Hidden People

150 22 1
                                    

[Selasa, siang]

"Ha--halo."

"Sejak kapan kamu ada di sini?." tanya Rosa dua kali.

"Sebelum kak Rosa datang lebih tepatnya." jawabnya sambil tersenyum canggung. Rosa mengangguk paham dan berjalan mendekatinya.

"Kamu adiknya Byan kan?."

"Iya, Gally."

"Kamu mendengar semua perkataanku di telepon?."

Gally bingung, ia memainkan jari-jari kakinya di dalam sepatu. Ia tidak yakin kalau jujur adalah cara yang benar, tapi berbohong pun juga tidak akan dipercaya karena pada nyatanya suara Rosa tadi sedikit keras dan terdengar sampai telinga Gally. Tapi, Rosa tersenyum.

"Aku nggak sejahat itu. Nggak semua ancaman akan benar-benar dilakukan." katanya sambil mendekatkan satu kursi agar ia bisa duduk berdekatan dengan Gally. Sejujurnya Gally pun tidak merasa ada aura jahat di dalam diri Rosa, jadi Gally pun berusaha untuk santai kembali.

"Kenapa nggak ikut pelajaran?." tanya Gally.

"Sebenarnya tadi mau ke UKS, tapi ada yang lebih penting. Kamu sendiri?."

"Lupa nggak ngerjain tugas, jangan bilang kak Byan hehe." Rosa menahan tawanya setelah mendengar jawaban Gally. Ini pertama kalinya mereka berbicara empat mata saja. Sebelumnya Rosa hanya tau kalau Gally adiknya Byan dan sering bermain juga bersama Edrian, Iris, dan Nadine.

"Kak Rosa sering ke sini?."

"Lumayan. Kamu?."

"Sering, setiap kali kena hukuman keluar kelas, aku selalu ke sini. Nonton film. Kak Rosa suka genre thriller dan misteri?." Rosa mengangguk dan Gally sangat senang mendengarnya, tanpa membuang waktu akhirnya Gally berbagi ponselnya dengam Rosa agar bisa menyaksikan filmnya bersama-sama.

Sementara di dalam kelas, suasana tegang sedang terjadi. Sepasang mata milik Ely, guru mata pelajaran yang mengijinkan Rosa ke UKS tersebut sedang mengekspresikan kemarahan.

"Saya tau kamu anak baru, tapi tidak bisakah mematuhi peraturan kelas yang ada? Hm?." tanyanya.

"Maaf, Bu." jawab Rilia sambil menunduk.

"Apa yang kamu lakukan dengan ponsel itu?."

"Sa--saya hanya mengirim pesan."

"Permisi, apa Ibu bisa mengambil atau menyita ponselnya saja lalu melanjutkan pelajaran? Waktu kami sudah terpotong banyak tadi pagi, kami tidak ingin membuang-buang waktu." ucap Iris tiba-tiba sambil mengangkat tangannya. Byan mengangguk setuju, kemudian yang lainnya pun melakukannya. Mau tidak mau, Ely harus berhenti berdebat dengan Rilia. Tetapi untungnya, ponsel milik Rilia masih aman dan tidak diambil ataupun disita. Terlihat Aeril mengusap punggungnya sebagai tanda agar Rilia tenang kembali.

Sesudah beberapa mata pelajaran selesai, jam istirahatpun tiba. Tetapi ketika semua orang terburu-buru untuk mengambil dompet di tasnya, sebuah pengumuman pun terdengar dari speaker sound pusat.

"Tes..tes.."

Semua orang di kelas mendadak duduk kembali. Gally dan Rosa di rooftop juga mem-pause filmnya untuk ikut menyimak pengumuman.

"...diberitahukan kepada seluruh siswa untuk berkumpul di aula pusat sambil membawa ponselnya masing-masing. Harap berkumpul sebelum pukul 10.05. Terima kasih."

"Ponsel?." tanya Gally.

"Apa ada sesuatu yang terjadi saat kita ada di sini?." Rosa balik bertanya lalu berjalan bersama Gally untuk turun ke lantai bawah dan menuju aula pusat sesuai pengumuman.

Guess Who's The Psycho [S1] - SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang