Happy reading~~
Typo everywhere ya
.
.
.
"Bagaimana tanda vitalnya?"
"Bagus, Dok. Tekanan darah stabil, tidak ada pendarahan", seru Perawat Han.
Jungkook mengangguk, sekarang ia akhirnya bisa bernapas lega. "Dokter Jung, tolong ambil alih. Selesaikan proses penjahitan", kata Jungkook dengan aura yang sangat berwibawa. Ia baru saja memimpin jalannya operasi pasien transplantasi hati.
Operasi berjalan lancar seperti biasa, walaupun di tengah operasi tadi sempat terancam gagal fungsi organ, tapi berkat kecerdasan dan usaha Jungkook, semuanya telah terkendali. Seperti yang dikatakan perawat Han, keadaan pasien stabil, jadi ia bisa percayakan sisanya pada Dokter Jung yang sedari tadi menjadi asisten Jungkook.
Dokter Jung mengangguk patuh. Jungkook memang sangat disegani oleh siapapun. "Baik, sunbaenim". Dokter Jung, satu dokter anestesi dan dua dokter residen lain dibantu dengan beberapa perawat lantas menyelesaikan proses operasi tersebut.
Sementara itu, Jungkook buru-buru melepas sarung tangannya dan keluar dari ruang operasi. Biasanya Jungkook yang menyelesaikan seluruh rangkaian operasi yang dipimpin olehnya, namun kali ini entah mengapa ia merasa lelah sekali, sehingga ia putuskan untuk menyerahkan sisa pekerjaannya pada Dokter Jung dan beberapa dokter lain yang sejak tadi membantunya.
Sejenak tidur mungkin bisa menghilangkan rasa penat, pikirnya. Agak tergesa ketika menuju ruang pribadinya, namun sebuah suara menginterupsi dan membuatnya terpaksa menghentikan langkah.
"Kudengar kau sempat mengalami masalah selama proses operasi, Dokter Jeon", kata sesorang wanita dengan jas dokter yang melekat anggun pada tubuhnya.
"Jangan menggangguku, Jennie-ya. Just let me go, okay?"
"Emm, kau mengusirku, Jungkook?", bukannya menuruti perkataan Jungkook, wanita yang dipanggil Jennie itu malah menggelayut manja di lengan kanan Jungkook, menempelkan tubuhnya rapat pada sisi kanan Jungkook.
Jungkook menghela napas pelan. Ia coba melepaskan diri dari Jennie, namun wanita itu malah semakin merapatkan tubuhnya. Karena terlalu lelah, Jungkook akhirnya pasrah saja. "Jennie, aku sangat lelah. Kau mau apa?"
Jennie mendongak, menatap Jungkook dengan agak merajuk. "Gimme your time. Minum kopi denganku?"
"Huh?", Jungkook mengernyit heran. "Dimana kekasihmu?"
"Bukankah kau?"
"Jangan bercanda. Aku punya kekasih, kalau kau lupa", ucap Jungkook. Ia coba melepaskan diri lagi, dan akhirnya kali ini Jennie mau melepaskan Jungkook.
Wanita itu tersenyum manis menampilkan gigi-gigi kecil bak biji mentimun. "Okay, I see. But, apa salahnya, hanya minum kopi?"
Jungkook bergeming, tidak serta-merta menyetujui permintaan Jennie. Wanita itu memang sering tiba-tiba begitu.
"Jungkook?", Jennie kembali menggamit lengan Jungkook. "Ayolah, mau ya? Lagipula kita sudah lama tidak berbincang berdua. Bagaimana?"
Jungkook menatap Jennie sekilas, sejenak menghela napas lantas ia mengangguk pelan. Melihat anggukan Jungkook, Jennie langsung tersorak riang. Seperti biasa Jungkook selalu menuruti Jennie dan hal itu membuat senyum Jennie semakin lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[KookGa] If It's Not With You
FanficKita bertemu dalam suatu kebetulan - MYG Warning! Boy x Boy