Chapter 16

4.8K 668 45
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

Seperti kejadian yang sudah-sudah, Sasuke kembali menghadap sang ayah diruang kerjanya. Sedangkan Sakura dan Mikoto sudah terlelap dikamar masing-masing. Hal yang mereka diskusikan pun masih sama. Tentang pekerjaan dan Sakura...

Suasana masih hening pasca pengakuan Sasuke kalau ia ingin mempertahankan pernikahannya dengan Sakura. Sasuke tahu ayahnya pasti senang dengan keputusan ini, hanya saja ia masih butuh waktu untuk menelaah semuanya.

"Berarti urusanmu dengan gadis yang bernama Shion sudah selesai?" tanya Fugaku yang sukses membuat Sasuke mendongak.

"Bagaima— ahh, papa mengawasiku selama ini?" tanya Sasuke. Seharusnya ini bukan hal yang aneh. Jika melihat dari besarnya rasa sayang sang ayah pada Sakura, tidak mungkin ia membiarkan gadis itu tinggal dengannya tanpa pengawasan apapun.

"Sakura dulu pernah menelepon papa. Sakura bilang ia ingin tinggal bersama papa saja. Ia tidak mau tinggal denganmu" ucap Fugaku. Sasuke menatap ayahnya. Ia sudah tahu tentang hal itu, ia memang mendengar pembicaraan mereka waktu itu.

"Sakura bilang alasannya karena ia hanya bisa menyusahkanmu. Ia merasa tidak cukup baik untuk menjadi istrimu. Tapi papa tahu, Sakura hanya merasa takut karena kau memperlakukannya dengan buruk."

"Berarti, sejak itu papa meminta orang mengawasiku?" tanya Sasuke.

Fugaku tersenyum dan menggeleng. "Juugo" katanya singkat. Sasuke mendengus, ia tidak menyangka kalau Juugo rupanya mengemban tugas lain dari sang ayah. Berarti bukan hanya karena peristiwa itu, melainkan sejak awal gerak-geriknya memang selalu diawasi. 

"Jangan memarahinya. Juugo bahkan tidak mau dibayar untuk tugas itu. Katanya ia kasihan melihat nona mudanya bersedih setiap hari" ucap Fugaku. Sasuke yang mendengarnya kembali hanya bisa diam merutuki kebodohannya dulu. Bahkan Juugo ternyata jauh lebih mnusiawi darinya.

Fugaku menatap putra bungsunya dengan seksama. Lalu beralih pada laci kecil dimeja dekat kursinya. "Ada banyak hal yang pasti membuatmu bingung. Papa tidak bisa memberitahu semuanya secara detail. Tapi ini mungkin bisa membantu" ucapnya sambil meletakkan sesuatu diatas meja.

"Apa ini?" tanya Sasuke.

"Sesuatu yang kau ingin ketahui sejak dulu. Tentang alasan papa menjodohkanmu dengan Sakura" ucapnya.

"Kenapa papa baru mengeluarkannya sekarang?" tanya Sasuke heran. Ia melihat benda itu, tapi belum memiliki niat untuk menyentuh dan mengambilnya. Bentuknya seperti buku diary yang sering Sakura bawa kemana-mana. Hanya saja jauh lebih kusam dan berantakan. Kulit luarnya bahkan sedikit sobek dengan beberapa lembar kertas yang menjorok keluar. Mungkin terlepas dari tempatnya.

"Papa tidak ingin membebanimu. Papa juga tidak mau kau memilih untuk bersama Sakura hanya karena perasaan bersalah. Cukup papa yang merasakannya. Merasakan betapa menyiksanya tiap melihat Sakura menangis..."

Sasuke menatap sang ayah dengan nanar. "Apa aku akan menangis jika membaca ini?" tanyanya.

"Sampai air matamu kering..." ucap Fugaku pelan. Bahkan sekedar mengingatnya cukup untuk membuat matanya memburam. Sasuke yang melihat itu semakin dibuat penasaran. Dengan sedikit ragu, tangannya mengambil buku itu.

"Aku akan membacanya" ucapnya mantap. Dan Fugaku hanya diam dengan senyum penuh wibawanya, yang mana Sasuke baru kali ini melihatnya. Senyum ayahnya seolah diselimuti luka...

My Idiot WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang