Chapter Four✨

188 34 23
                                    

"Ares."

"Eh, Jojo. Kagetin aja," ucap Ares sambil mengelus dadanya, panggilan Jojo tadi sedikit mengejutkannya. Melihat Ares mengelus dadanya sendiri, membuat lelaki bernama John Jovery atau yang kerap dipanggil Jojo itu tertawa kecil.

"Maaf, Res. Habisnya daritadi aku panggil, kamu gak jawab."

"Loh, kamu daritadi panggil aku, ya? Kok aku gak dengar?" tanya Ares.

"Ya, gimana kamu mau dengar, wong dari tadi bengong kok." Ucapan Jojo membuat Ares menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu terkekeh kecil. "Iya juga ya," ucap Ares.

"Jadi, ada apa kamu manggil aku tadi?"

"Ini, aku mau bahas materi buat presentasi kita minggu depan."

"Oh iya, aku hampir lupa. Jadi, gimana? Udah dapat belum materinya?"

"Udah, ini rangkuman materinya aku ambil dari buku ini." Jojo membetulkan kacamatanya sebentar, lalu memberikan buku tebal bersampul biru itu kepada Ares.

"Tugas aku apaan dong, kalau gitu?"

"Tugas kamu, bikin powerpointnya aja. Bisa?"

"Bisa."

"Ya sudah kalau begitu, aku duluan ya." Jojo lalu berlalu meninggalkan Ares.

•••

Malam telah datang berkunjung. Hal ini pertanda bahwa waktu untuk beristirahat telah tiba. Sebagian dari penduduk bumi tentunya sudah siap menarik selimut kemudian terlelap dalam sejuknya udara malam. Akan tetapi, sebagiannya lagi masih tetap setia berkutat di depan laptop untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Sama seperti halnya dengan Ares, gadis itu tengah duduk di depan laptopnya. Sementara disampingnya, sebuah buku tebal yang diberikan Jojo tadi selalu setia menemaninya dalam pengetikan tugas.

Tak terasa, 2 jam berlalu. Ares yang sudah menyelesaikan tugas membuat powerpointnya segera menutup laptopnya. Ia meregangkan kedua tangannya, kemudian menguap pertanda sudah waktunya untuk tubuhnya beristirahat.

Ares menyimpan kembali laptop dan bukunya di atas meja belajar. Kemudian gadis itu berjalan menuju kamar mandi yang kebetulan berada di dalam kamarnya.

Setelah keluar dari kamar mandi, Ares berjalan menuju depan cermin, mengambil sisir, kemudian menyisiri setiap helai rambut hitam panjangnya itu. Memang sudah menjadi kebiasaan Ares, untuk menyisiri rambutnya setiap kali sebelum tidur. Alasannya sederhana, ia tidak ingin ketika bangun nanti rambutnya tidak tertata rapi dan malah membuat rambutnya kusut.

Ares meletakkan kembali sisirnya, lalu beranjak tidur. Sebelum itu, ia terlebih dahulu menutup jendela kamarnya yang sedari tadi ia biarkan terbuka.

"Hujan ternyata," ucap Ares ketika memegang kain gordennya yang basah terkena air hujan. Sepertinya, malam ini ia akan tidur dengan nyenyak mengingat udara yang dingin bisa saja menyelinap masuk lewat ventilasi kamarnya. Dengan begini, ia bisa meringankan sedikit beban listrik yang dibayar oleh papanya setiap bulannya karena tidak menyalakan kipas atau AC.

•••

Keesokan harinya, kelas Ares tampak ramai dengan datangnya gosip yang entah berasal darimana. Adanya gosip tersebut membuat Ares memilih menyumpal telinganya dengan sepasang earphone. Sebenarnya, Ares bukan tipe orang yang tidak suka keramaian. Bahkan kerap kali, gadis penyuka kartun doraemon itu ikut nimbrung ke dalam acara gosip yang teman sekelasnya ciptakan.

Akan tetapi, kali ini berbeda. Hal itu dikarenakan gosip yang datang menyangkut perihal mantannya, Anan. Anan yang dikabarkan dekat dengan seorang adik kelas, padahal belum genap seminggu hubungannya kandas dengan Ares.

ESTETIKA [Completed ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang