Pilih kasih

166 17 15
                                    

***
Hari semakin gelap, rania dan keluarganya sedang makan malam

"Papah mau nambah ga? Biar mamah ambilin. Ini mamah sendiri lho yang masak." ujar rina

"Lho, bukannya yang masak tadi bi irah ya?" ujar rania

"Yaa iya maksud mamah dibantuin sama bi irah" elak rina

"Owhh,,, yaudah mah, tambah lagi." ucap doni sambil tersenyum

Setelah itu rina segera mengambilkankannya.

"Oh iya pah, astrid anak papah kan?" tanya astrid

"Lho, sayang.. Ko kamu ngomongnya gitu. Kamu kan sekarang udah jadi anak papah." jawab doni

"Kalo gitu, astrid bolehkan pah tidur dikamar rania?" tanya astrid sambil melirik kearah rania

"Uhuk..uhukk.." rania terbatuk mendengar permintaan astrid barusan

"Lho. Kan kamar banyak, kenapa harus kamar gue." tolak rania

"Pahhh...." rengek astrid

"Billaa.. Apa salahnya kalo kamu tuker kamar, kamu kan bisa tidur dikamar lain. Lagipula kamu udah lama kan nempatin kamar itu, sekarang gantian dong"

"Nggak. Billa gamau pah."

"Billa!!!" doni menatap tajam kearah rania

"Papah jahat." seru rania

Rania segera berlari menuju kamarnya dan mengurung diri. Tentu saja astrid dan rina tertawa puas melihat perlakuan doni kepada anaknya sendiri.

"Pah, makasih ya kamu udah sayang sama astrid." ujar rina

"Iya mah."

Rania

"Brughh.."

rania membanting keras pintu kamarnya, ia segera mengunci pintunya rapat-rapat. Seperti biasa ia terduduk di pojok kamarnya sambil menangis.

"Kenapa sih papah pilih kasih? Semua yang astrid mau pasti dia turutin, padahal astrid bukan anak kandungnya." teriak rania

Mendengar bantingan keras pintu rania, bi irah yang sedang bermain dengan rai langsung menuju kamar rania

"Rai.. Sayang kita lihat kakak yuk" ajar bi irah

"Akaa illa" oceh rai

"Iya sayang, kakak billa."

Setelah itu bi irah dan rai segera keluar kamar

"Tok..tok..tok.."

"Akaaa..akaaa illaa" teriak rai sambil mengetukan sepuluh jarinya ke pintu

Rania segera mengusap air matanya kasar, dan langsung membuka pintu

"Akaa apa?" tanya rai

"Kakak gapapa sayang.." jawab rania

Rania segera memggendong adik satu-satunya itu kekamarnya.

"Akaa.. Ivi." rai menunjuk kearah televisi

"Iya sayang, bentar ya kakak nyalain dulu." ujar rania

Rai sedang asik melihat film kartun kesukaannya yaitu "Boboi Boy"

"Non, sebenernya tadi ada apa? Non habis nangis ya?" tanya bi irah membuyarkan lamunan rania

"Bii..." lirih rania yang langsung memeluk bi irah

INI AKU ?? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang