Chapter Twenty Three ✨

70 19 16
                                    

Hari Rabu ini banyak anak-anak perempuan yang tengah merias diri di salon langganan mereka. Untuk apalagi jika bukan untuk menghadiri pesta ulang tahunnya Sasa.

Begitupula dengan Ares yang kini tengah dirias wajahnya oleh seorang wanita profesional. Wanita itu ialah tantenya Anan, Riana. Tak hanya memiliki cabang butik dimana-mana, wanita beranak 3 itu juga membuka jasa merias bagi yang sedang membutuhkan. Seperti calon pengantin, mahasiswi yang ingin wisuda, dan lain sebagainya.

Jika biasanya, yang merias langganannya ialah anak buahnya, maka sekarang berbeda.  Riana sendiri yang turun tangan langsung merias wajah Ares, terlebih ini permintaan dari keponakannya, Anan.

Ares yang melihat dari cermin di depannya, merasa rindu akan seseorang. Seseorang itu ialah kakak sepupunya. Beberapa tahun yang lalu, Ares yang tengah dirias wajahnya untuk menjadi pemegang bunga di pernikahan kakak sepupunya, harus mendapat berita duka mendadak. Pengantin perempuan alias kakak sepupunya, mengalami kecelakaan mobil di tengah perjalanan. Setelah dibawa ke rumah sakit, ternyata kakak sepupunya sudah tidak bisa tertolong lagi.

Sejak saat itu, Ares merasa enggan untuk dirias secara berlebihan lagi oleh siapapun. Ia takut, kejadian di masa lalunya itu akan hadir kembali.

Namun, sekarang, Ares tidak dapat menolak untuk tidak dirias oleh tantenya Anan. Terlebih lagi, Anan sudah membujuknya tadi. Lelaki itu berusaha meyakinkan Ares bahwa kejadian di tahun-tahun lalu itu tidak akan pernah terjadi.

Ares hanya bisa pasrah, ketika Anan membujuknya dan meyakinkannya seperti itu. Ia percaya, perkataan Anan akan bisa ia pegang.

"Tante, make up nya jangan terlalu tebal ya," ucap Ares kepada Riana.

"Iya, sayang. Tenang aja, Anan udah kasi tahu tante kok tadi," ujar Riana tersenyum.

"Coba tutup matanya dulu, sayang. Tante mau olesin eye shadow nih."

Ares mengikuti perintah dari Riana. Gadis itu menutup kedua matanya.

Cukup lama gadis itu dirias, hingga akhirnya tante Riana bertepuk tangan akan hasilnya.

"Wah, kamu cantik banget jadinya," puji Riana.

"Ah, tante bisa aja deh."

"Beneran loh, coba kamu berkaca. Kamu udah cantik, di make up gini, jadi berkali-kali lipat cantiknya."

Ares melihat ke arah cermin, dan mendapati wajahnya yang telah dirias oleh Riana. Gadis itu sendiri merasa pangling dengan kecantikan di wajahnya.

"Makasih banyak ya, tan. Tante emang jago banget make upnya." Kini giliran Ares yang memuji Riana.

"Sama-sama sayang. Pasti Anan suka banget ngelihat kamu." Riana terkekeh kecil mengakhiri ucapannya.

Ares hanya bisa tersenyum kikuk mendengar ucapan Riana.

Tok ... Tok ... Tok ....

Suara ketukan pintu terdengar.

"Silakan masuk."

Pintu itu terbuka, dari cermin, Ares dapat melihat siapa yang masuk ke dalam ruangan itu.

"Udah selesai make upnya, tan?"

"Udah kok, Nan. Coba dilihat Aresnya, cantik banget kayak ratu kerajaan."

Anan yang mendengar ucapan Riana, lalu berjalan ke arah Ares.

Anan terkejut melihat wajah Ares yang kini sudah dirias.

"Kenapa, Nan? Kok terkejut? Muka aku kayak badut ya?" tanya Ares yang merasa tidak percaya diri.

ESTETIKA [Completed ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang