Happy reading gaes 💜💜💜So sowwyyy for typos 😣😭
Tapi maap ini makin aneh😭😭😭
.
.
.
Setibanya di rumah Yoongi dan mengantar laki-laki manis itu sampai ambang pintu utama, Taehyung berniat langsung pamit. Inginnya ia berlama-lama dengan Yoongi, namun ada sesuatu yang harus ia kerjakan sehingga mengharuskan dirinya pamit lebih awal. Lagipula laki-laki manis itu mungkin sedang butuh waktu untuk sendiri sebab sepanjang jalan menuju rumahnya, Yoongi hanya terdiam dan tatapannya terlihat kosong. Taehyung tahu itu, dan ia tahu diri untuk tidak mengganggu si mungil. Sesudah ia menyapa NamJoon yang juga baru pulang, Taehyung lantas kembali memacu mobilnya keluar dari halaman rumah keluarga Min dengan perasaan khawatir akan Yoongi yang sedikit mencubit pipi hatinya.
Yoongi yang masih di teras karena menunggu Taehyung pergi, lantas ia buru-buru masuk kamar ketika mobil laki-laki Tan itu sudah tidak terlihat lagi. Meletakkan tas ke atas nakas lalu beranjak duduk di tepi ranjang dengan ponsel masih di tangan.
Dengan wajah kesal ia pandangi foto Jungkook bersama dengan mantan kekasihnya yang dikirimi Baekhyun tadi. Hatinya masih ingin menyangkal, namun sayangnya foto itu jauh lebih nyata dan meyakinkan dibanding dengan asumsi-asumsi yang ia rangkai sendiri demi memaklumi Jungkook.
Yoongi menjatuhkan dirinya dengan lesu ke atas karpet beludru, menyandarkan punggungnya di pinggiran ranjang. Ia menghela napas dalam. Pikirannya kembali mengingat masa-masa dirinya dicampakkan Taehyung. Bertanya-tanya mengapa kisah cintanya berakhir dengan miris. Apa dia punya kesalahan besar yang tidak termaafkan di kehidupan sebelumnya?
Lalu apakah kisah cintanya dengan Jungkook akan berakhir sama menyedihkan nya? Padahal mereka hampir saja akan menikah...
Tubuh Yoongi yang bergetar, semakin merosot dan berakhir meringkuk di karpet beludru abu-abunya mirip seperti seekor kucing yang kedinginan. Satu isakan lirih lolos dari mulut mungilnya yang sedikit terbuka, bersamaan dengan sungai kecil yang mengalir dari matanya tanpa bisa dibendung lagi.
Yoongi menangisi Jungkook untuk yang kesekian kalinya. Ia pikir Jungkook telah berubah. Ia pikir Jungkook tidak benar-benar mencintainya. Ia pikir Jungkook telah sedikit melupakannya.
Yoongi tertawa di tengah tangisnya yang mulai mereda. Merasa lucu dengan dirinya yang tampak sangat sentimental dan menyedihkan diwaktu yang sama. Merasa sudah cukup menangis, Yoongi meraih tisu di nakas untuk mengusap air mata dan menyeka ingus yang keluar. Selesai mengurus air mata dan ingusnya, lantas ia campakan tisu bekas itu ke sudut ruangan. Total 10 gumpalan tisu bekas yang berserakan di sana, menambah semarak kamar Yoongi yang sudah berantakan karena pemiliknya sedang tidak ada gairah untuk sekadar meletakkan buku di raknya, atau memasukkan kaus kaki kotor ke keranjang.
"Jungkook menyebalkan! Sama aja dia dengan Taehyung! Mereka memang bangsat!! Ahhh menyebalkan!!!" Yoongi bangkit, lalu melompat ke tempat tidurnya. Emosinya tengah labil. Memukul-mukul bantal sudah menjadi kebiasaannya ketika moodnya sedang tidak karuan.
"Kenapa disaat aku sangat mencintainya, dianya malah jadi kayak bangsat! Giliran sama yang cantik dikit, seksi dikit, langsung kecantol. Emang aku kurang apa sih? Apa aku kurang imut? Kurang cantik? Kurang seksi?!"
"Apanya yang kurang seksi, Dek?"
Yoongi terlonjak kaget dengan mata melebar. Pasalnya sang kakak tiba-tiba melongokkan kepalanya dan bertanya lumayan keras ketika dirinya tengah sibuk mengumpat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[KookGa] If It's Not With You
FanfictionKita bertemu dalam suatu kebetulan - MYG Warning! Boy x Boy