Ada baiknya sekarang kamu pergi jauh, untuk menenangi hati kamu yang terus"an menangis, kamu gak butuh orang lain buat jadi penenang kamu, yang kamu butuhkan hanya diri kamu sendiri buat ngerti semuanya.
****
Typo bertebaran kawan
°°°°°
"Bang Dewa?"
Rasanya Jenni lemas, berfikir ini nyata atau tidak, atau bahkan ini hanya halusinasinya saja? tetapi ini memang nyata.
"Laa" Panggilan itu terdengar lirihan, laki-laki itu sudah berlutut dihadapan Jenni.
"Maaf" Hanya satu kata yang bisa laki-laki itu ucapkan, tidak tahu harus seperti apa dan mengeluarkan kalimat apa, yang ia bisa hanya mengerluarkan kata maaf itu.
Jenni mengeluarkan air matanya, bingung harus sedih atau senang. Sedih karena ia mengingat bagaimana cara kaka laki-lakinya ini meninggalkannya, dan senang karena sosok yang ia rindukan kembali lagi.
"Abang kemana aja? kenapa abang ninggalin starla?" Ucapan Jenni terdengar sangat pilu, sudah 4 tahun ia memendam ini semua.
"Kenapa abang ngebiarin Starla nangis selama 4 tahun? kenapa abang ngebiarin Starla ngadepin semuanya sendirian, dan kenapa abang ga milih buat jagain Starla sama caca? Kenapa abang lebih milih pergi?" Pelan namun Dewa tahu itu adalah hal yang Jenni pendam selama beberapa tahun ini, sayangnya ia belum bisa menjadi kaka yang baik untuk Jenni.
"Starla kangen bang Dewa.." Tangisnya semakin menjadi, bahkan tidak terlihat karena hujan deras yang sekarang sudah membasuhi bumi.
"Abang minta maaf la, abang...abang salah" Hanya itu, ia bingung harus berbicara apa kepada adiknya, ia menyesal. Yang ia tahu, selama 3 tahun terakhir ini adiknya itu disiksa oleh ibu tirinya.
Jenni memeluk Dewa, melepaskan semua rasa rindu itu. Ia memang sedang sedih, namun dengan kedatangan Dewa, ia menjadi lebih tenang.
"Abang mau ketemu caca" Ujar Dewa saat Jenni melepaskan pelukannya, Jenni mengangguk lalu mengikuti Dewa ke arah motor besar berwarna biru itu, siapa lagi jika bukan punya Dewa.
Mereka berdua menerobos derasnya hujan, sudah terlanjur basah. Mereka meninggalkan pekarang sekolah itu, dan Jenni memeluk Dewa, dengan perasaan rindu yang sejak 4 tahun menumpuk.
Sedangkan satu laki-laki sedang menatap kepergian mereka dengan senyuman bermakna.
"Gue sayang sama lo Jen" Ucapnya.
°°°°°
Jenni dan Dewa sudah sampai di apartement, bahkan mereka sudah bercanda bersama, apalagi caca yang terlihat sangat ceria ketika bertemu Dewa, bahkan ia sangat senang mengetahui bahwa Dewa adalah kaka kandungnya.
"Bang Dewa yang benel dong jadi kudana" Ucap Caca saat Dewa seperti kelelahan mengangkat tubuh gadis itu dipunggungnya.
"Ca, bang Dewa udah cape, istirahat dulu ya" Balas Jenni lembut yang dibalas anggukan oleh Caca, Dewa yang melihat itu terkekeh pelan.
Berfikir bahwa selama 4 tahun ini, Jenni lebih dewasa dan mandiri tanpanya, merawat adik bungsunya itu sendiri tanpa bantuan siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light of the darkness [END]
Random"Raja makan nih!" "Raja tau ga si Jenni lagi sedih" "Raja! Raja ganteng banget sih" "Rajaaaaa Jenni benci sama raja" "Maafin Jenni udah ganggu Raja mulu, Jenni janji ga bakalan ganggu lagi" "Jenni pergi ya raja jangan sedih"