Mata jihoon perlahan terbuka ras pening di kepalanya sungguh tak mengenakan yang ia ingat ada sebuah mobil yang melaju dan menghantamnya namun ini bukan rumah sakit ini kamarnya dan soonyoung bahkan jihoon melihat infus pada punggung tangannya sendiri, hal yang pertama kali dicari jihoon adalah soonyoung kemana suaminya itu.
"Kau sudah bangun?" Tanya soonyoung dari kamar mandi
"Aku kan sudah membuka mata jadi aku sudah bangun" sahut jihoon
"Masih ada yang sakit? Katakan padaku"
"Kepala ku hanya pusing"
"Istirahatlah...nanti jeonghan Noona akan kemari membawakan mu makanan"
"Soon-ie sudah berapa lama aku tidur?"
"Empat hari...aku keluar dulu"Soonyoung keluar dari kamarnya untuk bertemu dengan para saudaranya yang lain, jihoon mengambil ponselnya yang berada di tasnya di nakas samping tempat tidur satu pesan masuk kedalam ponselnya dan tanpa menunggu jihoon membuaka pesan itu
To. Lee jihoon
Jika kau bisa membaca pesan ini itu berarti kau masih hidup
Jihoon mematikan ponselnya dan kembali terbayang kejadian empat hari lalu kenapa ayahnya tega sekali melakukan itu padanya, satu rumah belum ada yang tahu jika jihoon memiliki hubungan dengan para mafia Lee yang menyerang para saudara suaminya dan suaminya.
Ruang rapat para suami menjadi tempat dimana soonyoung dan yang lain tengah berkumpul dengan membahas kejadian yang menimpa jihoon empat hari lalu, suasana ruangan ini begitu mencekam bahkan sepertinya semut juga enggan memasuki ruangan itu.
"Apa yang kalian dapat di mobil itu?" Tanya soonyoung
"Mobil itu hangus terbakar Hyung bahkan sang pengemudi juga matang didalamnya" ujar mingyu
"Namun aku menemukan lambang ini di bagasi mobilnya" ujar Jun
"Lambang ini lagi" ujar soonyoung
"Kenapa mafia Lee itu suka sekali mencari perkara" ujar hansol
"Kau sudah berapa kali melihat lambang ini Hyung?" Tanya seokmin
"Ini ketiga kalinya, pertama saat aku dan jihoon pulang dari membeli bunga dengan penembakan yang entah datang darimana, kedua saat penyerangan dikantor waktu itu dan terakhir ini" ujar soonyoung menjelaskan
"Jika tebakanku benar mafia Lee itu mengincar jihoon Noona, jika sudah tiga kali dengan adegan berbahaya seperti ini itu bukan suatu kebetulan" ujar chan
"Dengan kata lain ada yang membocorkan identitas jihoon sebagai istrimu soonyoung-ah" timpal seungcheol
"Tapi siapa Hyung? Jika membocorkan identitas jihoon tidak mungkin orang luar kan? pasti orang dalam...tapi saat aku memperlihatkan lambang ini pada jihoon ada sedikit nada aneh dari jihoon" ujar soonyoung
"Kau memperlihatkannya Hyung?" Ujar seokmin
"Iya bahkan saat melihat lambang keluarga mu dan Chan jihoon tahu jika itu lambang dari daerah kalian tinggal" jelas soonyoung
"Hyung bukankah lambang ini sedikit unik jika diperhatikan" celetuk hansol
"Mungkin dengan memecahkan lambang ini kita bisa tahu mafia Lee mana yang menyerang kita dan juga jihoon Noona" ujar mingyu
"Sebaiknya untuk beberapa hari kedepan kau dirumah saja temani jihoon" ujar seungcheol
"Baik Hyung"Semua orang keluar dari ruang menyeramkan itu dan kembali pada istri mereka masing-masing, seokmin bergegas menghampiri Jisoo yang tengah bersantai didapur pribadi mereka biasanya jika sedang bersantai seperti ini entah itu Jisoo atau seokmin yang akan memasak namun kali ini mereka hanya menikmati sepotong kue dan sekaleng soda saja.
"Ada yang kau pikirkan sayang?" Tanya Jisoo lembut menatap seokmin
"Ya begitulah...kejadian beberapa waktu lalu membuatku sedikit pening" sahut seokmin menatap Jisoo
"Kalian sudah menemukan pelakunya?"
"Mobil itu terbakar dengan pengemudi yang matang didalamnya"
"Kau ingin dengar pendapatku?"
"Katakan"
"Mengenai lambang itu bukankah sangat unik?"
"Hansol juga berkata begitu"
"Jika kau perhatikan secara jeli dalam lambang itu ada ukiran ombak bukan jika tebakanku tak salah pasti ada hubungannya dengan jihoon karena hanya dia yang selau mengalami penyerangan itu"
"Ukiran ombak? Bukankah itu ciri khas dari Busan?"
"Mungkin saja, sebaiknya kau diam saja dulu sampai sang penyusup itu tertangkap jangan sampai saudara yang lain tahu"
"Astaga kenapa istriku ini bisa pintar sekali Hem"
"Itu karena aku terlalu lama bergaul dengan mu makannya aku jadi begini kadang pintar tapi kadang juga gila"
"Astaga gila-gila begini kau jiga jatuh cinta kan"
"Ingin ku tenggelamkan saja suamiku ini ke sungai Han"
"Nanti kalau aku kau tenggelamkan kau rindu pada ku bagaimana?"
"Astaga...kenapa orang ini kepedean sekali"