Chapter 13

9K 900 156
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

"U chi ha Sa ku ra" eja Sakura sambil menuliskannya dibuku diary-nya, buku kesayangannya. Sakura terkikik lucu setelah menulisnya. Mengingat kalau namanya sekarang adalah Uchiha Sakura, entah kenapa membuat senyumnya mengembang.

"Sakura istrinya Sasuke" ucapnya kembali, lalu terkikik dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Rasa hangat terasa menjalar dikedua pipinya, bersamaan dengan rona merah yang perlahan muncul.

Tok tok tok

Ia segera menoleh saat mendengar suara ketukan dipintu kamarnya. "Sakura datang..." ucapnya semangat. Sebelum berlari untuk membuka pintu, ia menyempatkan diri untuk menutup dan menyimpan kembali bukunya.

Saat pintu kamarnya terbuka, ia melihat Ayame berdiri disana dengan senyum lembutnya. "Dibawah ada nona Ino. Katanya ia ingin bermain denganmu, Sakura."

Senyum Sakura semakin lebar karenanya. "Benarkah?" tanyanya semangat. Ayame pun mengangguk membenarkan. Sakura pun bergegas menutup pintu dan berniat turun, namun suara Ayame berhasil menahan langkahnya.

"Jangan berlari, Sakura. Nanti kalau tuan Sasuke tahu, dia bisa marah" ucapnya memperingati.

Sakura meliriknya. "Ahh, benar juga yaa... Terima kasih sudah mengingatkan Sakura" ucapnya polos. Setelahnya ia kembali melanjutkan langkahnya. Namun kali ini ia berjalan, seperti yang selalu Sasuke katakan padanya. "Hati-hati... Jangan berlari, Sakura..." begitu kira-kira.

Ayame yang melihatnya hanya menggeleng kecil. Jujur, baik ia dan nenek Chio merasa aneh tiap memanggilnya 'Sakura', tanpa embel-embel nona. Bagaimana pun gadis itu adalah majikannya. Rasanya sedikit canggung untuk memanggilnya dengan nama langsung. Namun apa boleh buat? Itu permintaan Sakura sendiri.

***

"Ino..." panggil Sakura semangat saat melihat sosok Ino, yang menunggunya diruang tamu. Gadis blonde itu langsung tersenyum mendengar nada bahagianya.

"Hai cantik... Kau sepertinya sedang bahagia yaa" ucap Ino dengan mata menyipit, seakan menggodanya.

Sakura tertawa mendengar godaan Ino kearahnya. "Kata Ayame, Ino mau mengajak Sakura bermain sekarang" ucapnya semangat.

Ino mengangguk. "Itu benar! Aku memang ingin mengajakmu bermain hari ini. Aku mau jalan-jalan ke pantai dengan pacarku hari ini. Kau mau ikut?" tanyanya.

"Pantai?" ulang Sakura. Ino mengangguk. "Hmm, kau mau ikut?" tanyanya lagi.

Sakura terlihat berpikir untuk beberapa saat. "Emm... Pacar Ino baik tidak? Kalau dia jahat, Sakura tidak mau ikut" ucapnya. Ino nyaris tertawa mendengar pertanyaan polosnya.

"Tentu saja dia orang yang baik. Kalau dia jahat, aku tidak akan mau pacaran dengannya" ucap Ino.

Sakura mengangguk. "Benar juga yaa..." ucapnya sambil menepuk dahinya, seakan menyadari pertanyaan bodohnya.

"Kalau begitu Sakura mau ikut. Karena pacar Ino baik, dia pasti tidak marah kalau Sakura menggenggam tangan Ino terus" ucapnya.

Ino mengangguk pelan karena baru mengerti maksud Sakura. Jadi tadi Sakura menanyakan soal pacarnya baik atau tidak, hanya untuk memastikan kalau pacarnya tidak akan marah Sakura menggenggam tangannya terus? Ino jadi merasa miris sekaligus lucu dibuatnya.

Rasanya menyedihkan tiap ia sadar bahwa semua pertanyaan polos Sakura, ternyata selalu memiliki kaitan dengan kekurangannya. Mungkin gadis itu pernah dimarahi karena sikapnya yang terlalu bergantung pada orang lain.

My Idiot WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang