18~Mengetahui

5.2K 267 10
                                    

Selama ini aku coba galih apa yang aku ga tau. Dan ternyata pas aku tahu, ini benar-benar buat aku sakit.

***

Typo Bertebaran

<><><>

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit lalu, namun ketiga gadis ini masih setia duduk di dalam kelas, entah mereka membicarakan apa, yang pasti mereka sangat menghindari para most wanted itu.

Jenni sedari tadi fokus melihat ke arah luar kelas, takut jika ada yang melihat dirinya, apa lagi jika ia dilihat Raja, ia akan lari sekencang-kencangnya, walaupun pada akhirnya Raja pasti bisa mengerjar.

"Ini kita berapa jam lagi disini?" Tanya putri yang terlihat sudah mulai bosan.

Febby menoleh ke arah Putri lalu dengan seenaknya ia menoyor kepala Putri "Diem aja dulu tar gue teraktir es teh" Balas Febby kesal, sedangkan Putri yang tadinya memasang wajah kesal sekarang malah mengangguk riang sambil menampilkan gigi kelincinya itu.

"Kalian hari ini bisa ga ke apart gue?" Tanya Jenni tiba-tiba.

Febby dan Putri langsung saling melempar tatapan dan dengan cepat mengangguk antusias. "Udah lama kita ga girls time" Ucap Putri semangat.

Febby yang mendengar langsung mengangguk semangat "gue juga baru beli masker baru, nanti kita maskeran bareng deh" Saking senangnya ia sampai tertawa bersama Putri, sedangkan Jenni hanya menggelengkan kepala, lalu kembali fokus melihat ke arah luar kelas.

"Kayanya udah aman" Pekik Jenni

"Lo yakin?" Tanya Febby sedikit ragu.

Jenni mengangguk "udah yok" Ajak Jenni sambil menggendong tas pink-nya itu.

Mereka bertiga langsung keluar kelas, masih ada beberapa murid disana. Mungkin kebanyakan dari mereka akan menjalankan ekskulnya, dan beberapa mungkin ada yang belajar bersama.

Namun sedetik kemudian langkah mereka berhenti karena mereka di jegat oleh gadis yang sangat ditakuti di sekolah mereka. Siapa lagi jika bukan Elice, namun yang Jenni bingung mengapa Alesya ada disana? Bersama Elice?

"Lo ngapain si ngalangin jalan orang? caper ya lo?" Tanya Putri dengan keberaniannya, yang Putri inginkan hanya pulang, namun kenapa ada saja yang menghalangi jalannya.

"Tau Lo semua gabut ya nungguin kita pulang? asli mendingan jadi cabe-cabean kalo gabut bonceng tiga nyari angin, daripada kaya lo semua gabutnya ga jelas" Celetuk Febby, sedangkan Putri sedari tadi hanya menahan tawanya.

"kenapa?" Tanya Jenni santai.

Elice yang mendengar tertawa remeh, Jenni tidak tahu apa yang terjadi. "Hebat ya lo bisa bikin Raja sebegitu takutnya kehilangan lo" Ujar Elice dengan senyum jahatnya.

Jenni yang mendengar sedikit tidak mengerti, ia mengetahui bahwa Elice pasti membencinya karena sekarang Jenni sudah menjadi pacar seorang Raja.

"Dia bahkan rela ngelakuin apapun, termasuk bener-bener ngelupain gue" Tambah Alesya.

Jenni tambah dibuat bingung dengan omongan Alesya itu. "maksud kalian tuh apa si? gue ga ngerti" Ucap Jenni, ia memang tidak mengerti apapun yang Elice dan juga Alesya bicarakan.

"Raja itu sahabat gue, 2 tahun lalu dia amnesia. Gue berharap dia ga lupa sama gue, tapi ternyata dia lupa semua tentang gue, asal lo tau. Bertahun-tahun dia ga pernah kenal itu cinta, dia selalu ada buat gue tapi karena kejadian itu, dia jadi lupa sama gue" Ucapan Alesya terhenti karena ia merasakan dadanya yang begitu sakit. Sakit jika mengingat masa dimana ia dan Raja memulai dan mengukir cerita.

Light of the darkness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang