Happy reading, minna~~
Maklumin typonya heheh
.
.
.
Malam semakin larut. Jungkook masih setia memeluk lututnya di depan pintu rumah Yoongi tanpa ada niatan untuk beranjak dari sana. Siapa yang tahu kalau Jungkook melakukan ini, Yoonginya akan menyembulkan kepala dari balik pintu yang dipunggunginya. Yah siapa tahu.
Benar saja, tiba-tiba lampu depan rumah yang semula mati, kini menyala terang dan membuat kepalanya mendongak. Seseorang menyalakannya dari dalam. Mata Jungkook berbinar bahagia. Ingin rasanya ia melompat-lompat sambil berteriak senang, namun ia masih ingat untuk menjaga image nya. Ia tidak mau dicap seperti anak paud.
Jungkook reflek menegakkan tubuhnya dan merapikan pakaian yang sedikit kusut. Ia kembali menekan bell, dan kali ini ia mendengar seseorang berjalan tergopoh-gopoh menuju pintu. Ia sangat berharap itu Yoonginya, namun kenyataannya lain. Yang membuka pintu bukan Yoongi, melainkan Namjoon.
'Tidak apa. Sama saja, tidak masalah', pikir Jungkook. Ada yang membukakan pintu untuknya saja ia sudah sangat bersyukur. Jungkook kemudian pasang senyum lebarnya. Hatinya sudah berharap senang karena sebentar lagi akan bertemu dengan Yoonginya, tapi....
"Oh, Jungkook. Ada apa?", tanya Namjoon sinis dengan alis yang menukik tajam. Tatapannya benar-benar tidak enak dipandang mata.
Jungkook yang merasakan aura tidak ramah dari Namjoon pun sontak terkejut. 'Kenapa tiba-tiba?', batin Jungkook, mendadak khawatir. Apa karena berita dirinya yang akan dijodohkan sehingga Namjoon bersikap sinis kepadanya?
"Maaf, hyung. Maaf kalau kehadiranku mengganggu, tapi bolehkah aku bertemu dengan Yoongi?", tanya Jungkook sesopan mungkin supaya tidak memancing emosi Namjoon, karena Jungkook masih tahu diri kalau sikap Namjoon yang sekarang sama sekali tidak ramah padanya.
"Yoongi?", ada nada tidak suka dalam suara Namjoon. "Kau masih punya muka untuk menemuinya? Jungkook, jangan harap kau dapat menemuinya lagi", tukas Namjoon masih dengan sinis yang sama.
Jungkook membelalak. Hey, ada apa? Kenapa Namjoon seolah memusuhinya?
"Lebih baik kau pergi dari sini karena aku muak melihatmu", final Namjoon. Ia hendak menutup pintu, namun Jungkook cepat-cepat menahannya sebelum pintu benar-benar tertutup.
"Hyung! Please. Kenapa kau seperti ini? Aku hanya ingin menemui Yoongi", ucap Jungkook dengan nada sedih. Ia ingin sekali menemui Yoongi. Ia ingin menjelaskan semuanya dan mengatakan bahwa Jungkook menolak perjodohannya.
Namjoon menatapnya datar, namun terkesan malas atau? Muak? "Yoongi tidak di sini".
"Hah? Maksud hyung?", lagi-lagi Jungkook dibuat terkejut, namun tidak ada tanda-tanda Namjoon bercanda.
"Berhenti memanggilku 'hyung', karena aku tidak suka. Kita bahkan tidak terlalu dekat. Oh, lebih baik kita tidak perlu saling kenal lagi setelah ini. Aku tidak mau kenal dengan orang yang menyakiti adikku", ucapan Namjoon bagai belati yang sengaja dilempar untuk membunuhnya, tapi ia tidak ingin berhenti sebelum bertemu dengan Yoongi. Tidak apa-apa kalau dianggap keras kepala.
"Hyung-", belum sempat Jungkook melanjutkan ucapannya, Namjoon sudah memotong.
"Yoongi sudah pergi. Ke Paris".
KAMU SEDANG MEMBACA
[KookGa] If It's Not With You
FanficKita bertemu dalam suatu kebetulan - MYG Warning! Boy x Boy