Terima kasih atas ucapanmu. Tidak ada benci ataupun amarah. Aku tetap menghargaimu.
∆∆∆∆
Typo Dimana-mana🙀🌻🌻🌻
Sejak pelajaran olahraga selesai, Jenni menjadi melamun. Memikirkan bagaimana jika Raja menjauh. Tidak marah saja Raja sudah menjauh, bagaimana sekarang? pasti Raja tidak akan menerima keberadaan seorang Jenni.
"ga usah dipikirin lah Jen. Pasti Raja maafin lo" Ujar Febby ingin menenangkan Jenni
"Gue ga yakin Raja bakalan gitu" gumam Jenni yang masih bisa didengar Febby.
Febby menghela nafasnya pelan "yaudah lo harus yakinin diri lo, Kalo lo bakalan dimaafin sama Raja" Yakin Febby membuat Jenni mengangguk lemas.
Jujur saja, Jenni hanya ingin mencari kebahagiaannya. Dia sudah sering dekat dengan laki-laki, namun tetap saja ia tidak bisa. Hanya Raja yang mempunyai daya tarik yang kuat untuk Jenni. Apapun Jenni lakukan. Namun jika bukan Jenni alasan Raja bahagia, dia akan ikhlas. Lagipula cinta tidak bisa dipaksakan.
Namun dilain sisi, Jenni juga lelah. Ia bingung harus berhenti atau melanjutkan. Jenni sudah setahun lebih memperjuangkan cintanya. Namun tidak ada tanda-tanda bahwa Raja adalah cinta sejatinya.
Sekali lagi Jenni berfikir, mungkin semua orang menyuruhnya berfikir seribu kali untuk menemukan jawaban. Tapi ini sudah jutaan kali Jenni berfikir. Sungguh semuanya tidak mudah bagi Jenni. Tapi sudah diberi garis besar jika Raja tidak menerima Jenni. Ya tuhan Jenni pusing!
•••••
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Kini gadis cantik berkuncir kuda itu sedang berjalan gontai ke arah lapangan badminton. Pelajaran hari ini cukup membosankan. Apalagi saat pelajaran Bahasa Indonesia, cukup lelah membaca delapan halaman.
"Jen" panggil Nabila. Dia adalah teman satu Ekskul Jenni. Dia memang tidak cantik, namun lesung pipi yang menghiasi pipinya membuat kesan manis pada Nabila.
"eh bil, udah mulai?" Tanya Jenni sambil meletakkan tasnya dibangku pinggir lapangan.
Nabila menggeleng pelan "belum, mungkin dikit lagi. Lo ganti baju dulu sana gue disini" ujar Nabila.
Jenni mengangguk sekali "oke, jagain tas gue ya" ucap Jenni dan langsung melangkah pergi ke ruang ganti.
10 menit berada diruang ganti. Kini gadis cantik dengan cepolan asal-asalan itu keluar, dan melangkah ke tempat dimana dia menyimpan tasnya.
Sesekali dia melihat ke arah lapangan basket yang cukup ramai. Disana juga ada Raja yang sedang mendribble bola basket. Rasanya ingin sekali berteriak nama Raja, namun niat untuk berteriak ia urungkan. Karena Jenni tahu jika Raja masih marah kepadanya.
Jenni memutuskan pandangannya dan mulai tersenyum lagi. Bukan Jenni namanya jika tidak tersenyum sepanjang hari.
"Jen" panggil Nabila, membuat fokus Jenni teralihkan. Dengan lari kecil ia menghampiri Nabila.
"kenapa bil?" Tanya Jenni.
"lo kenal sama adek kelas yang anak baru itu?" Tanya Nabila membuat Jenni mengerutkan keningnya. Apakah Jenni terlalu kudate?
KAMU SEDANG MEMBACA
Light of the darkness [END]
De Todo"Raja makan nih!" "Raja tau ga si Jenni lagi sedih" "Raja! Raja ganteng banget sih" "Rajaaaaa Jenni benci sama raja" "Maafin Jenni udah ganggu Raja mulu, Jenni janji ga bakalan ganggu lagi" "Jenni pergi ya raja jangan sedih"