Di keramaian cafe D'Blues, seorang gadis cantik dengan rambut tergerai itu duduk dengan gelisahnya. Tampaknya ia sedang menanti kedatangan seseorang, karena berulang kali ia melihat ke arah pintu masuk cafe.
Puluhan orang yang masuk ke dalam cafe tersebut, namun tidak satupun yang menarik perhatian gadis itu. Ia menghela napasnya kasar, ternyata begini rasanya menunggu. Sungguh tidak mengenakkan.
Seketika terdengar bunyi bel pertanda ada orang yang baru saja masuk ke cafe itu. Sontak, gadis itu langsung melihat ke arah pintu, dan senyumnya langsung mengembang. Penantiannya sudah berakhir karena orang yang ditunggunya sedari tadi sudah datang.
Gadis itu segera memperbaiki poni depannya yang sedikit berantakan.
"Maaf nunggu lama," ucap lelaki yang baru datang, menyapa gadis itu.
"Enggak lama kok," ucap gadis itu dengan senyum yang masih setia terukir di wajah cantiknya.
'Enggak lama kok, cuma 2 jam aja.'
Ya, tentunya ucapannya barusan kepada lelaki itu hanyalah tipuan belaka. Padahal, sedari tadi dirinya sudah lemas menunggu selama berjam-jam.
"Jadi, apa yang kamu mau omongin, Res? Tumben ajak ketemuan, biasanya juga diajak jalan gak mau. "
Ucapan lelaki itu barusan membuat Ares melunturkan senyumnya. Ia baru ingat akan tujuan awalnya mengajak lelaki yang kini —masih berstatus sebagai pacarnya itu bertemu di cafe.
"Ehm, emangnya gak boleh ajak ketemuan?" tanya Ares sambil memanyunkan bibirnya, membuat lelaki di depannya itu mencubit pipinya gemas.
"Ya boleh dong, sayang. Masa gak boleh ketemuan sama pacar sendiri, sih?" Lelaki itu terkekeh kecil.
"Jadi, apa yang mau kamu omongin, sayang?" tanya lelaki itu.
"Sebelumnya aku mau minta maaf, Nan. Aku rasa, kita udah gak ngelanjutin hubungan kita lagi."
Duarr!
Hati lelaki itu langsung retak seketika.
"Apa maksud kamu, Res?" tanya Anan yang masih tidak percaya. Hubungannya dengan Ares baru berjalan 2 bulan, tetapi gadis itu sudah memilih mengakhiri begitu saja. Ia merasa tidak ada permasalahan besar yang menyebabkan hubungannya harus berakhir.
"Aku mau kita putus, Nan."
Anan menggelengkan kepalanya, sungguh ia tidak bisa percaya. Siapapun tolong tampar Anan sekali ini saja, agar ia segera paham bahwa ini hanyalah sebuah mimpi.
"Jangan bercanda deh, Res. Omongan itu bisa jadi doa. Memangnya kamu mau kita beneran putus?" Anan berusaha menyangkal semua perkataan Ares, berharap semua itu hanya sebatas candaan.
"Aku serius, Nan. Kita putus. "
"Kalau begitu, apa alasan kamu minta putus?" tanya Anan lagi.
"Karena aku udah gak sayang kamu. "
Kalimat tadi adalah kebohongan kedua yang Ares ciptakan. Beruntungnya, ia bukan pinokio yang sekali berbohong, hidungnya akan bertambah panjang. Jika tidak, maka sudah dipastikan hidung Ares akan bertambah panjang berkali-kali lipat.
"Alasan klasik, Res! Aku kecewa sama kamu. Baru tadi pagi kamu bilang bahwa kamu benar-benar cinta sama aku. Tapi, sekarang? Kamu putusin aku. Aku kecewa sama kamu. "
Setelah mengutarakan kekecewaannya, Anan segera bangkit dan pergi dari cafe itu. Meninggalkan Ares yang masih mencerna setiap kalimat Anan.
'Maafin aku, Nan.'
•••
Sebelum masuk ke cerita, mari berkenalan dengan para tokoh🥰
1. Ratu Estetika Sejagad
2. Pramudya Sanantha
3. Radensky Everest Mountas
4. Maharea Luna Absari
5. Zilva Anandia Rinjani
Selamat membaca!🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
ESTETIKA [Completed ✔]
Novela JuvenilApakah kamu bisa membayangkan dilahirkan dari seorang wanita pecinta akut hal-hal berbau estetika? Bahkan, sampai nama anaknya sendiri pun diubah menjadi super estetika. Apakah kamu bisa membayangkannya? Ini tidak mengada-ngada. Hal itu jelas terja...