7

2.8K 199 7
                                    

"keluarga kita keluarga mafia terbesar di kota ini dan negara ini" jelas jeonghan

"Mafia?" Bingung jihoon
"Aku akan ceritakan jadi Sengara baik-baik dulu ayahku menjualku kepada seungcheol karena usaha yang ia miliki bangkrut ayahku tak ingin aku hidup kelaparan jadi ayahku menjualku saat itu yang kupikirkan hanya aku harus bertahan demi ayah ku dengan berkerja dengan seungcheol namun ayah ku memilih jalannya sendiri ia memilih untuk mengakhiri hidupnya disaat aku harus menikah dengan seungcheol mereka semua juga sama dengan ku hanya saja xiyeon berbeda" jelas jeonghan
"Aku di temukan oleh Chan dalam keadaan tak sadarkan diri di belakang bar dan Chan membawaku kerumah ini jeonghan eonni dan yang lain merawatku seperti adiknya sendiri sampai aku di hadapkan dengan pilihan yang Chan berikan menikah dengannya atau mati di tangannya" jelas xiyeon
"Kau juga sama tapi dengan kasus berbeda saat seungcheol oppa menyodorkan berkas milik mu soonyoung juga dapat pilihan yang sama menikahi mu atau mingyu akan  diperintah membunuhmu namun soonyoung memilih untuk menikahi mu walau kisah kalian sebelum menikah sangat menarik untuk diceritakan ulang" ujar wonwoo
"Kwon soonyoung itu memiliki sedikit keistimewaan ia bisa tahu alasan sebenarnya kenapa orang tua kami menjual kami hanya dengan melihat berkas kami dan soonyoung melihat murni kebencian saat membaca berkasmu" ujar Jisoo
"Jadi mulai sekarang kau harus menjaga rahasia ini eonni kalau nayamu tidak ingin hilang ditangan orang lain" ujar Hao

Jihoon hanya terdiam mendengar apa yang jeonghan dan yang lain katakan kepalanya tiba-tiba pusing jika memikirkan apa yang barusan ia dengar belum genap satu hari jihoon jadi suami soonyoung dan sekarang jihoon harus menghadapi kenyataan jika ia telah terikat dengan keluarga mafia.

Kamar soonyoung menjadi jihoon kembali dan jihoon mendapati soonyoung tengah duduk santai diatas tempat tidur sebari membaca buku soonyoung tahu jika hari ini jihoon akan diberitahu mengenai keluarga ini jadi ia sedikit bingung dengan wajah jihoon yang seperti ini sama seperti ia sadar dari pingsan dalan bagasi dulu.

"Kenapa hidup ku begini sekali...apa aku tak punya hak untuk bahagia...soon-ie kenapa kau dulu tidak memberi tahu ku saat dirumah sakit dengan pilihan itu...kenapa kau tidak membunuh ku saja watu itu...hiks...kenapa?"

Tumpah sudah air mata jihoon meratapi hidupnya yang tak pernah bahagia sekali pun soonyoung yang ada di samping jihoon hanya bisa memeluk jihoon agar jihoon lebih tenang soonyoung tak pandai berkata romantis seperti mingyu dan seungcheol.

"Berhenti lah menangis...aku bingung harus berkata apa untuk membuatmu berhenti menangis" ujar soonyoung masih mengusap punggung jihoon dengan lembut
"Katakan apa saja asal itu menyenangkan untuk kudengar" sahut jihoon dengan sesegukan
"Itu malah tambah membuatku kesulitan lagi"
"Huaaaa...ya sudah diam saja"

Soonyoung berakhir dengan diam karena ia juga tak bisa membuat jihoon tenang dengan kata-kata dan berakhir tidur karena kelelahan menangis.
.
.
.
Dua hari berlalu hari ini jihoon sudah kembali seperti biasa setelah hanya diam selama sehari dikamar untuk menerima semua ini saat ini jihoon tengah menemani soonyoung menikmati sarapannya dan jihoon tengah mengeringkan rambut soonyoung.

"Kau mau pergi jalan-jalan keluar" ujar soonyoung
"Tidak" sahut jihoon lembut
"Lalu? Kau mau apa dirumah?"
"Membersihkan perkarangan luas yang kotor yang dulu ku lihat saat kamar ku tak disini"
"Suruh tukang kebun saja yang membersihkannya, memang mau kau apakan perkarangan luas itu?"
"Kubuat jadi kebun bunga lah sayang masa lahan luas tak dimanfaatkan dengan baik lagi pula disana rindang enak untuk bersantai"
"Kenapa memilih perkarangan itu?"
"Jeonghan eonni dan seungcheol oppa punya taman santai di samping kamar mereka, Jun dan Hao punya ruangan tari sendiri untuk berdua, mingyu dan wonwoo punya perpustakaan untuk mereka berdua, seokmin dan jisoo eonni punya dapur pribadi untuk mereka berdua, seungkwan dan hansol punya ruang teropong bintang jika ingin berdua lalu Chan dan xiyeon punya ruang camilan untuk berduaan jadi aku ingin punya kebun bunga mini untuk kau dan aku bersantai sebari menikmati teh"
"Biar tukang kebun yang membersihkannya kita keluar beli bunganya saja, aku tak mau membantu mu bermain dengan daun kering"
"Call habiskan sarapanku lalu kita pergi membeli bunga untuk di tanam dan juga yang lain, rambutmu juga sudah rapi"
"Aku sudah selesai dari tadi"
"Kau ganti baju mu aku mau membereskan ini dulu"

Jihoon membereskan meja dimana ia dan soonyoung sarapan tadi dan bergegas menuju dapur padahan para pelayan akan mengambilnya sendiri namun jihoon malah membawanya ke dapur.

Soonyoung sudah menunggu jihoon diruang tamu dengan pakaiannya yang membuat jihoon heran kenapa setiap hari pakai baju hitam.

Jihoon turun dengan dress selutut warna biru langit dengan tas jinjing kecil berwarna senada bagi jihoon pakaian dan yang lain dengan harga mahal bahkan butuh tiga bulan gajinya hanya untuk membeli dres yang ia pakai.

"Kau sudah selesai? Ayo berangkat" ujar soonyoung
"Ayo" sahut jihoon

Mobil mewah hitam metalik itu keluar dari perkarangan rumah dengan soonyoung dibalik kemudi mereka pergi menuju tempat dimana mereka bisa menemukan berbagai macam bunga untuk jihoon tanam.

Ksy florist menjadi tempat dimana mobil yang di kendarai soonyoung berhenti layaknya seorang lelaki sejati  soonyoung membukakan pintu untuk jihoon padahal jihoon bisa buka pintu sendiri.

Jihoon berjalan mengelilingi tempat penuh dengan bunga dan mendatangi tempat dimana ia akan mengatakan semua yang akan apa yang akan ia beli.

"Apa yang kau pilih?" Tanya soonyoung
"Mawar, Krisan, bunga sepatu dan matahari" sahut jihoon
"Hanya tiga saja untuk perkarangan yang luas?"
"Mawar merah, kuning, pink, dan putih, Krisan putih dan kuning, bunga sepatu merah, kuning dan pink, dan bunga matahari saja lainnya bisa menyusul besok jika ingin...setelah ini kau mau makan di rumah atau makan diluar?"
"Makan dirumah saja aku sedang senang makan di rumah kau yang memasak"
"Iya tuan Kwon soonyoung"
"Nanti akan ada mobil yang datang kemari untuk mengambil bunga dan yang lainnya sekarang kita pulang"

Mereka bergegas untuk pulang namun saat di tengah jalan satu peluru melesat menembus kaca depan mobil dan membuat soonyoung membanting stir dan membuat jihoon menghantam dasboard mobil hingga membuatnya kehilangan kesadaran.

Baku tembak terjadi walau hanya sesaat dan soonyoung langsung menggambil ponselnya seperti menghubungi seseorang dan bergegas menghampiri jihoon yang sudah tak sadar dengan dahi berdarah.

"Jihoon-ie bangun lah" ujar soonyoung langsung bergegas kembali kerumah.

Sesampainya di rumah soonyoung langsung memanggil wonwoo untuk mengobati jihoon yang sedang terluka dikamar sedangkan soonyoung menghampiri seungcheol yang ada di ruang tengah bersama saudaranya yang lain.

"Hyung jika jihoon bangun dan menanyakan aku dimana hilang saja aku ada urusan sebentar" ujar soonyoung mengambil semua alat eksekusinya
"Siapa?" Singkat seungcheol
"Si kang menyebalkan itu akan ku pastikan dia tak melihat dunia besok" emosi soonyoung
"Eksekusi lalu bereskan" ujar seungcheol
.
.
Jihoon sadar satu jam setelah wonwoo mengobati luka di dahinya dan tentu saja bertanya kemana soonyoung dan jawabannya adalah jawaban yang dikatakan soonyoung sebelum pergi.

Jihoon tengah duduk bersantai di perkarangan rumah yang sudah ia penuhi dengan bunga-bunga yang ia beli tadi dan lampu taman yang dipasang sebagai pencahayaan hanya saja belum ada bangku taman untuk bersantai.

Langkah kaki seseorang berjalan menghampiri jihoon dengan dua kaleng cola ditangannya siapa lagi kalau bukan soonyoung yang masih menggunakan baju hitam dan celana hitam serta sepatu hitamnya.

"Kurasa kau sudah baik-baik saja jika perkarangan ini sudah penuh dengan tanaman" ujar soonyoung duduk disamping jihoon
"Kemarikan lenganmu" pinta jihoon
"Ini? Untuk apa"
"Kau diluar habis melakukan apa? Sampai denyut nadi mu sedikit berantakan seperti ini"
"Apa kau yakin ingin mendengar jawabannya"
"Katakan saja jangan sembunyikan apapun dari ku, supaya aku bisa terbiasa dengan kehidupan dalam dunia mu dan semua saudara mu"
"Menghabisi orang yang hampir membuat kita celaka"
"Kau sudah makan?"
"Aku terlalu sibuk jadi belum makan"
"Kenapa belum makan? Kalau kau terkena magh bagaimana? Kalau kau sakit bagaimana? Katakan kau mau makan apa biar aku buatkan"
"Aku ingin ramyeon saja"
"Makan disini?"
"Dikamar saja aku juga ingin mandi"
"Baiklah, kau ingin minum apa? Kopi? Teh? Atau cola yang kau bawa?"
"Cola saja"

Jihoon dan soonyoung masuk kedalam rumah bersama dan berpisah di pertengahan jalan karena jihoon harus ke dapur dan soonyoung masuk kedalam kamar untuk mandi.
.
.
.
.
.
.

My Husband MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang