Weekend

78 16 31
                                    

***
Hari ini adalah hari minggu, rania sudah duduk di balkon kamarnya. Ia sengaja menghirup udara pagi yang masih bersih tanpa polusi kendaraan, sesekali ia melihat kebawah menyaksikan beberapa orang tengah berlalu-lalang berolahraga dengan semangat pagi itu.

"Non... Non kok ada disini?" sapa bi irah yang sedari tadi sudah mencari rania dikamarnya.

Rania menoleh sambil tersenyum kearah bi irah.

"BILLA udah sembuh bi. Kan BILLA kuat." ujar rania seraya memegangkan lengan bi irah ke dahinya.

"Iya non, bibi tau non kuat."

"RAI mana sih bi, BILLA kangen banget dari kemaren gak ajak main dia."

"Den RAI ikut sama tuan dan nyonya non"

"ASTRID??"

"Non ASTRID juga ikut non."

"Lho, kok BILLA gak tau? BILLA gak diajak?"

"Kata tuan, non BILLA kan masih sakit. Jadi istirahat saja dirumah."

"BILLA udah bener-bener gak dianggap dikeluarga ini." gumam rania

"Non.. Udah ya jangan sedih lagi. Sekarang lebih baik kita jalan-jalan ketaman komplek, sekalian kita olahraga."

Rania hanya mengangguk mengiyakan, setelah itu rania dan bi irah bersiap dan langsung menuju taman disekitar rumahnya.

"Aduhh non... Pelan-pelan dong. Bibi kan udah tua." teriak bi irah tergopoh-gopoh

"Hhe, iya bi maaf ya." rania segera memelankan langkahnya

"Non beneran udah sehat?" tanya bi irah

"Yaampun bii.. Iya BILLA udah sehat walafiat kok nihh. Nihhh" ucap rania sambil meloncat loncat menandakan bahwa dia memang sudah baik-baik saja.

"Iya non, iyaiyaa bibi percaya. Udah jangan loncat-loncat lagi." teriak khawatir bi irah

"Bibi sih, gak percaya kalo BILLA udah sembuhh.."

"Iya maaf non. Kita cari sarapan yuk non. Non kan belum makan."

"Nanti aja bi, BILLA kan abis olahraga masa langsung makan."

"Yasudah kalo begitu. Kita pulang saja" ajak bi irah

"Lho, kok pulang. Nggak ah, BILLA masih mau disini." tolak rania

"Tapi bibi harus beres-beres rumah non."

"Hmm... Yaudah deh bi, bibi duluan aja nanti BILLA pulang kok."

"Non gpp bibi tinggal sendiri?"

"Iya bi.. Lagian kan tamannya juga deket dari rumah."

"Yasudah kalo begitu, bibi duluan ya non. Non hati-hati pulangnya."

"Iyaa bibiku sayaannggg..."

Setelah itu bi irah segera pulang.

Evan

Evan masih berbaring dikasur kesayangannya. Sesekali ia berbalik untuk menghindari sinar matahari yang menerobos masuk kekamarnya.

"Arrrgghhh...." evan mendengus kesal, matanya masih terpejam

"Drrrtt...Drrtt..." ponsel evan berdering

Dengan cepat evan meraih ponselnya yang tidak terlalu jauh dari jangkauannya, sesekali ia mengicik mata menatap dalam-dalam layar ponselnya itu

*Arya..* batin evan kemudian mengangkat telponnya

INI AKU ?? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang