masukan kedalam bagasi" perintah soonyoung

Dua pria berbadan besar itu langsung menarik tubuh jihoon yang mungil dan memasukannya kedalam bagasi walaupun jihoon memerontak sekalipun karena soonyoung tak ingin merepotkan diri sendiri dengan melemparkan sejuta rayuan agar targetnya luluh padanya.

Di dalam bagasi mobil jihoon terus mencari cara agar bagasi mobil dapat dibuka dan ia bisa lari namun karena pasokan oksigen yang semakin menipis membuat tubuh jihoon menjadi lemas dan jihoon tak tahu kapan mobil yang membawanya berhenti, lain kali lebiha baik jihoon berbifikir sebelum medapat kejadian yang seperti ini dan berakhir dengan pandangannya yang menghitam.
.
.
.
Cahaya silau lampu yang terang membuaka kedua netra jihoon mendapati ruangan yang biasa di sebut kamar tidur, kamar dengan nuansa putih serta luas membuat netra jihoon semakin bingung namun ia tahu ini bukan kamarnya ini bukan rumahnya.

"Kau sudah bangun" celetuk seseorang yang membuat jihoon harus berada di rumah ini, ya soonyoung yang duduk dengan koran di tangannya serta kopi di hadapannya.
"Ini dimana? Kenapa aku disini? Kau siapa?" Tanya jihoon bingung
"Kau itu dokter tapi pertanyaanmu terbalik-balik...akan ku benarkan pertanyaanmu sekalian ku jawab...kau siapa? Aku Kwon soonyoung...ini dimana? Kediama keluargaku...kenapa aku disini? Karena kau adalah calon istriku makanya kau disini"
"A-aku ingin p-pulang hiks...hiks"
"Itu tidak akan mungkin"

Soonyoung keluar dari kamar yang dihuni jihoon dan membiarkan jihoon menangis sendirian.

"A-aku ingin pulang hiks...hiks..."

Soonyoung mengunci kamar jihoon agar perempuan mungil itu tidak bisa kabur dan kembali berkumpul dengan saudaranya yang lainnya.

Ruang tengah menjadi tempat mereka semua berkumpul untuk membahas pernikahan soonyoung padahal soonyoung sangat malas membahas itu sekarang dan memilih mengikuti apa yang dipilihkan Hyung, Noona dan adik-adiknya.

"Soonyoung-ie kenapa kau membawa pulang calon mu dalam keadaan pingsan, kau apakan dia?" Tanya jeonghan lembut
"Aku masukan dia kedalam bagasi" sahut soonyoung
"Astaga anak ini" tutur Jun
"Lalu aku harus bagaimana membawanya kemari? Kalian kan tahu aku tak bisa berkata manis atau merayu...masih untung tidak ku ancam dengan menembak kepalanya" sahut soonyoung santai
"Ini konsep pernikahan mu kita buat sederhana saja tak perlu terlalu mewah sesuai dengan keinginanmu" ujar Hao istri Jun
"Untuk baju sudah Noona buatkan kalian tinggal pakai saja" sahut jeonghan
"Untuk hidangan sudah aku pesankan oppa" ujar seungkwan istri hanso
"Undangan sudah aku dan jisoo eonni siapkan oppa" ujar xiyeon istri chan
"Jadi tugas mu hanya mengurus soal cincin pernikahan saja" ujar wonwoo istri mingyu
"Kalian siapkan saja semuanya aku tinggal pakai dan melaksanakan saja aku ingin mandi" ujar soonyoung berdiri dari tempat duduknya
"Kau belum mandi Hyung?" Ujar Chan
"Tentu saja sudah tadi pagi tapi badan ku sudah lengket semua" sahut soonyoung sebari berjalan menuju kamarnya.

Jika sudah begini urusan cincin pernikahan pun akan diurus oleh saudaranya. Seungcheol dan yang lain pun hanya bisa pasrah karena selera soonyoung kadang terkesan aneh atau lucu untuk dipasangkan di tubuh maka dari itu mereka semua yang menyiapkan.
.
.
.
.

Tbc

My Husband MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang