Ancaman

92 8 33
                                    

***
Rania dan Rai berada diruang TV, mereka berdua masih asik bermain lempar bola bersama.

"Dek... Ayo lempar sini!!" teriak Raniaa

"Akaaa.." teriak Rai

"Hupp!!! Kakak menang yeeee" teriak Rania bahagia begitupun Rai

"Drrrtt...Drrrttt..." tiba-tiba ponsel Rania berbunyi tanda panggilan masuk

Rania segera melirik layar ponselnya.

*Dev??* batin Rania

"Bentar ya dek." ucap Rania kemudian mengangkat telponnya.

'Hallo Dev?'

'Ran, gue punya kabar baik buat lo.'

'Apaan?'

'Tebak dong..'

'Males ah kalo harus tebak-tebakan, udah ya gue lagi jaga Rai.'

'Eitt... Iyadeh iya sorry. Kalo gitu gue to the point aja ya.'

'Nah, gitu dong. Yaudah apaan kabar baiknya?'

'Mulai besok lo bisa sekolah lagi..!!'

'Yaampun Dev, lo lupa? Gue kan udah di DO kemaren.'

'Masalah lo udah clear sekarang Ran, Evan sama Mita udah bawa bukti yang kuat kalo Astrid yang bikin story itu, bukan lo.'

'Lo serius?'

'Iyaa gue serius Ran..'

'Syukurlah.. Makasih ya Dev.' ucap Rania Girang

'Lho? Kok makasihnya ke gue. Ke Evan sama Mita aja sono.'

'Hhe,iya nanti gue telpon mereka satu persatu deh kalo perlu.'

'Yaudah kalo gitu. Oh iya lo udah mendingan kan?'

'Duhh.. Gue mendadak sembuh denger kabar tadi.'

'Syukur deh kalo lo gak kenapa-napa, gue lega dengernya.'

Selang beberapa menit Astrid pulang, Rambutnya berantakan, seragamnya tidak Rapih seperti biasanya, ia terlihat benar-benar frustasi. Rania yang melihat hal itu langsung meminta Dev mematikan telponnya.

'Dev, udah dulu ya. Nanti gue telpon lagi.' ucap Rania yang langsung mematikan sambungan telponnya.

"Astrid!!!" teriak Rania yang langsung menghentikan langkah Astrid

"Puas kan lo? Liat gue kaya gini? Hah?" bentak Astrid

"Bukan gue yang buat lo kaya gini, tapi diri lo sendiri."ucap Rania sambil tersenyum sinis

"Kurangajar!!!" Astrid mendengus kesal sambil mendorong keras bahu Rania hingga terjatuh

"Akaa..Uaaaa..." teriak Rai yang langsung menangis sejadi-jadinya karna menyaksikan kejadian itu, Rai benar-benar ketakutan melihat Astrid

"Aww..." lirih Rania

Astrid langsung mencengkram keras dagu Rania, Rania meringis karna sakit yang diciptakan Astrid.

"Lo liat adik satu-satu lo itu."

Rania langsung melirik kearah Rai yang menangis karna ketakutan

"Dia yang akan bayar semuanya, kalo lo masih berani halangin semua rencana gue...!!!" Tegas Astrid yang langsung melepaskan cengkramannya kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar

INI AKU ?? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang