[Rabu, sore]
Dinda membeli satu cup kopi di cafe yang jaraknya lumayan dekat dengan toko. Ia tidak sendirian sekarang, di depannya sudah ada Rafael. Awalnya Rafael lah yang lebih dulu tiba di sini untuk menghabiskan waktu istirahatnya, tapi siapa sangka kalau Dinda juga memilih tempat yang sama.
"Jabatanmu tinggi?." tanya Dinda kepada Rafael yang sekarang keduanya sudah memutuskan untuk berteman dan saling berbicara santai.
Rafael menggeleng, "Tidak, aku masih junior. Tugasku juga tidak banyak."
"Untuk kasus penggerebekan kemarin, kamu ikut?."
"Tidak, itu tugas para senior. Kenapa? Kamu tipe orang yang menyukai genre seperti itu?."
"Bukan, tapi..." Dinda ragu sambil berpikir apakah menceritakan semuanya kepada Rafael adalah jalan yang benar ataukah justru jalan yang salah. Lalu Dinda mengangguk, setidaknya Rafael punya jabatan di kepolisian.
"Kemarin malam aku lewat situ dengan adik aku, dan adik aku bilang kalau dia melihat ada orang di atap, di jalan rahasia kedua. Aku tidak mengerti kenapa lokasi yang belum jelas seperti itu sudah tidak dijaga lagi oleh polisi." jelas Dinda.
"Din, polisi bukan hantu." jawab Rafael ambigu.
"M--maksud?."
"Kemarin malam ada sekitar lima polisi senior yang dikirim untuk berjaga di situ. Kamu tidak melihatnya?."
Dinda mengerutkan keningnya dan meyakinkan diri bahwa kemarin memang benar sama sekali tidak ada orang, apalagi lima polisi. Yang benar saja.
"Nggak ada, Raf."
"Serius?."
"Apa kamu mau meminjam mataku?." tanya Dinda serius tapi dengan kalimat yang tidak masuk akal membuat Rafael mendadak salah fokus.
"Tapi yaudahlah, aku memikirkan hal yang seharusnya tidak aku pikirkan." kata Dinda. Kemudian setelah minuman mereka berdua habis, mereka kembali ke tempat kerja masing-masing. Tidak lupa, mereka saling menyimpan nomor agar bisa menghubungi di lain waktu.
Rafael membiarkan Dinda pergi terlebih dahulu, kemudian saat sosoknya sudah hilang di pertigaan, Rafael kembali mengingat memori di kantor polisi kemarin malam. Tapi itu sangatlah benar, kelima seniornya berangkat untuk menjaga lokasi dan pagi tadi baru kembali dengan mata yang lelah. Namun Rafael juga tidak menyangkal dengan kenyataan bahwa kepribadian Dinda sangat tidak mungkin untuk berbohong. Ia mengembuskan napas kasar, lalu berjalan meninggalkan cafe.
Dinda pun di atas motornya masih sempat-sempatnya untuk memikirkan keanehan dari kejadian itu. Meskipun pikirannya menolak untuk membahasnya, tapi nyatanya rasa penasarannya lah yang menang. Pada awalnya, Dinda menganggap Gally hanya mengada-ngada dan ia benar-benar bosan melihat kehaluan adiknya itu. Tapi melihat penjelasan dari Rafael, bisa saja ada yang tidak beres dari kepolisiannya sendiri dan dengan siluet jaket hitam yang dilihat Gally tersebut. Ia harus membicarkan ini dengan adik keduanya itu nanti.
⇨⇨🔍🔍🔍🔍⇦⇦
[Kamis, dini hari]
"Kamu bukan pelaku dari amplop ini?." tanya si jaket biru yang hari ini menggunakan baju abu-abu kepada pemilik saku kucing yang hari ini menggunakan baju kuning sambil membawa hewan peliharaannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guess Who's The Psycho [S1] - SUDAH TERBIT
Mystery / Thriller[TAMAT] Kisah anak SMA yang tiba-tiba mempunyai banyak misi sambil mencari tau siapa dalang dari semua ini. Tidak sedikit korban dan kehebohan yang disebabkannya. Lantas, bisakah mereka menebak siapa psikopatnya? Maukah kamu membantu mereka? Open th...