雪 Snow ❄️

3.7K 234 149
                                    

Pria berkacamata bulat itu duduk dibangkunya sambil membaca buku yang dipegangnya. Ia duduk sendiri disana. Ia tidak menghiraukan tatapan anak kelas yang melihatnya dengan tatapan aneh.

Dia dijauhi oleh teman temannya, itu sebabnya ia tidak punya satu orang teman pun dalam sekolah itu. Hinaan, cacian dan makian sudah menjadi temannya sehari hari. Ia sudah terbiasa dengan semua perlakuan buruk yang ia terima dari teman temannya. Oh, orang sejahat itu tidak layak disebut teman!

Berpenampilan culun dengan kacamata bulat dan selalu menyendiri membuatnya semakin tidak disukai. Tapi walaupun begitu, ia merupakan anak yang cukup berprestasi di sekolahnya. Ia juga 'langganan' juara satu baik dikelas maupun di sekolahnya.

Dua orang pria duduk dibelakangnya sambil tersenyum iseng padanya. Sudah pasti mereka menertawakan pria berkacamata itu. Entah apa yang mereka tertawakan.

PLUK!

Sebuah gulungan kertas itu mengenai kepalanya. Dua orang pria dibelakangnya langsung tertawa cekikikan. Sedangkan yang dilempar kertas hanya menengok sebentar ke belakang sebelum akhirnya ia melanjutkan kegiatannya membaca buku.

"Hey yuta! Kenapa diam saja? Cepat pungut dan buang sampah itu!" seru si pelaku pelempar gulungan kertas itu.

Pria berkacamataーyuta tak menghiraukannya dan berpura pura tidak mendengarnya.

"Kau tuli ya?!" seru satu orang lainnya yang ikut menertawakannya dibelakang.

"Aishhh dia ini selalu membuatku kesal" pelaku pelemparan kertasー fujiki langsung berdiri dan menghampiri yuta.

Ia langsung mendirikan tubuh yuta secara paksa setelah itu mendorongnya hingga terjatuh di lantai.

"Pungut sampah itu atau aku akan menghajarmu, yuta!" ancamnya dengan nada tinggi.

Semua anak yang ada di situ langsung melihat ke arah yuta tanpa berniat ingin membantu. Justru mereka semua menutup mulutnya dan tertawa saat melihat yuta di tindas.

"Lihat, si culun itu berulah lagi ckck" bisik salah satu anak dikelas.

Karena tidak ingin diganggu oleh temannya lagi, yuta langsung memungut gulungan kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah.

"Kurasa yang seharusnya dibuang bukan sampah, tapi kau yuta hahahaha" celetuk akira.

"Benar, dia dan sampah sama sama tidak berguna. Bukankah begitu, fujiki?" timpal daisuke tersenyum mengejek saat yuta lewat tepat didepannya.

"Astaga aku baru ingat!" seru seseorang mengalihkan perhatian pada sumber suara tersebut.

"Ada apa?" tanya yang lain.

Yang ditanya tidak menjawabnya dan terlihat begitu pucat.

Merasa geram sekaligus ikut panik, fujiki langsung mendesak nagasawa agar segera menjawabnya.

"Hey nagasawa cepat katakan. Jangan membuat kita semua panik!"

"Apa kalian ingat, hari ini akan ada ulangan harian matematika dari pak tanaka" ucapnya.

"Kenapa sepanik itu? Kita kan punya si culun. Disaat seperti ini kita harus mengandalkannya" jawab hiroshi dengan wajah santainya.

"Hey anak culun, kau dengar kan? Aku tidak mau tahu, kau harus membagi jawabanmu agar kita terbebaskan dari remedial" fujiki melipat tangannya didepan dengan gaya yang angkuh.

"Jika tidak, kau tahu kan?" fujiki menaikan alisnya seraya tersenyum licik pada yuta.

"Konnichiwa!"

♡ YUWIN ONESHOT COMPILATION ♡ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang