Happy Reading
.
.
.
.
.
Ditengah malam yang penuh kesunyian, Sasuke masih terjaga dengan Sakura yang tertidur disisinya. Tangannya masih terus menepuk-nepuk punggung Sakura pelan. Sakura sepertinya sangat merindukannya, gadis itu menggenggam tangannya lebih erat dari biasanya.
Ingatan Sasuke tiba-tiba kembali ke peristiwa tadi siang. Saat matanya bersirobok dengan Shion. Ia bahkan tidak menyadari kalau aksinya menjadi tontonan semua orang.
Ada gurat aneh diwajah Shion, seperti sedih dan kecewa. Tidak hanya Shion, bahkan Gaara juga menatapnya dengan aneh. Apa yang salah sebetulnya? Ia memeluk Sakura untuk menenangkannya. Kecupan di pucuk rambut Sakura hanya sebatas betuk sayangnya pada gadis itu, bukan cinta. Ia yakin itu...
Tapi... Denyutan kecil dihatinya sedikit mengganggu. Denyutan itu kecil namun menghujam keras dan sangat menyakitkan. Entah kenapa, ia tidak bisa lagi melihat Sakura menangis. Ia bahkan menyesal sering membentak Sakura dulu. Gadis ini tidak berdosa. Kenapa Tuhan memberinya takdir seburuk ini?
"Ehm" igau Sakura sambil mengeratkan genggamannya ditangan Sasuke. Mata Sasuke tertuju pada sudut bibir Sakura, ada air liur disana. Sasuke sedikit membalikkan badannya dan mengambil beberapa lembar tisue. Dengan pelan, ia menyeka sudut bibir Sakura.
"Ehm, Sasuke..." kata Sakura yang sedikit terusik. "Shh shh tidur..." ucap Sasuke yang berniat menidurkannya kembali. Dalam keadaan setengah sadar, Sakura melepas genggamannya dan mendekatkan dirinya hingga masuk sepenuhnya dipelukan Sasuke. "Sasuke" igaunya lagi dengan suara pelan, seperti suara orang yang sedang sedih. Apa dia bermimpi buruk?
Dengan perlahan, Sasuke membalas pelukannya. "Tidurlah..." ulangnya lagi, sambil mengecupi rambut Sakura beberapa kali. Ia tidak mengada-ngada, tapi tubuh Sakura tercium seperti bau bayi. Lembut dan menenangkan...
Tak lama setelahnya, ia juga ikut terlelap menyusul Sakura ke dunia mimpi.
***
"Maaf soal kemarin... Sakura menangis tiba-tiba, aku memeluknya agar ia tenang" Ucap Sasuke pada Shion yang sedang ia telepon. Ia memang sengaja menghubungi Shion agar ia tidak berpikir yang tidak-tidak soal kejadian itu.
"Aku mengerti, kau tidak usah minta maaf." Lagipula dia istrimu saat ini, aku tidak punya hak untuk marah, Sambung Shion dalam hati.
"Tapi Sasuke... Kau..." Shion menggangtung ucapannya. Ia ingin bertanya, tapi ia ragu untuk menanyakannya.
"Kau apa?" tanya Sasuke saat Shion menggantung ucapannya.
"Ahh tidak, bukan apa-apa" ucap Shion yang mengurungkan niatnya untuk bertanya. Dari kejauhan, ia melihat fotografer memanggilnya, sepertinya sekarang gilirannya. "Sasuke, aku sedang ada pemotretan. Aku tinggal dulu yaa, nanti aku hubungi lagi" ucapnya.
"Hn, jangan terlalu lelah..." ucap Sasuke. Shion tersenyum kecil, yang tentunya tidak bisa dilihat Sasuke. "Kau juga..." balasnya. Setelahnya panggilan terputus dan Shion benar-benar menyimpan pertanyaan tadi untuk dirinya sendiri. "Apa benar kau tidak menyukai Sakura, Sasuke? Bagaimana dengan nanti? Bagaimana kau bisa menjaminnya?"
***
Disisi lain, Sasuke yang baru saja meletakkan handphonenya, kembali mengambil benda pipih itu saat ia berdering lagi.
"Hn..." ucapnya singkat saat mengangkat telepon. Ternyata panggilan itu dari sang ibu.
"Sasuke, mama hari ini mengajak Sakura keluar yaa. Tidak akan lama, kau tidak usah khawatir" ucap Mikoto.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Wife
FanfictionSasuke adalah pria dingin dengan ego tinggi. Dihadapkan dengan sebuah perjodohan yang tidak ia inginkan membuatnya muak. Terlebih gadis yang menjadi istrinya sedikit berbeda dari orang pada umumnya. Dia... Idiot... Bagaimana ia harus bersikap?