a Fear Comes from You

1.2K 139 51
                                    








Happy reading, gaes..

Love you 💜

Typo everywhere~

.

.

.






























"Jungkook, tinggalkan Yoongi. Saya ingin kebijaksanaanmu", kata Nyonya Min setelah acara klarifikasi bersama orangtuaku usai. Aku sadar, itu bukan bentuk pernyataan yang bernada baik. Niat ingin segera pulang karena hati sudah gerah, harus tertunda sebab nyonya Min yang tiba-tiba menarikku kembali duduk di hadapannya dan mengatakan kata-kata yang telak menikam ulu hati. Aku sontak membeku.

Kau tahu, sebelumnya ini tidak berakhir baik. Nyonya Min tidak suka denganku dan terus membandingkan dengan sosok Kim Taehyung yang baik. Aku ingin menangis, hatiku terluka, beliau tidak mengucapkan secara terang-terangan, tapi ketika melihat caranya membandingkanku dengan Kim Taehyung, aku jadi sadar kalau aku sudah ditolak dari awal.

Ya, nyonya Min menganggapku laki-laki brengsek karena telah meniduri Yoongi. Demi Tuhan aku tidak melakukan itu. Perihal aku yang tanpa atasan, itu hanyalah kebiasaanku saat tidur. Aku juga tidak tahu kapan aku melepas kausku ketika tidur. Itu benar-benar di luar kesadaranku, tapi nyonya Min seolah tidak mau tahu. Beliau tidak terima dengan penjelasanku. Di otak beliau, sudah terpatri bahwa sesorang Jeon Jungkook adalah laki-laki brengsek yang tidak pantas bersanding dengan anaknya.

Kugigit bibir bawahku, kulirik kedua orangtuaku yang membeku di tempatnya. Mereka tidak banyak bicara, mungkin syok dengan keadaan ini. Mendapati berita bahwa anaknya berbuat brengsek dengan meniduri anak seseorang, bukankah hal yang mengejutkan? Apalagi ibuku memang tipe orang yang mudah panik. Ayah? Aku tidak tahu dia sedang berpikir apa, tapi beliau juga diam saja tanpa membelaku sedikitpun.

Hanya Min Yoongi yang menguatkanku dengan meremat tangan kananku yang tadinya terkulai di samping tubuh. Aku menaruh atensiku padanya. Kedua manik yang penuh dengan serpihan air mata itu total terarah kepadaku. Min Yoongi menangis sesenggukan sedari tadi hingga wajah bayinya jadi memerah seperti tomat ukuran besar. Menggemaskan sekali, tapi sekarang bukan waktunya untuk merasa gemas.

Dia mengkhawatirkanku. Aku tersenyum kecil berusaha menunjukkan wajah baik-baik saja pada kekasihku, ah- atau sebentar lagi akan jadi mantan kekasih? Hatiku berdenyut nyeri. Aku balas meremas tangan Yoongi, mungkin untuk mengisyaratkan bahwa aku tidak baik-baik saja dengan keadaan ini, karena setelah itu netraku meremang.

"Eomma, berhenti membicarakan Kim Taehyung di sini. Kami berdua sudah tidak ada hubungan lagi. Kalau seperti itu terus, kau menyakitiku eomma!", pekik Yoongi. Air matanya sudah berderai. Aku agak terkejut ketika tiba-tiba Yoongi memekik, tapi lantas aku paham, Yoongi sama sakitnya denganku.

"Dan kau memilih bersama laki-laki itu?", tanya nyonya Min dengan memicingkan mata.

"Laki-laki yang kau maksud itu adalah laki-laki yang sudah menyembuhkan luka ku karena Kim Taehyung, eomma! Jadi berhenti menyebut nama bermarga Kim itu!"

"Dengan menidurimu?", sarkas Nyonya Min. Hatiku yang teriris, semakin menganga begitu lebar, perih sebab terus-menerus ditabur garam. Bisa dibayangkan betapa sakitnya aku kan? Sekali lagi Nyonya Min sudah final dalam mengecapku sebagai laki-laki brengsek. Padahal ini kali pertamanya aku bertemu dengan orangtua Yoongi.

[KookGa]  If It's Not With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang