Penyusup

85 14 27
                                    

***
Malampun tiba, jam sudah menunjukan pukul 9 malam, rania masih berbaring dikamarnya

"Drrrt...drrttt..." ponsel rania kembali bergetar

Rania masih berbaring dengan posisi miring sambil memeluk gulingnya erat-erat, dengan sangat terpaksa ia berusaha bangkit dan terduduk sambil mengicik matanya kemudian meraih ponselnya.

'Ran..'

'Hmm..'

'Gimana keadaan lo? Udah baikan kan?'

'Udah kok mit, gue udah gpp. Masih pusing dikit nanti juga ilang sendiri.'

'Syukurdeh kalo lo udah baikan, oh iya kenapa lo gak cerita sama gue?'

'Cerita apa?'

'Cerita soal istri dan anak baru bokap lo. Lebih tepatnya.. Soal keluarga mamah tiri lo.'

Rania masih tertegun

'Lo sama si astrid sodaraan kan?'

'Lo tau darimana?'

'Pulang sekolah tadi gue gak sengaja liat astrid sama bokapnya, karna gue sama evan penasaran, gue sama evan ikutin mereka, ternyata.. Mereka berhenti didepan rumah lo. Gue sempet gak percaya akhirnya kita berdua turun buat mastiin dan akhirnya bokap lo usir kita gitu aja.'

'Kalian berdua diusir?'

'Iya ran. Padahal gue sama evan mau nengokin lo.'

'Gue minta maaf ya soal perlakuan bokap gue ke kalian.'

'Udah ran, gue sama evan gpp kok, udah gausah dipikirin. Lo istirahat aja ya. Kalo ada apa-apa lo bisa telpon gue.'

'Iya mit, makasih ya.'

'Yaudah ya ran, gue tutup telponnya. Bye'

'Bye'

*Jadi papah jemput astrid.* batin rania

Air mata rania sudah tak lagi terbendung, ia menangis karna tau papahnya menjemput astrid padahal hal itu sudah lama ia inginkan.

"Non.."

Kamar rania memang tidak dikunci, bi irah masuk

"Hiikss..hiksss..." isak tangis rania pecah

"Lho, non kenapa? Ko nangis?"

"Kenapa bibi bohong sama Billa? Tadi pagi papah gak liat keadaan Billa bukan karna ada meeting kan? Tapi karna papah mau anterin astrid kesekolah."

Bi irah hanya terdiam setelah itu ia memeluk rania

"Maafin bibi non, bibi gamau non sedih kalo non tau." ucap bi irah

Akhirnya rania membalas pelukan bi irah dan mengusap kasar air matanya.

"Iya bi, Billa tau kok. Oh iya, rai mana?"

"Den rai malam ini tidur dikamar tuan dan nyonya non, lagipula non juga kan lagi sakit takut tidur non terganggu."

"Owhh. Yaudah bi gpp."

"Oh iya non makan dulu ya, tadi non kan tidak ikut makan malam, bibi ambilkan dulu."

"Nggak usah bi, rania gak laper." tolak rania

"Non.. Sedikit saja ya. Bibi ambilkan dulu."

Rania hanya mengangguk lemas, setelah itu bi irah segera menuju dapur dan mengambilkan makan untuk rania.

INI AKU ?? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang