Two

1.2K 79 24
                                    

Badai sudah berhenti sejak tadi malam. Pagi ini aktivitas sudah mulai berjalan. Anak anak mulai keluar rumah untuk sekedar membuat boneka salju atau bermain perang bola salju.

Riva masih dengan kameranya memotret deretan boneka-boneka salju hasil karya anak anak.

Bagi mereka, Riva adalah sosok kakak yang pengertian, hangat, dan ramah.

Wush!

Angin musim dingin menerbangkan syal gadis itu menuju rentetan pohon oak.

Terkejut melihat Syalnya terbawa angin. Ia berusaha mengejar syal itu. Salju yang tebal menghambat pergerakan Riva.

"Ah itu dia.." ujarnya berusaha mengambil Syal berwarna cokelat muda di ujung batang pohon oak yang paling besar.

"Butuh bantuan?" Ujar suara dari atas. Gadis itu menengok kepada si pemilik suara.

Devan.

Lelaki bermata biru muda itu kini sedang terduduk diatas dahan pohon oak. Ia tersenyum kecil.

"Devan kan?" Ujar Riva masih menatap lelaki itu.

Si pemilik nama hanya nyengir, sambil mengambil Syal cokelat dari dahan pohon tua itu.

Ia seketika meloncat kebawah. Tepat di hadapan Riva.

"Makasih" ucap Riva mengambil Syalnya dari tangan Devan. Dengan sigap Devan naik lagi keatas pohon

"Kamu ngapain diatas pohon?" Tanya Riva khawatir. Ia phobia akan ketinggian.

"Hanya, melihat keadaan kota." Ujarnya masih dengan senyum dinginnya.

"Mau naik?" Tanyanya. Riva dengan cepat menggeleng.

"Kau lapar? Aku lapar, makan yuk." Tanya Riva. Entah apa yang dipikirkannya. Lelaki itu dengan cekatan turun dari atas pohon.

"Boleh.."

Dan disinilah Devan dan Riva. Tempat makan yang bernama D'witneys.

"Devan mau makan apa?" Tanya Riva masih memegang buku menu.

"Es krim" hanya itulah yang keluar dari mulut Devan. Riva menggeleng.

"Dingin dingin begini gak boleh makan yang dingin dingin." Nasihat Riva sok bijak.

"Lalu?"

"Katanya sup ayam disini enak. Kamu mau?" Tawar Riva. Devan menggidikkan bahu.

"Terserah" ucap lelaki itu mamegang buku menu.

2 sup ayam segera datang diatas meja. Devan menelan ludahnya.

Devan menyuapkan satu sendok sup panas kedalam mulutnya. Lalu menyendok lagi. Dan begitulah seterusnya hingga sendokan terakhir.

Riva hanya melongo melihat Devan memakan sup yang super panas itu dengan cepat.

"Devan..."panggil Riva. Si pemilik nama hanya menatapnya dengan tatapan ada apa?

"Kamu mau kan jadi temanku?" Tanya Riva. Ia merasa Devan berbeda dengan orang lainnya.

"Dengan senang hati" cengir Devan

Devan hanya tersenyum, tiba-tiba ia merasakan sesuatu di dalam tubuhnya.

"Ah iya, aku ada urusan setelah ini." Ujar Devan mengeluarkan uang dan membayar makanan. Dan langsung lari.

"Sampai jumpa" ujar lelaki itu lagi.

Riva tertegun.

Di dalam hutan Oak

"Keluar kau.." teriak seorang laki laki sembari memukul mukul dadanya. Ia terus memuntahkan sup panas yang tadi ia makan.

"Keluaaaaarrrr sup panas" katanya terus memukul mukul dadanya.. air mata keluar dari pelupuk matanya.

"Kau tahu kan? Kamu itu 100% terbuat dari salju? Seluruh organ tubuhmu juga? Dan salju itu akan meleleh kalau terkena panas?" Ujar suatu suara.

Devan menoleh

Itu si Beruang, sosok yang mengajarinya untuk bertingkah seperti manusia biasa.

"Terlambat foster, organ dalammu sudah mencair."

———————***———————

(Riva Allegra)

Devan adalah sosok yang baru aku kenal. Tapi kenapa seperti, ia terus bersamaku? Ia ada disetiap langkahku, ia ada di tidurku, ia ada di mimpiku, bahkan ia ada di pikiranku.

Sentuhannya, Suaranya, Senyumnya, Wajahnya. Sama sekali tidak bisa aku lupakan.

Tidak mungkin kan aku jatuh cinta pada sosok yang baru aku kenal 2 hari lalu?

Ah untuk apa aku melamun, aku harus ke toko grosir membeli bahan makanan untuk nanti malam.

Aku menelusuri jalan menuju Toko grosir.

Tunggu, kalau tidak salah kan itu pohon yang tumbang 2 hari lalu.

Kenapa pohon itu masih berdiri tegap, apa kejadian 2 hari lalu itu cuma mimpi.

Ah sepertinya aku kurang tidur.

——-————***———————

A/N:  helloo,, makin gak danta yaa? Kalo ini ada yang baca komen dong kasih kritikan.. hehe.. makasih sebelumnya yang udah sempet baca ini dan ricordare hehe

Btw mulmed Danielle Campbell

Our Story on WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang