Pengenalan Tokoh

215 37 67
                                    

--RANIA SALSABILA-- putri sulung dari keluarga Pratama yang kaya raya. Ia memiliki sifat manja, egois dan tentunya seorang pencemburu yang tak terelakan.

"Sayang.. Bangun udah siang."

Teriak wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari rania

"Sepuluh menit lagi bila turun mahh.."

"Ini udah jam 6 lho, nanti kamu telat kesekolah"

"Astagaa..."

Rania terkesiap mendengar ucapan mamahnya barusan, ia segera beranjak dari kasurnya

"Gue gaboleh telat, ini hari pertama sekolah."

Ia segera mandi dan berganti pakaian.

Ini adalah hari pertamanya Sekolah di SMP. Tentu saja ia tak ingin terlambat belum lagi ia membayangkan bahwa kakak kelasnya pasti galak-galak. Ia tidak ingin memberi kesan buruk pada hari pertamanya ini.

"Tap tap tap.."

Drap suara langkah kaki rania yang dengan cepat menuruni anak tangga.

"Mamaahhh..." Seraya memeluk erat mamah kesayangannya itu

"Sayang, pelan pelan dong. Nanti dede bayi nya kesakitan"

--LUNA-- mamah rania memang sedang hamil besar, tentu saja sebentar lagi rania akan punya adik

"Biarin aja, billa juga gamau kok punya adek"

Rania menatap malas kearah perut mamahnya yang membuncit itu

"Lho.. Sayang kamu gaboleh gitu dong, ini kan adik kamu."

"Bila gamau punya adek mah, nanti mamah sama papah lebih sayang sama dia daripada billa."

Bila memasang wajah kesal seraya menyuap beberapa helai roti yang sudah mamahnya siapkan.

"Sayang.. Kalo nanti adik kamu lahir, papah sama mamah gamungkin pilih kasih sama kamu."

"Mamah bohong, dari billa kecil papah gapernah ajak main billa kaya papah temen-temen billa yang lain, terus papah juga gapernah jemput billa kesekolah, papah juga seneng banget pas denger mamah hamil lagi."

Bila hanya menggerutu, memang sejak billa lahir papahnya memang tidak pernah mengajaknya main, bisa dibilang papah nya memang tidak menginginkan kehadirannya didunia.

Luna hanya menatap sayu seraya mengusap lembut rambut rania setelah mendengar ucapan putrinya itu.

"Yaudah mah, Billa berangkat dulu."

"Yaudah sayang, kamu hati-hati ya" rania berpamitan.

Luna masih setia melihat Rania yang perlahan menghilang dari pandangannya.

"Mahh.. billa berangkat dulu yaa."

Teriak bila dari dalam mobil sambil melambaikan tangan yang dibalas lambaian juga dari kejauhan

"Ayo pak, berangkat."

"Baik non." pak slamet segera melajukan mobilnya

Sekitar 25 menit kemudian kami tiba di sekolah.

"Pak, pulang sekolah nanti jemput billa ya."

"Baik non, nanti bapak jemput tepat waktu."
Ujar pak slamet dengan logat jawanya yang khas.

"Oke paakk.. Billa masuk dulu yaa. daahhh"

Setelah itu pak slamet kembali melajukan mobilnya

INI AKU ?? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang