8. Butuh Waktu

1.7K 175 15
                                    

Illy terus tergiang dengan perkataan ali. Apakah yang dikatakan lelaki itu serius? Apakah hanya omong kosong demi mendapatkan maaf illy. Semua muncul dibenak illy dengan tiba-tiba.

Waktu menunjukkan pukul 00:30 tapi illy masih betah dengan pikirannya. Apakah ia harus menerima dan memaafkan ali, seperti yang illy ketahui tadi, ali tampak meneteskan air matanya didepan illy. Tak jarang ia meneteskan air mata, bahkan dulu saat mereka masih kuliah, ali terkenal sebagai bad dan urakan.

Semua memang butuh proses untuk memaafkan sebuah kesalahan dimasalalu. Mencoba untuk memaafkan bukankah tidak ada salahnya? Namun bagi illy itu semua tak mudah dan tak mungkin (?) ia memaafkan ali?. Waktu terus berjalan, hingga satu jam ia memikirkan itu semua. Memaafkan tak berarti membuka hati bukan? Sepertinya saat ini illy masih ingin sendiri bahkan untuk memikirkan masalah percintaan iapun sudah malas.

Ah, sepertinya besok ia akan meminta pendapat kedua sahabatnya, sekalian hangout bertiga karena akhir-akhir ini mereka jarang jalan bertiga.

Illy mencoba memejamkan matanya, namun sebelum ia memejamkan matanya, dering hp membuatnya mengurungkan niatnya untuk tidur.

Drrt..drrt..

Alien

Lly, tidur udah malem gk baik untuk kesehatan serta kandungan lo..

Illy memutar bola matanya dengan malas, bisa-bisanya ali mengirimkan pesan seperti itu. Ah, illy lupa, ternyata datanya belum ia matikan. Pantas saja, hmmm. Tanpa niat menjawab pesan dari ali, illy keluar dari room chat dan mematikan datanya, lalu ia beranjak tidur agar esok tak bangun kesiangan.

Disisi lain, ali tampak gelisah dengan mondar mandir didalam kamar tanpa niat duduk ataupun tidur. Pikirannya terus tertuju kepada illy hingga ia membuka whatsapp dan mengirimkan pesan kepada illy.

Tak ada jawaban dari sebrang sana, artinya pemilik mata hazel itu sudah terlelap dalam tidurnya. Ali bernafas lega jika illy sudah tertidur. Lalu ali menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya dan kemudian tidur.

Keesokan harinya, illy sudah bersiap-siap untuk pergi bersama kedua sahabatnya. Niat illy untuk jalan-jalan sekalian refreshing.

"ma, nanti kalo via sama vivi kesini bilang illy y, illy mau siap-siap dulu " pesan illy kepada mamanya.

"emang kalian mau kemana sih? Pagi-pagi gini udah mau pergi"tanya mama sinta kepada anak perempuannya itu.

"kita mau jalan-jalan ma, kan udah lama kita ngga hangout bertiga" katanya sambil melahap roti didepannya.

"illy ingat hlo ya, kamu jangan cape jangan banyak gerak, karena kandungan kamu masih lemah"peringat sang mama.

"ohya besok jadwal kamu cek up ke dokter kandungan, mama udah buat janji sama dokternya" lanjut mama sinta, illy hanya mengangguk dan beranjak dari meja makan untuk bersiap siap.

¤¤¤

Kini mereka sudah berada di salah satu mall ternama di ibukota. Ya, via, vivi, dan illy. Mereka bertiga kompak menggunakan kaos putih dipadukan dengan celana jeans serta jaket jeans. Sedangkan illy, yang tengah berbadan dua itupun memilih bawahan plisket dipadukan dengan jaket jeans biru muda yang tampak menambah kecantikannya.

"eh lly, kayaknya anak lo bakal cewe deh"tebak via.

"ngawur lo kalo ngomong, mana mungkin lo tau, kek cenayang aja lo"hardik illy

"iyanih ia lo sotoy banget" timpal vivi.

"eh beneran sumpah, kata orang jawa kalo lagi hamil tapi auranya cantik gini itu tandanya anaknya cewe, tapi kalo hamil males dandan itu artinya hamil anak cowo" jelas via.

Promiscuty (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang