Aku seperti biasa berada di ayunan di taman dekat rumah untuk mengamati sekeliling. Aku yang berumur 5 tahun, memiliki rambut panjang berwarna biru dan memiliki iris emerald.
Aku melihat ada beberapa anak yang sedang membully, semua anak yang membully mempunyai quirk. Aku mengamati setiap kejadian itu. Sampai mereka pergi menyisakan anak berambut hijau yang tepar di tanah dengan anak rambut coklat yang menangis.
'Quirkless, memang sangat di rugikan'
Batinku. Aku pun berdiri dan berjalan acuh menuju rumah. Dan di rumah Kaasan menyambutku dengan senyuman dan aku juga membalasnya dengan senyuman.
"Kaasan memasak apa?" Ucapku yang membantu Kaasan di dapur.
"Makanan kesukaan Tousan, Sushi dan Onigiri" ucap Kaasan sambil tersenyum kearahku.
"Oh, tapi Kaasan. Aku penasaran dengan wajah Tousan, apa Tousan ganteng? Apa dia memiliki warna atau iris yang sama denganku" ucapku yang membuat Kaasan menatapku tersenyum tapi matanya sendu.
"Kau sangat persis seperti Tousan mu" ucap Kaasan "apalagi quirkmu, Akiha-chan" lanjutnya sambil mengusap rambutku sayang.
***
Beberapa tahun sudah berlalu, dan aku sudah menginjakkan kaki di bangku smp kelas 3. Dan aku berada di kelas, aku tidak memiliki teman karena sifat dinginku.
"Tamaki-san" ucap seseorang yang aku lihat seorang perempuan yang sering bercerita di bangku depan. Aku hanya menatapnya datar.
"E-e-etto, kau mau masuk ke sma mana?" Ucapnya
"Bukan urusanmu" ucapku dingin dan memandangnya dingin.
"Tamaki, kau dingin sekali!" Ucap salah satu gadis yang menjadi teman orang tadi.
Aku menatapnya dingin, menurutku itu tidak salah. Karena aku menjawabnya seperti biasa. Aku pun mengindikkan bahu dan berjalan keluar kelas.
Aku berjalan, dan beberapa orang melihatku dan memberiku jalan. Mereka semua segan kepadaku.
Langkah kakiku mengajakku ke arah atap sekolah. Memang atap sekolah yang paling setia menemaniku selama 3 tahun aku bersekolah.
Aku membuat api hitam kecil di jari tanganku.
"Kaasan, baik-baik saja? Aku akan ke rumah sakit nanti" ucapku dan mengambil handphone untuk memberi pesan ke Kaasan kalau aku ke rumah sakit hari ini.
Sudah 2 tahun, Kaasan ada di rumah sakit. Dan biaya rumah sakit sudah lunas dengan tabungan Kaasan, dan aku juga membantu sedikit dengan kerja part time. Kata Kaasan kami punya satu perusahaan yang di urus oleh pamanku, adik dari Kaasan.
Hubungan keluarga kami juga sangat dekat, tapi aku tidak merasakan itu. Aku melihat paman akan membuangku setelah Kaasan tidak ada. Aku sudah pasrah dengan keadaan Kaasan yang semakin lama semakin memburuk.
Tak lama bel pulang berdering, ya tadi jam kosong. Aku pun menuju ke kelas dan melihat satu kertas di mejaku.
"Tamaki-san, itu form untuk pertimbangan masa depanmu" ucap seorang laki-laki yang menjabat ketua kelasku.
"Hm" aku hanya berdehem dan pergi menuju rumah sakit. Aku sedikit berlari, dan di tengah jalan seperti biasa pemandangan Villain yang membuat onar dan di tangkap oleh beberapa hero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Or Demon (My Hero Academia)
FanfictionSejak kematian Kaasan, aku terpuruk. Tapi entah kenapa setelah masuk ke SMA UA ini membuat banyak tekanan. Dan mulai dari sini aku tau sosok 'ayah' yang selama ini di ceritakan oleh Kaasan. Walaupun aku tinggal sendiri, menjalani misi sendiri, berg...