Happy Reading
.
.
.
.
.
Tok tok tok
Sakura mengetuk pintu kamar Sasuke dengan senyum manis yang tak pernah luntur dari bibirnya. Saat pintu terbuka, Sakura segera membuka suara, "Emn, sarapannya sudah siap. Hari ini aku membantu Ayame menggoreng telurnya. Katanya aku melakukannya dengan baik kali ini."
Sasuke terdiam untuk beberapa saat. Sakura tersenyum padanya seolah ini adalah sesuatu yang sangat membanggakan. "Hn" gumamnya datar.
"Ayo makan..." ucap Sakura sambil meraih tangannya. Dengan gerakan kecil ia sedikit menarik Sasuke untuk turun kebawah. Sepertinya Sakura mulai berani bersikap santai karena Sasuke sudah mulai memperlakukannya dengan baik. Baik dalam artian menganggapnya sebagai seorang manusia.
Sakura yang sangat bersemangat untuk menunjukkan masakannya, hampir saja terjatuh saat menuruni tangga. Beruntung Sasuke dengan sigap menahannya. "Hati-hati" ucapnya tegas. Sakura yang sempat kaget karena kecerobohannya sendiri, hanya menyengir dengan wajah tanpa dosanya.
Begitu tiba diruang makan, Sakura langsung mengambil posisi disalah satu kursi. "Sasuke duduk disini" ucapnya sambil menepuk kursi disebelahnya. Sasuke menurut dan ia langsung mengernyit saat melihat hidangan yang tersaji didepannya. Itu hanya nasi goreng dengan telur ceplok. Sangat sederhana, tapi Sakura terlihat sangat senang karena berhasil membuatkannya sesuatu.
Sasuke mencicipinya, nasi goreng ini sangat familiar dilidahnya. Ia yakin ini buatan nenek Chio. Seperti yang Sakura katakan sebelumnya, ia hanya membantu menggoreng telur...
Sasuke awalnya hanya ingin diam dan menikmati makanannya dalam keheningan seperti biasa. Tapi ia menyadari kalau Sakura terus menatapnya dengan tatapan berbinar senang, seolah menunggu sesuatu.
"Enak" ucapnya singkat. Dan sesuai dugaannya, senyum Sakura menjadi semakin lebar. "Benarkah?" ucapnya riang. Sepertinya dari tadi Sakura menunggu responnya.
"Hn" gumamnya sebagai jawaban. Dan gumaman singkat khasnya itu cukup untuk membuat Sakura bahagia. Bagaimana tidak? Baru kali ini Sasuke mau menghargai usahanya. Ia tidak butuh pujian yang berlebihan, gumaman itu sudah sangat cukup baginya...
***
Sasuke terdiam menatap kearah luar kantornya. Gedung pencakar langit diluar sana didak sanggup untuk menarik atensinya. Pikirannya terus terfokus ke satu titik, Shion sudah kembali ke Jepang... Kali ini ia tahu berita ini dari Naruto.
Sasuke mengingat semuanya, pertemuan singkat mereka bertahun-tahun lalu, telah berhasil menumbuhkan benih-benih cinta dihati keduanya.
Namun seolah dipermainkan takdir, baik dulu maupun sekarang, hubungan mereka selalu memiliki penghalang. Dulu keberadaan Gaara yang juga mencintai Shion, membuatnya harus mengalah. Kali ini statusnya sebagai suami Sakura membuat keduanya kembali tidak bisa bersatu.
Tapi, bukankah ini hanya akan berlangsung satu tahun? Pernikahannya dan Sakura akan berakhir satu tahun lagi, sesuai dengan janji sang ayah. Sampai saat itu terjadi, maukah Shion menunggunya?
Dering ponsel yang berbunyi nyaring secara tiba-tiba, sukses mengembalikan atensi Sasuke ke dunia nyata. Mengaburkan pikirannya dari sosok Shion, perempuan yang ia cintai.
"Halo?" ucapnya saat menerima panggilan itu.
"Halo..." Dan suara sahutan itu kembali menajamkan matanya. Suara lembut yang terdengar ditelinganya adalah suara Shion... Entah apa yang mereka bicarakan, tapi yang jelas Sasuke terlihat sangat senang. Pria itu tersenyum...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Wife
FanfictionSasuke adalah pria dingin dengan ego tinggi. Dihadapkan dengan sebuah perjodohan yang tidak ia inginkan membuatnya muak. Terlebih gadis yang menjadi istrinya sedikit berbeda dari orang pada umumnya. Dia... Idiot... Bagaimana ia harus bersikap?