Chapter 12

6.6K 836 135
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

Sasuke dan kebingungannya semakin menjadi-jadi, tiap harinya. Beberapa kali ia sempat ingin memilih bersama Sakura dan menjelaskan semuanya pada Shion. Tapi ia tidak yakin. Bagaimana jika perasaannya pada Sakura hanya sebuah bentuk rasa iba? Bagaimana jika suatu hari nanti ia menyesal?

Ia memang pernah bertekad untuk membahagiakan Sakura. Namun hanya sampai gadis itu menemukam sosok lain yang bisa mencintainya dengan tulus. Sekarang ia sudah mendapatkannya, dimana Gaara hadir untuk memberikan hal itu. Anehnya... Ia tidak ingin melepaskan Sakura untuk orang lain.

Seperti sekarang, ia merasa tercubit saat melihat interaksi Gaara dan Sakura. Gaara yang menceritakan lelucon dan Sakura yang tertawa lucu. Jokes Gaara sangat receh sebetulnya, tapi Sakura tetap tertawa mendengarnya.

Rasanya aneh melihat Gaara  yang sedang berusaha mendekati Sakura, tepat didepan matanya. Walau ia sudah memberikan izin saat pembicaraan mereka di bar waktu itu. Jauh disudut hatinya, ia merasa sangat keberatan... 

"Gaara, itu tidak lucu... Cari lelucon lain. Aku mulai mual mendengar lawakanmu" ucap Shikamaru dengan raut bosannya.

"Aku menceritakannya untuk Sakura, bukan kau, calon kakak ipar" ucap Gaara sambil melempar bantal sofa kearah Shikamaru. Mereka semua saat ini sedang berada di rumah Neji, untuk merayakan perpindahan mereka ke rumah baru.

"Jadi, Shikamaru benar-benar mendekati kakakmu?" tanya Naruto kaget. "Wahh, Kalau Temari kakakku, aku tidak akan ikhlas dia berakhir dengan makhluk ini" lanjut Naruto menyindir Shikamaru.

"Bercerminlah Naruto! Mungkin itu yang dirasakan Neji saat ini. Hinata itu terlalu starbucks untukmu yang bagai kopikap" balas Shikamaru balik meledek. Naruto hanya mendecih mendengarnya. Sedangkan rekan-rekannya tertawa terbahak-bahak. Sudah menjadi lelucon khas di geng mereka, kalau Hinata dan Naruto itu ibarat beauty and the beast.

Ditengah gelak tawa itu, hanya Sakura yang tetap diam dengan raut polosnya. Jujur ia tidak mengerti dengan percakapan mereka barusan. Ia malah lebih suka mendengar lelucon Gaara tadi. Kenapa Shikamaru malah mual mendengarnya?

"Sasuke, minum..." ucap Sakura pelan. Sasuke meliriknya, karena tidak mendengar ucapan Sakura dengan jelas. Gadis yang sejak tadi selalu menggenggam tangannya itu kembali bersuara, "minum..."

"Minum saja... Jangan malu" ucap Sasuke. Namun Sakura menggeleng dan menyembunyikan kepalanya dilengan Sasuke. Sebetulnya minuman mereka sudah tersaji diatas meja, tapi Sakura takut untuk mengambilnya. Ia masih belum terlalu nyaman dengan Naruto, Shikamaru dan Neji. Sakura takut kalau ia berbuat salah.

"Tak apa Sakura... Ini memang untukmu" ucap Neji sebagai tuan rumah. Melihat Sakura yang masih bersembunyi dilengannya, Sasuke tersenyum tipis dan berniat untuk mengambil minuman itu. Namun tangan lain sudah mengambilnya lebih dulu dan menyodorkannya kearah Sakura. Dengan kaku, Sasuke kembali menarik tangannya yang sudah terjulur untuk menggapai minuman itu.

"Ini minumanmu, Sakura..." ucap Gaara. Sakura yang mendengar suara Gaara, perlahan mengangkat wajahnya. "Terima kasih..." ucapnya kearah gaara. Ia mengambil minuman itu dan kembali bersandar kearah Sasuke untuk menyembunyikan dirinya.

"Sad boy" batin Shikamaru, Neji, dan Naruto secara bersamaan. Mau dilihat dari sudut mana pun, semuanya sudah sangat jelas kalau Sasuke adalah sandaran utama Sakura. Gaara tidak akan punya kesempatan, jika Sasuke sampai menyambut perasaan Sakura.

My Idiot WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang