Chapter 3

7.3K 833 101
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

.

.

Suasana hening menghiasi ruang makan manshion Uchiha. Mikoto dan sang suami Uchiha Fugaku hanya saling berdiam diri sambil menikmati hidangan masing-masing.

"Sampai kapan semuanya akan berlangsung seperti ini suamiku?"

"Apa maksudmu?" tanya Fugaku bingung. Mikoto meletakkan sendoknya dan menghela napas. "Aku tahu kau selalu gelisah akhir-akhir ini. Kau mengkhawatirkan Sakura kan?" tanyanya.

"Aku masih bingung, Kenapa kau harus menikahkan mereka? Sakura mungkin akan bahagia kalau kita mengangkatnya sebagai anak, bukannya menantu" ucap Mikoto. "Jujur padaku, siapa sebetulnya Haruno Kizashi? Dia bukan temanmu kan? Aku mengenal semua rekan bisnismu. Dan kau juga tidak pernah menceritakan tentangnya sebelumnya. Siapa mereka sebenarnya?" tanya Mikoto.

"Sakura tipe anak yang tidak mudah dekat dengan orang lain. Tapi ia sangat dekat denganmu, seolah ia sudah sering melihatmu sebelumnya. Siapa dia?" timpa Mikoto lagi.

Fugaku terdiam dengan pandangan nanar. Semua yang Mikoto ucapkan memang benar adanya. Ia sudah lama mengenal Kizashi dan Sakura. Tapi ia tidak bisa menceritakan semuanya sekarang. Ia tidak ingin membagi beban ini dengan anggota keluarganya. Biarkan ia memikul semuanya lebih lama lagi. Karena memang ia penyebab utamanya.

"Kau akan menahan semuanya sendiri lagi? Lalu kau menangis sendiri dimalam harinya, begitu? Terus saja seperti itu!" kata Mikoto marah dan meninggalkan ruang makan. Meninggalkan Fugaku yang terus diam mematung.

***

"Sakura mengompol lagi?" tanya Sasuke saat melihat Ayame membawa tumpukan sprei. Ayame mengangguk, "Nona Sakura sepertinya ketakutan tidur sendirian, karena itu dia—"

"Biarkan dia mencuci semuanya sendiri" potong Sasuke.

"Tapi tu—"

"Tidak ada tapi-tapian. Turuti perintahku. Aa, satu hal lagi... Mulai hari ini kalian tidak perlu melakukan apapun. Biarkan Sakura yang melakukan semua pekerjaan rumah" ucapnya.

"Kalian hanya perlu datang dan memberitahu apa yang harus ia lakukan. Kalian tidak boleh membantunya. Biarkan ia melakukan semuanya sendiri. Dan satu hal lagi, jangan ceritakan ini pada siapapun. Terutama kedua orang tuaku."

Ayame hanya mengangguk patuh. Dalam hati ia menyayangkan perbuatan sang tuan muda. Ayame tahu Sakura tidak bisa diandalkan. Bukan hal aneh jika bungsu Uchiha itu tidak menyukainya. Tapi ini terlalu berlebihan. 

"Sakura!" teriak Sasuke memanggil sang istri. Ayame yang melihatnya hanya menggeleng miris.

"Sakura, kau mendengarku?" tanya Sasuke yang kini sudah tiba didepan kamar Sasuke. Pria itu menggedor pintu saat tak kunjung mendapatkan jawaban. "Ck, kemana si bodoh itu" gumamnya kesal.

Dengan enggan, ia pun membuka kamar Sakura. Kamar yang sejak mereka pindah kemari belum pernah ia masuki. "Sakura?" panggil Sasuke.

Ceklek, pintu kamar mandi terbuka. Sosok mungil yang biasa merusak harinya muncul dari balik pintu. "Sasuke mencariku?" tanyanya lemot sambil berusaha memegang handuk yang menutupi tubuhnya. Sepertinya ia baru saja selesai mandi.

Sasuke menggaruk tengkuknya yang mendadak gatal. "Hn, cuci spreimu sendiri. Dan buatkan aku sarapan" ucapnya kikuk. Sakura terlihat sangat  berbeda dengan sehelai handuk yang menutupi tubuhnya. Suasana aneh tiba-tiba menyeruak diudara...

My Idiot WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang