Chapter 11

6.9K 865 242
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

Sabaku Gaara, begitulah namanya. Pria dengan julukan sad boy yang sering merasa rendah dari Sasuke. Mereka memang sahabat karib. Tapi tak menutup kemungkinan munculnya rasa iri dan kesal diantara keduanya.

Kalah sekali, ia masih bisa menerimanya. Namun berkali-kali dan disetiap kesempatan? Shit! Dia sangat muak dengan semuanya. Ini bukan hanya masalah gadis, tapi Sasuke seakan telah mencuri semua yang ia inginkan dengan mudah.

Gaara pernah bermimpi menjadi kapten basket, namun yang terpilih malah Sasuke. Saat SMA ia didekati banyak perempuan, namun ia sadar bahwa ia hanya dijadikan alasan untuk mendekati Sasuke.

Karena lelah dengan kejadian berulang itu, Gaara malas mengenalkan Shion pada teman-temannya. Ia harap Shion bisa menjadi satu-satunya hal yang tidak direbut Sasuke dalam hidupnya. Ia tidak pernah memperkenalkan Shion ke lingkungan pertemanannya, sebelum ia yakin kalau Shion mulai meliriknya sebagai seorang pria, bukan sahabat.

Namun kembali... Hanya karena satu pertemuan, Shion berpaling darinya. Gadis itu seakan lupa tentang semua kebersamaan mereka, dan malah mendamba seorang Uchiha Sasuke. Shion seakan mencukupkan gelar sahabat untuk ia semat selamanya.

Ia marah saat itu. Marah saat tahu Sasuke juga menginginkan Shion. Cinta keduanya saling bersambut, ditengah hatinya yang patah...

Belum cukup dengan semua itu, ia kembali merasa muak dengan apa yang ia lihat dihari pernikahan Sasuke. Gadis bermata emerald itu... Ia bertemu dengannya lebih dulu dari Sasuke, namun Sasuke kembali mendapatkannya dengan mudah.

Saking kesalnya ia, sempat terlintas dipikirannya untuk menggunakan Sakura dalam mengejek dan mengolok-olok Sasuke. Mengingat gelagat pria itu yang sepertinya sangat tidak menyukai istrinya, gadis yang orang-orang sebut idiot...

Namun niat jahatnya langsung batal saat melihat Sakura tidur bersimpuh dilantai sambil menggenggam tangan Sasuke yang tertidur. Gadis itu masih sama... Ia masih gadis polos dan penakut yang menyodorkan tissue kearahnya saat dirumah sakit. Gadis tanpa nama yang sempat membuat perasaannya jungkir balik.

Seandainya ia tidak berbalik hari itu. Seandainya ia mengambil tissue itu dan mengucapkan terima kasih. Seandainya ia mengajak Sakura berbincang. Atau seandainya ia tidak berbalik hanya karena sadar kalau Sakura tidak seperti orang pada umumnya. Mungkin saja pernikahan Sasuke dan Sakura tidak akan pernah terjadi. Karena ia yakin, ia akan jatuh cinta pada konversasi pertama mereka....

Sakura seperti teratai baginya. Ia mekar ditengah lumpur. Namun kotornya lumpur itu tidak akan mengurangi keindahannya. Takdirnya mungkin buruk karena terlahir dengan kekurangan. Namun Sakura tetaplah indah baginya. Dan bodohnya ia karena sempat mengabaikannya, hingga Sasuke memetiknya lebih dulu...

***

Riuhnya suara ruangan itu, benar-benar membuat Sakura gelisah. Kalau Ino tidak menggenggam tangannya, mungkin ia sudah gemetaran sekarang. "Sakura ayo..." ucap Ino sambil menariknya keruangan lain.

"Ino, ini dimana...?" ucapnya bingung saat Ino mendudukkannya disebuah kursi. Didepannya terdapat cermin besar yang membuatnya dapat melihat pantulan dirinya dan Ino sekaligus.

"Kita di tempat fashion show Sakura. Temanku mengadakan pertunjukan busana dengan tema musim semi. Dan saat memikirkan tentang musim semi, aku mengingatmu. Karena itu aku mengajakmu kemari untuk jadi salah satu peraga" jelasnya.

My Idiot WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang