Happy Reading
.
.
.
.
.
.
Pagi-pagi sekali, saat Sasuke bahkan belum berangkat ke kantor. Rumah Uchiha bungsu itu sempat dikagetkan dengan seseorang yang bertamu secara tiba-tiba. Dipagi-pagi buta Sabaku Gaara sudah berdiri didepan rumah mereka, lengkap dengan setelan kerjanya.
"Maaf bertamu pagi-pagi seperti ini, Aku kesini hanya ingin meminta bantuan" ucap Gaara yang kini malah ikut sarapan dirumah mereka.
"Bantuan?" ulang Sasuke bingung. Gaara mengangguk, "Hn... Bantuan. Lebih tepatnya bantuan dari Sakura" ucapnya yang membuat semua orang kaget. "Emn... Bagaimana mengatakannya yaa. Ini tidak terlalu penting sebutulnya" ucap Gaara sambil menggaruk tengkuknya.
Sasuke memutar bola matanya. "Jangan bertele-tele. Katakan saja dengan jelas" ucapnya.
Gaara sedikit tersenyum melihat raut kesal Sasuke. "Jadi begini... Apa kau sibuk hari ini, Sakura? Sebetulnya aku ingin meminta bantuanmu untuk mencari hadiah."
"Hadiah?" tanya Sakura bingung sambil memiringkan kepalanya.
"Iyaa, kakakku Temari berulang tahun sebentar lagi. Aku bingung mau membelikannya apa. Jadi aku ingin mengajakmu untuk membantuku memilihkan hadiahnya" jelas Gaara. Sasuke yang mendengar itu, hanya bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan decihannya. Bukankah modus Gaara terlalu jelas?
Sakura yang ditanyai tidak langsung menjawab, ia malah menoleh dan menatap kearah Sasuke. Bertanya apakah pria itu mengijinkan atau tidak. "Kalau kau berani, pergilah. Tapi jangan memaksakan diri..." ucap Sasuke. Pria itu tidak mungkin melarangnya.
Sakura tersenyum dan melirik kearah Gaara. "Emn... Siang ini Sakura tidak bisa pergi" ucapnya, yang membuat Gaara heran. Bahkan Sasuke juga ikut heran. Bukankah tadi ia sudah mengijinkan?
Sebelum mereka sempat bertanya, Sakura kembali melanjutkan ucapannya. "Kata Ino, dia mau bermain dengan Sakura hari ini. Jadi Sakura tidak bisa pergi."
Gaara perlahan mengangguk dan tersenyum. "Aa, begitukah? Kalau begitu besok saja tidak masalah. Kau tidak sibuk besok kan?" tanyanya.
Sakura mengangguk dan tersenyum. "humm... Kalau besok Sakura bisa" ucapnya.
Gaara tersenyum. "Baiklah, aku akan menjemputmu besok" ucapnya yang langsung dijawab dengan anggukan oleh Sakura. Sedangkan Sasuke yang sejak tadi menjadi pendengar hanya bisa menghela napas.
Setelah obrolan singkat itu, mereka melanjutkan sarapan dengan damai. Tidak ada obrolan lagi, hanya ada suara sendok yang beradu dengan piring.
Gaara melihat semuanya, bagaimana Sakura berusaha melakukan semuanya sebaik yang ia bisa. Tidak ada yang berarti sebetulnya, namun Sakura tetap berusaha. Gadis itu bilang, ia ingin mengantar Sasuke kedepan pintu. Jadi ia berpesan pada nenek Chio agar tidak mencuci semua piring, karena ia ingin membantu juga.
Ia hanya bisa menatap iri semuanya. Menatap bagaimana Sakura berusaha menjadi istri yang baik bagi Sasuke. Gadis itu bahkan membawakan tas kerjanya tanpa diminta.
"Jadi Ino akan berkunjung siang ini?" tanya Sasuke sambil mengambil tas kerjanya dari Sakura. Sakura mengangguk dengan senyum manisnya. Sasuke ikut mengangguk seakan berpikir, lalu berpesan, "Jangan buka pintu untuk orang asing. Kalau ada masalah beritahu Ayame dan Nenek Chio, atau segera telepon aku."
Sakura mengangguk dengan senyum manis yang tak pernah luntur dari bibirnya. "Hati-hati Sasuke" ucapnya.
Gaara hanya tersenyum tipis melihat interaksi singkat itu, dan berniat pergi menuju mobilnya. Namun langkahnya terhenti saat suara Sakura mengalun memasuki telinganya. "Hati-hati juga, Gaara..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Wife
Fiksi PenggemarSasuke adalah pria dingin dengan ego tinggi. Dihadapkan dengan sebuah perjodohan yang tidak ia inginkan membuatnya muak. Terlebih gadis yang menjadi istrinya sedikit berbeda dari orang pada umumnya. Dia... Idiot... Bagaimana ia harus bersikap?