Anak baru

72 18 10
                                    

***
Keesokan paginya...

Rania berangkat lebih pagi hari ini, ia sengaja duduk dikursi taman belakang sekolah untuk menikmati cuaca yang cerah pagi itu.

"Seengganya gue bisa lebih tenang disini." gumamnya sambil memejamkan mata

"Ehm..."

Rania segera membuka matanya dengan sangat terpaksa

"Dev?"

"Masalah lo berat banget ya. Sampe lo nenangin diri lo disini."

Rania hanya tertegun mendengar ucapan dev, dev segera mengambil posisi duduk disebelah rania.

"Kemaren kenapa ga masuk?"

"Ada urusan keluarga."

"Selamet ya."

"Buat?"

"Pernikahan bokap lo."

"Kok lo bisa tau?"

Dev hanya tersenyum miring.

"Sarapan yuk." seraya menarik lengan

"Aw..."

Dev segera memeriksa lengan rania, tentu saja rania tidak tinggal diam ia segera menyembungikan lengannya kebelakang

"Tangan lo kenapa lagi? Sudut..bibir lo.. Siapa yang lakuin ini?" tanya dev seraya menatap wajah rania intens

"Gu..gue kekelas dulu." elak rania sambil berlari cepat

"Keras kepala, masih aja gamau cerita" bisik dev

Dev masih diam ditempatnya ia masih setia menatap rania yang mulai menghilang dari pandangannya

"Dev..."

"Astrid. Kenapa?"

"Dev.. Emang gue harus punya alesan terus ya biar bisa deket sama lo."

"Jadi?"

"Gue mau kita kaya dulu dev, gue mau balikan sama lo."

Dev tersenyum sinis

~Flashback on

"Dev, tunggu. Semuanya gak kaya yang lo liat kok. Gue beneran sayang sama lo."

"Lo pikir gue tuli? Apa lo pikir gue bodoh? Yang dengan seenak jidat lo bisa manfaatin gue. Belum cukup? Semua followers yang lo dapetin hah? Masih kurang banyak?"

"Sayang.. Kamu dengerin aku dulu ya, semuanya ituuu..."

"Udahlah strid, lo gaperlu drama lagi. Dari awal gue udah paham, kalo lo cuma cari ketenaran aja, lo gapernah serius sayang sama gue. Makasih."

~Flashback end

"Udah ya, gue sibuk."

"Kasih gue alesan yang jelas kenapa lo gamau balikan sama gue?"

"Hati yang dulu pernah lo patahin, sekarang udah sembuh. Harusnya lo paham kenapa gue gamau balik lagi sama lo." ujar dev sambil berlalu

"Dev..ishh sial." teriak astrid

Rania

Rania masih berjalan menuju kelas barunya. Ia masih berada di lorong sekolah yang cukup panjang.

"Syukur deh, dev ga ngikutin gue."

"RANIAAAA!!!!"

Suara teriakan yang sudah sangat familiar ditelinga rania. Ia menoleh malas keasal suara itu

INI AKU ?? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang