Happy Reading
.
.
.
.
.
.
Senyum dan terus tersenyum. Sakura benar-benar tidak bisa berhenti menampilkan senyum cerahnya. Ia sangat bahagia karena bisa memiliki teman sebaik Ino, Gaara, dan teman-teman lainnya. "Baju dari Ino sangat cantik" ucap Sakura sambil terus memandang pantulannya dicermin.
"Sakura, kau didalam?" tanya Sasuke dari luar pintu kamarnya. Sakura menoleh dan dengan gesit langsung membuka pintu kamarnya. "Sasuke mencariku?" tanyanya dengan senyum manisnya.
Sasuke melirik Sakura bolak-balik dari atas kebawah. Dahinya mengernyit, "Kenapa kau pakai baju seperti ini malam-malam?" tanyanya heran. Biasanya Sakura selalu memakai piama panjang dengan motif lucu dimalam hari. Pemandangan kali ini sungguh berbeda. Sakura terlihat memakai terusan selutut yang cantik.
"Habisnya... Ini hadiah dari Ino. Sakura suka sekali" jawabnya masih dengan perasaan senang yang membuncah.
Sasuke mengangguk paham. Walau ia sedikit kesal karena ketidaksopanan Ino tadi siang, tapi ia senang karena Sakura terlihat bahagia. "Boleh aku masuk ke kamarmu?" tanya Sasuke ragu. "Ada yang ingin aku sampaikan..." lanjutnya.
Sakura mengangguk dan langsung menarik tangan Sasuke untuk duduk dipinggir ranjangnya. Ia menunggu Sasuke menyampaikan keinginannya dengan raut penuh tanya.
"Begini Sakura, karena ada masalah dengan pekerjaanku, jadi aku harus pergi mengurusnya sekitar satu minggu kedepan. Dan karena tempatnya diluar kota, jadi aku akan menginap. Kau tidak masalah kan kalau kutinggal selama seminggu? Kalau kau takut, kau bisa mengajak Ino dan Hinata menginap, atau aku bisa minta tolong Ayame untuk menemanimu selama aku pergi..."
Raut Sakura langsung berubah sedih. "Sakura mau ikut..." ucapnya dengan mata berkaca-kaca. "Sakura tidak akan nakal... Sakura tidak akan menyusahkan Sasuke" lanjutnya yakin, namun penuh ketakutan. Bagaimana kalau Sasuke marah karena sikap manjanya?
"Ini tidak akan lama, hanya satu minggu..."
Sakura tetap menggeleng. "Sakura mau ikut..." mohonnya lagi sambil mulai terisak.
Sasuke menghela napas dan segera menarik tubuh mungil itu kedalam pelukannya. "Jangan menangis, Sakura. Bukannya aku tidak mau mengajakmu. Tapi ini hanya urusan bisnis. Tidak akan ada yang menarik, kau hanya akan merasa bosan jika menunggu di hotel sendirian" jelas Sasuke.
Sakura terus terisak dipelukan Sasuke. Meski Sasuke sudah menjelaskan alasannya, ia tetap tidak ingin ditinggal. Bagaimana kalau Sasuke pergi dan tidak kembali lagi? Ia benar-benar takut...
Sasuke mengelus punggung Sakura untuk menenangkannya. "Atau kau mau menginap di manshion Uchiha? Ada papa dan mama disana. Kau akan baik-baik saja..." katanya menawarkan opsi lain.
Sakura melepaskan pelukannya dan mendongakkan kepalanya untuk menatap Sasuke. "Hanya satu minggu, janji?" ucapnya sambil menyodorkan kelingkingnya.
Sasuke menatap kelingking Sakura dengan ragu. "Janji..." ucapnya sambil menyatukan kelingking mereka. "Sudah jangan menangis lagi, nanti aku hubungi papa kalau kau akan menginap disana" lanjut Sasuke sambil menghapus air mata Sakura dengan jarinya.
Bukannya berhenti, Sakura malah kembali terisak sambil menubruk Sasuke dengan pelukan hangat. "Jangan tinggalkan Sakura yaa..." ucapnya sedih.
Sasuke yang mendengarnya hanya bisa diam. Kalau ditinggal seminggu saja Sakura sudah sesedih ini, lantas bagaimana kalau mereka berpisah nanti? Ia tidak dapat membayangkan kesedihan gadis itu nanti...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Wife
FanfictionSasuke adalah pria dingin dengan ego tinggi. Dihadapkan dengan sebuah perjodohan yang tidak ia inginkan membuatnya muak. Terlebih gadis yang menjadi istrinya sedikit berbeda dari orang pada umumnya. Dia... Idiot... Bagaimana ia harus bersikap?