5

2.9K 195 2
                                    

Jihoon sudah sembuh dari sakitnya sekarang ia sedang ikut dengan para istri untuk melihat gaun pernikahannya dengan soonyoung yang bisa dikatakan beberapa hari lagi namun jihoon juga tak melihat soonyoung di rumah beberapa hari ini bukan karena apa namun hanya soonyoung yang jihoon tahu.

CYH butik menjadi tempat dimana mobil yang membawa jihoon dan enam wanita cantik lainnya berhenti langkah jihoon berjalan mengikuti wonwoo yang berada di sampingnya dari semua para istri jihoon hanya pernah bicara dengan wonwoo itu pun saat menolong soonyoung.

"Tak apa jangan takut eonni, kami tak akan memakan mu" ujar seungkwan
"Baiklah" ujar jihoon pelan
"Kita belum berkenalan bukan? Nama ku Choi jeonghan aku istri dari choi seungcheol pria bermata unta itu" ujar jeonghan dengan senyuman
"Aku Lee Jisoo istri dari Lee seokmin aku seusia dengan jeonghan kau bisa memanggilku eonni jika mau tapi jangan panggil suami dengan oppa karena dia lebih muda dari mu" ujar Jisoo
"Aku Kim wonwoo istri dari Kim mingyu pria yang kemarin menembak paha mu itu, aku seusia dengan mu dan suamiku seusia dengan suami Jisoo eonni, jika kau dokter bedah aku dokter kandungan" ujar wonwoo
"Aku Wen minghao aku istri dari Wen junhui aku lebih muda darimu panggil saja Hao biar tidak kepanjangan" ujar Hao
"Aku chwe seungkwan aku istri dari hansol Vernon chwe pria bule itu semoga kita bisa bersahabat eonni" ujar seungkwan
"Namaku Lee xiyeon aku istri dari si bungsu Lee Chan salam kenal eonni" ujar xiyeon
"Namaku Lee jihoon panggil saja jihoon"ujar jihoon
"Sekarang kamu ingin mengambil baju pernikahan mu, aku tak tahu apa yang kau suka untuk gaun pernikahan jadi ku buat sederhana seperti ini" ujar jeonghan lembut
"Ini mewah eonni bukan sederhana" ujar jihoon
"Kau suka" tanya Jisoo
"Aku suka jangan buat yang lebih lagi ini terlalu mewah untu ku" ujar jihoon
"Baiklah jadi bajunya sudah cocok karena semuanya sudah siap jadi ayo kita berbelanja makanan saja" ujar seungkwan senang
"Sekalian beli baju untuk eonni" ujar xiyeon senang

Jihoon sebetulnya ingin menolak permintaan xiyeon namun melihat wajah xiyeon yang sangat senang jihoon jadi tak tega menolaknya pasalnya baju yang dikirimkan oleh soonyoung kata pelayan pengantar pakaian  masih banyak dan belum ia pakai masa iya ingin beli baju lagi untung saja jihoon membawa kartu hitamnya hasil dari jual lagi semasa sekolah dan gaji dokter.

Toko swalayan pusat kota menjadi tempat dimana mereka tengah mengunjungi salah satu toko pakaian ternama jihoon hanya berkeliling melihat pakaian yang tertata rapi di sana harga pakaian di toko ini membuat jihoon pening bukan karena apa jihoon biasanya memilih untuk menjahit pakaian sendiri dari pada harus beli tentu saja dengan desain yang ia buat.

"Kau sudah memilih eonni?" Tanya xiyeon
"Belum aku bingung" sahut xiyeon
"Kau pasti pening karena harga pakaian yang ada di sini bukan?"
"Kau tahu?"
"Aku dulu juga seperti itu kenapa tak kau pilihkan saja untuk soonyoung oppa"
"Aku tak tahu ukurannya dan juga seleranya seperti apa"
"Pilihkan saja yang menurut eonni cocok dengan nya"

Sebetulnya jihoon bingung jika harus dihadapkan dengan pilihan seperti memilih pakaian untuk pria dan lagi ia dan soonyoung saja belum menikah masa iya ia harus membelikan baju untuk soonyoung.

Pandangan jihoon tertuju pada toko jam tangan yang letaknya bersebelahan dengan toko pakaian itu jihoon melihat-lihat jam tangan yang ada di dalam etalase kaca dengan seksama sampai ia tertuju pada salah satu jam tangan yang sederhana namun terkesan mewah jika di pandang dari pada membelikan soonyoung pakaian yang tak tahu ukurannya lebih baik jihoon membelikan ini untuk Hadian pernikahan saja.

Mereka kembali pulang kerumah setelah asik berbelanja kesana kemari mencari apa yang mereka seku sebetulnya hanya jeonghan, Jisoo, Hao, seungkwan dan xiyeon saja jihoon lebih memilih bersama wonwoo terdampar di toko buku.

Kamar jihoon menjadi tempat dimana jihoon hanya duduk dengan memandang luar jendela kamarnya yang sangat luas dari kamar jihoon dapat melihat perkarangan yang tak terpakai karena sangat kotor dengan daun kering.

"Apa yang kau lihat?" Ujar seseorang tiba-tiba
"Tuan..."ujar jihoon
"Sudah ku bilang jangan panggil aku tuan namaku soonyoung panggil aku soonyoung...apa yang kau lihat?"
"Hanya perkarangan luas yang kotor"
"Oh itu tak pernah ada yang kesana karena letaknya sangat jauh dari taman belakan rumah"
"Tapi dekat dengan kamar ku"
"Kau tadi sudah melihat pakaiannya"
"Sudah...tuan ah bukan soonyoung-ssi bukan kita menikah tanpa cinta"
"Memangnya kenapa?"
"Menikah itu hubungan yang sangat sakral aku memiliki prinsip Jika menikah itu satu kali untuk selamanya"
"Cinta itu akan datang dengan sendirinya karena terbiasa...jalani saja dulu gitu aja kok repot"
"Soonyoung-ssi kenapa kau selalu bicara pada intinya tanpa ada basa-basi dulu"
"Malas saja...aku keluar sepertinya kau baik-baik saja ku tinggal"

Soonyoung langsung keluar dari kamar jihoon sedangkan jihoon hanya menatap punggung soonyoung dengan kesal pasalnya berbicara dengan soonyoung pasti akan berakhir menyebalkan bagi jihoon.

"Memangnya aku anak kecil apa" gerutu jihoon.

Bagi jihoon pernikahan itu sangat sakral karena prinsip lengkap jihoon adalah hidup sekali, mati sekali maka menikah dan jatuh cinta itu sekali namun jika hampir mati boleh berkali-kali.
.
.
H-1 sebelum pernikahan jihoon kini sedang melamun di taman belakang rumah yang katanya dekat dari ruang keluarga namun sangat jauh dari kamar jihoon pandangan jihoon hanya menatap bunga sepatu yang ada disana jihoon baru tahu jika ada bunga kesukaannya di sana.

Langkah kaki jeonghan dan seungcheol mendekati jihoon yang sedang asik melamun sebetulnya hanya jeonghan saja namun karena penasaran dengan jihoon akhirnya seungcheol ikut.

"Kau kenapa Hem?" Tanya jeonghan lembut
"Eoh? Eonni dan aku harus memanggil suami mu apa eonni?" Tanya jihoon
"Panggil saja oppa dia juga akan jadi oppa mu besok" sahut jeonghan
"Seungcheol oppa" sapa jihoon
"Kau kenapa melamun sendirian disini?" Tanya jeonghan lagi
"Aku hanya memikirkan tentang besok saja" ujar jihoon
"Besok? Memangnya ada yang tak kau suka?" Tanya seungcheol
"Bukan begitu...hanya saja ada yang kurang" ujar jihoon
"Apa katakan" ujar jeonghan
"Wali pernikahan ku...dari dulu aku ingin saat aku menikah waliku mengantarku untuk diserahkan pada calon suamiku"
"Aku yang akan mengantarmu dan menyerahkanmu pada soonyoung nanti" ujar seungcheol
"Benarkah" pekik jihoon
"Tentu saja" ujar jeonghan

Hari pernikahan soonyoung dan jihoon tiba konsep sederhana yang di tampilkan sangat jihoon sukai tak banyak tamu undangan hanya orang-orang terdekat saja dan jihoon tak kenal mereka semua.

Jihoon didampingi oleh seungcheol berjalan menghampiri soonyoung yang sudah berdiri menunggu di depan pendeta setelah menyerahkan jihoon pada soonyoung lalu duduk menghampiri jeonghan yang sudah duduk manis.

Upacara pengucapan janji dimuali semua orang diam mendengarkan apa yang pendeta katakan.

"Saudara Kwon soonyoung apakah kau bersedia menerima Lee jihoon sebagai istri  anda dalam suka dan duka, senang dan susah, sehat ataupun sakit, kaya atau pun miskin dan menjadikannya sebagai wanita satu-satunya dalam hidupmu" ujar pendeta
"Aku bersedia" ujar soonyoung
"Saudari Lee jihoon apakah kau bersedia menerima Kwon soonyoung sebagai suamimu dalam suka dan duka, senang dan susah, sehat ataupun sakit, kaya ataupun miskin dan menjadikannya sebagai satu-satunya pria dalam hidupmu"
"Aku bersedia" sahut jihoon
"Pempelai pria bisa mencium pempelai wanita"

Soonyoung membuaka penutup wajah jihoon dan memperhatikan wajah jihoon dan satu kecupan lembut mendarat pada kening jihoon dan di ikuti dengan suara tepuk tangan dan acara berlangsung dengan  santai.
.
.
.
.
.

My Husband MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang