Pemuda manis itu menempelkan kartu didepan pintu flatnya dan tak lama pintu pun terbuka. Ia langsung membereskan barang barangnya hari itu juga. Kepindahanya dari Daegu ke Seoul bukan tanpa sebab, ia pindah karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskannya bekerja disana.
Lusa adalah hari pertamanya bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit ternama di Seoul. Sebenarnya ia agak menyangkan kepindahannya ini, karena sudah sangat nyaman di tempat sebelumnya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa apa karena ia ditugaskan untuk pindah ke rumah sakit di daerah lain.
Butuh waktu kurang lebih 4 jam untuknya membereskan semua barang barangnya disana. Ini sangat melelahkan. Terlebih lagi ia melakukannya semua seorang diri.
Setelah selesai dengan acara beberesnya, ia berniat pergi ke caffe yang tak jauh dari flatnya. Ia ingin sedikit bersantai dan menenangkan dirinya sejenak setelah berjibaku dengan urusannya barusan.
Pemuda manis itu menikmati caffe lattenya sambil menatap ke arah luar yang ternyata sedang gerimis. Sungguh suasana yang sangat menenangkan. Dan ia sangat menikmatinya sekarang.
Ditengah menikmati suasana tersebut, didepannya ada seorang pria yang duduk tak jauh darinya melihat ke arahnya sambil tersenyum. Awalnya pemuda manis itu tidak menghiraukannya, karena ia berpikir mungkin pria itu tidak tersenyum padanya, tapi orang yang ada di sekitarnya. Tapi pria didepannya ini terus menatapnya sambil terus tersenyum dan itu membuatnya risih.
Merasa risih, ia pun membereskan barang barangnya dan bergegas pergi ke flatnya. Ia berharap tidak akan bertemu dengan pria aneh itu lagi.
Sesampainya di gedung flatnya, ia harus menunggu lift terbuka, karena flatnya berada di lantai 23. Ia memencet tombol yang ada pada dinding tak jauh dari lift, dan langsung masuk ke dalamnya setelah lift itu terbuka.
Ting!
Lift itu berbunyi tepat di lantai 5 dan pintu lift pun terbuka bersamaan dengan masuknya pria yang tak lama ia lihat sebelumnya.
"Bukankah ini pria aneh yang baru saja kutemui di caffe?" Bantinnya berpura pura biasa saja.
Canggung. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana di dalam lift sekarang ini. Bagaimana tidak, hanya ada dia dan pria aneh saja di dalam lift tersebut. Dan diantara keduanya tak ada yang berniat membuka suara sehingga membuat suasana semakin canggung.
"Ah sial! Kenapa lift ini lambat sekali?" Rutuknya sebal setelah mengetahui bahwa sekarang ia berada di lantai 8.
Dan yang lebih menyebalkannya adalah, pria aneh disampingnya ini masih terus tersenyum padanya. Menyeramkan sekali bukan? Tahu jika dirinya sedang diperhatikan oleh pria aneh, ia mengeluarkan airpods dan mulai mendengarkan lagu dengan volume yang sengaja ia naikkan. Setelahnya ia berpura pura tidak tahu apa apa.
"Kau melihatku?" Pria aneh itu melontarkan pertanyaan bodohnya. Tentu saja ia bisa melihatnya, memang gunanya mata apa?.
"Pernyataan macam apa ini? Dia pikir aku ini buta?" Jawabnya tentu saja dalam hati.
Pria aneh ini justru langsung terkekeh geli tanpa sebab. Benar benar aneh. Tak salah pemuda manis itu menganggapnya pria aneh.
Pemuda manis itu langsung mengisyaratkannya dengan gerakan tangan sambil menunjuk ke arah telinganya yang terpasang airpods. Seakan mengatakan "maaf, aku tidak dengar. Aku sedang memakai airpods".
Tak lama pintu lift pun terbuka tepat di lantai 23. Akhirnya pemuda manis itu bisa bernafas lega saat sudah tiba di tujuannya. Tidak ingin berlama lama di dalam lift bersama pria aneh itu, ia langsung melangkahkan kakinya keluar dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
♡ YUWIN ONESHOT COMPILATION ♡
FanficKarna ini oneshoot, jadi aku nulisnya panjang panjang. Gak mungkin kan aku lanjut di chap berikutnya, tar bukan oneshoot dong jadinya. Kalo merasa bosen karna kepanjangan, aku gak maksa buat baca kok, silahkan klik cancel aja bagi yang gak kuat karn...