15

2.6K 182 3
                                    

"aku berharap aku bisa mengulang waktu dimana aku dapat memperbaiki awal pertemuan kami"


Dor...

Dor...

Dor..

Suara lesatan peluru itu menggema di ruangan itu tubuh soonyoung menegang melihat seseorang yang sangat ia cintai berdiri dihadapannya, jihoon memasang badan untuk menahan peluru itu agar tak mengenai soonyoung.

Tubuh tuan Lee tumbang setelah melesatkan peluru itu akibat peluru yang di Lesatkan Chan mengenai tepat jantung tuan Lee.

Tubuh jihoon jatuh di hadapan soonyoung dengan cepat soonyoung menahan tubuh jihoon agar tak menyentuh dingin nya lantai, air mata soonyoung mengalir dengan sendirinya dari mata indah menurut jihoon.

"Ku mohon bertahanlah...ambulance datang sebentar lagi" panik soonyoung
"Ini sa-sakit sekali s-soon" lirih jihoon
"Mana yang sakit katakan pada ku"
"Jangan menangis...k-kau jelek b-bodoh"
"..."
"S-soon terima kasih sudah mau menjadi suami terbaik untuk ku...sering-seringlah tersenyum...kau tampan jika tersenyum aku suka...soon ini sakit soon"
"Jihoon-ie bertahanlah ku mohon...KWON JIHOON!"

Mata jihoon terpejam seungcheol dan yang lain menghampiri soonyoung dan bergegas membawa jihoon kerumah sakit untuk segera di tangani.

Seungcheol tak bisa melihat soonyoung dalam keadaan seperti ini cukup saat ia menemukan soonyoung dulu dalam keadaan seperti ini jangan lagi.

Di rumah sakit soonyoung dan semua saudaranya menunggu di luar ruang oprasi bahkan soonyoung melupakan dirinya yang saat ini juga butuh pengobatan.

Xiyeon mendekati soonyoung karena jika wonwoo atau seungkwan yang mendekati soonyoung akan berakhir dengan pertengkaran wonwoo dan soonyoung terlebih lagi xiyeon merupakan bungsu dalam keluarga.

"Oppa ayo obati luka oppa dulu" ujar lembut xiyeon
"Tidak...aku ingin disini sampai aku tahu kondisi jihoon" sahut soonyoung dengan pandangan kosong
"Oppa...jihoon eonni pasti akan baik-baik saja dia kuat oppa tapi ia bisa saja hancur saat melihat keadaanmu yang seperti ini...jihoon eonni bisa menangis jika melihatmu penuh luka dan lebam seperti ini"
"Dia akan baik-baik saja kan?...dia akan bangun lagi kan?...jihoon ku akan baik-baik saja kan?"

Tangis soonyoung pecah ketika seungcheol tiba-tiba sana memeluknya, seungcheol tak ingin melihat adiknya dalam keadaan seperti ini ia tak bisa melihat soonyoung seperti ini.

"Jihoon mu pasti baik-baik saja...sekarang obati luka-luka mu dulu biar jeonghan yang mengantar...kami akan menunggu disini untuk mengetahui kondisi jihoon nanti" ujar seungcheol
"Baik Hyung" sahut soonyoung masih dengan tangisannya

Jeonghan beranjak dari tempat dimana ia duduk dan mengantar soonyoung untuk menemui dokter mengobati semua luka-lukanya.

Selama di obati soonyoung hanya diam bahkan saat alkohol menyentuh permukaan lukanya ia tak bergeming sama sekali yang ada dalam kepalanya hanya jihoon, jihoon dan jihoon saja.

"Soonyoung-ah ini Noona bawakan baju untuk kau berganti pakaian, jangan pakai yang ini" seru jeonghan lembut.

Baju hitam berlengan panjang membuat soonyoung kembali mengingat saat jihoon selalu pusing untuk mencarikan baju berwarna untuknya saat ingin pergi jalan-jalan atau sekedar piknik biasa.

"Noona...apa oprasi jihoon sudah selesai?" Tanya soonyoung sebari menatap pakaian yang diberikan jeonghan
"Bagaimana kalau kau ganti dulu pakaianmu lalu kita pergi untuk menemui yang lain" sahut jeonghan mengusap Surai hitam soonyoung.

Soonyoung menuruti apa kata jeonghan untuk segera mengganti pakaiannya dan bergegas menghampiri yang lain.

Oprasi sudah selesai setengah jam yang lalu lebih tepatnya saat soonyoung diobati tadi, langkah kaki soonyoung menuju tempat dimana semua saudaranya tengah berdiri langkah kaki soonyoung langsung menghampiri seungcheol.

"Hyung keadaan jihoon bagaimana?" Tanya soonyoung
"Jihoon...soonyoung-ah" lirih seungcheol
"

HYUNG KATAKAN BAGAIMANA KEADAAN JIHOON!"

"SOONYOUNG!"

Tubuh soonyoung tumbang dengan sekatika membuat seungcheol dan yang lainnya panik pasalnya soonyoung tak pernah sakit sekalinya sakit atau pingsan pasti akan lama bangunnya.
.
.
.
Padang rumput hijau nan luas dengan sumilir angin yang sejuk di tambah dengan cerahnya langit membuat soonyoung merasa nyaman, mata minimalis itu terbuka dan beranjak dari tempatnya.

Langkah kaki itu menyusuri luasnya Padang rumput hijau itu dengan nyaman sudah lama ia tak merasakan nyamannya dan tenang seperti tempat ini suasana yang sangat rindukan.

Langkah soonyoung terhenti ketika kedua netranya menangkap pemandangan yang sangat ia cintai pemandangan seorang wanita cantik dengan gaun putihnya dan rambut hitam tergerai indan membuat wajah mungilnya begitu mempesona terlebih lagi saat ini wanita itu tengah bermain dengan seekor anjing yang ramah kelihatannya.

"Jihoon-ie" panggil soonyoung membuat wanita itu berhenti bermain dan menatap soonyoung dengan senyuman.

Langkah soonyoung berjalan perlahan  berubah menjadi cepat dan semakin cepat berubah menjadi berlari dan langsung merengkuh tubuh mungil itu dengan sangat erat sekaan sosok itu akan pergi sekarang juga juga ia melepasnya.

"Jihoon-ie" lirih soonyoung
"Wae? Kau merindukanku?" Tanyanya
"Tentu saja aku merindukan istriku tercinta ini"
"Benarkah kau mencintai ku?"
"Tentu saja...aku mencintaimu"
"Aku juga mencintaimu kau tenang saja"
"Jihoon-ie...kenapa kau lakukan itu?...kenapa kau menyelamatkanku?"
"Karena aku mencintaimu...karena aku mencintaimu, kau pernah berjanji padaku bukan jika kau harus hidup lebih lama dari pada aku jadi hiduplah lebih lama demi aku"
"Tapi aku kehilanganmu?"
"Aku tak hilang sayang...aku ada disini...di hatimu...aku tak akan kemana-mana"
"Kau tak disampingku ji..."
"Memangnya kenapa kalau aku tak disamping mu kau akan mati begitu?...jangan bodoh hidupmu itu berharga sayang"
"Kau juga berharga untuk ku...ji aku berharap aku bisa mengulang waktu dimana aku dapat mengulang waktu pertemuan kita"
"Kenapa begitu? Padahal aku suka drama percintaan kita"
"Awal yang baik akan berakhir baik sayang"
"Tidak semua...contohnya aku...aku lahir dengan awal yang baik karena orang tuaku saling mencintai namun berakhir dengan aku yang di buang sayang, jadi cerita kita itu sudah bagus"
"Jangan tinggalkan aku...kumohon"
"Dasar hamster satu ini...soon-ie dengarkan aku...aku tak akan pergi kemana pun aku di hati mu sayang"
"Jihoon-ie..."
"Soon-ie kau harus makan yang banyak, istirahat yang cukup, jangan terlalu lelah bekerja, jika pekerjaan utamamu memberi luka jangan sampai terluka, kau harus bahagia jangan bersedih terus kau jelek, jangan pasang wajah menyeramkan mu lagi pasang wajah bahagia kau semakin tampan jika tersenyum...suami ku ini sungguh tampan aku jadi makin cinta...kenakan baju hangat saat musim dengin dan jaga serta rawat kebun bunga ku jangan sampai layu bahkan mati...Kwon soonyoung suami Kwon jihoon yang mungil ini...Kwon jihoon hanya ingin bilang jika Kwon jihoon sangat mencintai Kwon soonyoung"

Tubuh jihoon perlahan memudar bahkan soonyoung dapat melihat senyuman cinta dari jihoon dan semakin hilang.

"Kwon soonyoung juga mencintai mu Kwon jihoon"

Hilang sudah tubuh jihoon di iringi dengan teriakan soonyoung dan tangis soonyoung mengharap jika jihoonnya kembali menampakan diri.
.
.
.
.
.
.

My Husband MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang