Pagi yang cerah seperti biasa rutinitas sarapan keluarga mafia ini berjalan dengan lancar hari ini sesuai perkataannya kepada soonyoung dua hari yang lalu jihoon ingin mengunjungi kakek yang menolongnya dan lagi hari ini soonyoung ada kegiatan dengan para saudaranya jadi soonyoung tak ingin jihoon ada dirumah dulu.
Jihoon melangkahkan kakinya mengantar soonyoung pergi menuju mobil yang akan membawa soonyoung ketempat dimana soonyoung akan sibuk dengan berbagai macam berkas.
"Aku mencintai mu soonyoung" ujar jihoon mengecup bibir soonyoung
"Aku juga mencintaimu...aku berangkat" ujar soonyoung masuk kedalam mobilSoonyoung berangkat dengan senyuman mengembang di bibirnya ia senang jihoon selalu mengantar ya sampai mobil sebelum melaju menuju kantor.
Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh jihoon bersiap-siap untuk pergi, kali ini tidak dengan sopir melainkan dengan taxi yang sudah ia pesan.
Perjalanan menuju pemakaman membuat jihoon harus berhenti di depan toko bunga untuk membeli bunga untuk kakek.
Pemakaman menjadi tempat dimana jihoon berdiri di depan pusara seseorang yang sangat berjasa dalam hidupnya, batu nisa bertuliskan Ryu shihoon menjadi tempat dimana jihoon meletakan satu ikat bunga mawar putih.
Sudah lama rasanya jihoon tak berkunjung terakhir ia berkunjung adalah tahun lalu.
"Kakek...jihoon datang, maaf baru bisa datang sekarang jihoon terlalu sibuk menyelamatkan orang tapi itu dulu...kakek, samchoon dan imo menjualku pada seseorang yang sekarang menjadi suami ku walaupun dulu hubunganku dengannya harus ada sedikit drama namun sekarang aku beruntung bisa memilikinya...setidaknya aku tidak sendiri setelah kakek pergi, aku sangat mencintainya kakek tolong kau jaga dia dari atas sana ya...jihoon harus pulang kakek...jihoon sayang kakek"
Jihoon bergegas pergi meninggalkan pemakaman namun belum sempat jihoon meninggalkan gerbang pemakaman beberapa pria bertubuh besar serta berbadan besar menghampiri jihoon dan membuat jihoon tak sadarkan diri.
Ruang sempit dengan cahaya remang menjadi tempat dimana soonyoung dan seua saudaranya duduk di hadapan seseorang yang tengah terikat dengan wajah penuh dengan luka memar dan darah mengalir dari pelipisnya
Cho seungmin supir pribadi xiyeon pria yang tengah terikat itu adalah kaki tangan dari mafia Lee yang melakukan penyerangan beberapa waktu lalu dan pelaku penabrakan jihoon di depan kantor soonyoung.
Pria itu masih diam ketika soonyoung dan yang lain masih menunggu jawaban dari pertanya yang yang di ajukan hansol.
"Kau dari mafia Lee mana?" Tanya hansol lagi
"Sampai mati pun aku tak akan mengatakannya" sahutnya
"Busan...benar bukan kata ku, kau dari mafia Lee Busan" celetuk seokmin
"Kau..."lirihnya
"Kau tahu seokmin-na?" Ujar soonyoung
"Mian hyung baru mengatakan sekarang, sejak kejadian jihoon Noona tertabrak istri ku memberi tahu lambang itu secara detail dan istri ku bilang ada lambang ombak dalam logo itu dan kemungkinan besar ada hubungannya denga jihoon Noona" jelas seokmin
"Kalau begitu kita harus melindunginya" celetuk mingyu
"Hahahaha kalian terlambat...mungkin saat ini nyonya kwon sudah tak ada harapan lagi, orang-orang suruhan bos Lee sudah menghabisi nyonya kwon"
"Cho seungmin...beri tahu kami dimana istriku sekarang berada atau akan ku antarkau pada teman-teman mu yang lain" ancam soonyoung
"Cari saja sendiri"Dor...
.
.
.Cahaya remang dengan tangan dan kaki terikat serta wajah penuh luka dan lebam menjadi penghias wajah putih mulus jihoon ia sudah tak ada tenaga lagi untuk melawan, pandangannya tertuju pada sosok pria paruh baya berbadan tegap yang tengah berdiri di hadapannya.
Tuan Lee tengah menatap jihoon dengan tatapan tajam ia tak ingin jihoon mati tanpa adanya penyiksaan lebih dulu bahkan ia menyeringai senang melihat keadaan jihoon sekarang.
"Appa..." Lirih jihoon
"Jangan panggil aku dengan sebutan konyol itu perempuan kotor" sahutnya
"Kenapa kau lakukan ini pada ku dan eomma"
"Karena kau dan dia sama, kalian sama-sama tahu rahasia terbesarku jadi kalian harus ku habisi, Perdagangan manusia, penjualan organ dalam ilegal dan narkotika kau dan wanita itu tahu soal itu, aku tak ingin jatuh miskin dan menjadi tahanan karena semua itu terbongkar"
"Kenapa kau tak langsung membunuh ku saja"
"Itu kurang asik sayang melihat mu tersiksa seperti ini itu membuat ku senang, cambuk dia lagi"Bagi kehidupan para mafia kegiatan yang disebutkan tuan Lee Napak sudah terbiasa namun tidak untuk para mafia batu yang lebih senang berkerja sama dengan para polisi walau pun secara diam-diam untuk membuat kegiatan itu tak terjadi.
Suara cambuk itu semakin menggema di iringi dengan suara teriakan jihoon yang memilukan bahkan orang yang masih memiliki hati saja memilih untuk pergi agar tak mendengar suara memilukan itu.
BRAKK
Suara pintu di buka paksa terdengar dan tuan Lee mendapati soonyoung sebagai pelakunya mata soonyoung tertuju pada jihoon yang sudah tak berdaya bahkan kesadarannya mencapai setengah pun tak ada, marah dan ingin membunuh menjadi hasrat yang ingin soonyoung laksanakan.
"Wah...sepertinya ada pahlawan kesorean disini?" Ujar remah tuan Lee
"Lepaskan dia" ujar soonyoung
"Akan ku lepaskan setelah kau mati" ujar tuan Lee lagi
"Jangan sakiti suamiku appa...jangan appa" lirih jihoon
"Appa?" Bingung soonyoung
"Ahhh...pasti perempuan tak tahu diri ini belum memberi tahu mu jika aku adalah ayahnya" ujar tuan Lee
"Ayah macam apa yang menyiksa putrinya sendiri"
"Banyak bicara kau keparat, habisi dia"Orang-orang tuan Lee menyerang soonyoung secara bertubi-tubi bahkan jihoon dapat melihat soonyoung mendapat beberapa pukulan diwajah tampannya.
Seungcheol dan yang lain tengah menghadapi para anak buah tuan Lee di bawah dan luar gedung sedangkan chan sudah bersiap di atas gedung yang terletak tak jauh dari bangunan dimana jihoon disekap dengan senapannya.
"Appa hentika...APPA BERHENTI!"
Langkah tuan Lee berjalan mendekati jihoon dan menapar pipi penuh luka dan lebam milik jihoon dengan keras bahkan dapat dilihat ujung bibir jihoon robek.
Tuan Lee melepaskan ikatan jihoon dan membiarkannya jihoon terkulai lemas di atas dinginnya lantai.
Jihoon terus melihat bagaimana suaminya terkena pukulan bahkan soonyoung kini sudah terduduk dengan wajah yang babak belur, langkah tuan Lee berjalan mendekati soonyoung.
"Kau boleh membunuhku asal lepaskan istriku" ujar soonyoung
"Wah...penawaran yang menggiurkan...bagaimana putri ku" ujar tuan Lee menatap jihoon
"Jangan...jangan sakiti suamiku" racau jihoon
"Bagaimana kalau begini saja kuhabisi dulu nyawa suami tercinta mu baru kuhabisi nyawa mu jihoon" ujar tuan Lee
"Jangan bunuh istriku...habisi saja aku, bukankah kau dendam pada ku karena menghabisi para anak buah mu" profokator soonyoung
"Benar...ku bunuh saja kau dulu...putri ku lihatlah bagaimana suami mu akan mati" semirik tuan LeeTuan Lee mengambil beberapa langkah mundur dan bersiap menari pelatuk pada senjata yang ia bawa.
"SOONYOUNG!!"
DOR...
DOR...
DOR...
.
.
.
.
.