Setelah kau yang mungkin lelah mengejar, sekarang saatnya aku yang melakukan itu. Bukan untuk berniat membalas kebaikan, namun hati ini yang meminta mengejarmu kembali.
~~~
Warning!!
Typo, typo, dan typo***
Laki-laki dengan seragam putih abu-abu itu sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Ia sedang makan bersama dengan adik dan sang bunda, hanya saja ayahnya tidak ada karena pekerjaan.
Raja memasukkan roti dengan selai kacang itu kedalam mulutnya, sesekali ia meledek adiknya itu. Sedangkan adiknya sudah kesal sejak tadi, ia hanya bisa menggerutu dalam hati, menyumpah serapahi kakanya ini yang sangat menyebalkan.
"lo tuh udah gede jangan manja Sama bunda, malu ama biji" Ledek Raja sambil tertawa kecil.
Mario hanya bisa mendengus kesal, abangnya ini memang suka mencari masalah. "Bilang aja lo sirik kan? lo sirik gue punya PS 5 sedangkan lo ga punya" Balas Mario dengan nada ketus. Raja menatapnya tajam, padahal dalam hati dia membenarkan perkataan adiknya itu.
Sedangkan Meira hanya menggelengkan kepalanya, ia sudah pusing untuk menengahi kedua anaknya ini. Lebih baik diam, nanti juga keduanya cape sendiri.
Raja mengambil tasnya dan jaket kesayangannya. Ia bangkit dari duduknya dan bersiap untuk berangkat.
"bun, Varo berangkat dulu ya" Pamit Raja kepada Meira sambil menyium punggung tangan Meira.
"iya hati-hati, Salam buat Jenni" Ucap Meira sambil tersenyum.
"siap bunda" Balas Raja sambil tertawa kecil.
***
Gadis berkuncir kuda itu sedang berjalan gontai dikoridor panjang utama sekolah, matanya menatap kegiatan siswa-siswi disekitarnya. Sudah ramai sekolahnya, ia melangkahkan kakinya untuk ke kelas. Matanya menatap satu gadis yang sepertinya menganggap dirinya adalah musuh terbesar.
Jenni dan perempuan itu langsung memutuskan pandangannya dan kembali fokus ke arah tujuannya. Hari ini salah satu sahabatnya tidak masuk sekolah karena sakit. Jarang sekali Jenni melihat Febby sakit, anak itu sepertinya imunisasinya sangat bagus, membuat Jenni sedikit terkejut saat mendengar kabar kalau sahabatnya itu sakit.
Jenni masuk ke kelasnya dan duduk dibangku miliknya, sahabat satunya belum datang. Memang seperti itu, Putri itu sering sekali telat, jadi Jenni sudah paham kebiasaan sahabatnya.
"Jen, Mtk udah belom?" Tanya Fero yang baru saja datang seraya meletakkan tasnya dibangku.
Jenni mengangguk sambil mengeluarkan buku Matematikanya. "Ga usah sepik-sepik nanya, gue tau lo mau liat, nih salin" Balas Jenni sambil menyodorkan buku miliknya.
Fero yang melihat itu langsung tersenyum senang sambil mengambil buku milik Jenni. "Emang lo doang dah, udah cantik, Pinter, jadi sayang" Ucap Fero membuat Jenni menatapnya jijik.
"Geli banget" Ujar Jenni membuat Fero terkekeh kecil.
------------------
Raja dengan ketiga temannya itu sedang bersantay dikantin, pelajaran kosong membuat mereka memilih untuk tidak diam dikelas. Mereka lebih memilih untuk mengisi perut mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light of the darkness [END]
Random"Raja makan nih!" "Raja tau ga si Jenni lagi sedih" "Raja! Raja ganteng banget sih" "Rajaaaaa Jenni benci sama raja" "Maafin Jenni udah ganggu Raja mulu, Jenni janji ga bakalan ganggu lagi" "Jenni pergi ya raja jangan sedih"