Randi mengerjap, ini baru pertama kalinya dia bertemu dengan sosok gadis tanpa urat malu. Seperti dirinya. Randi menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
“Saya udah perkenalan nih, sekarang giliran Masnya.” Pinta Diva. Randi menunjuk dirinya sendiri. Ah… calon karyawannya menyuruh, luar biasa unik.
“Perlu pakai tarak tak dung gak?” tanya Randi. Diva tertawa pelan sebelum menjawab.
“Gak usah juga gak apa-apa, yang penting kenalan. Tak kenal maka tak sayang, giliran udah lama kenal tapi gak sayang-sayang.” Lagi-lagi Randi di buat melongo oleh gadis di hadapannya ini. Diva sedang tidak menggodanya kan?
“Saya Randi Alrofiq Syahrezi, pegawai yang lain manggil saya Mas Randi. Jadi selow aja jangan kaku,” balas Randi.
“Oppa.” Diva memberi senyum pada Randi.
“Ya?” Randi mengerjap, dia tadi tidak begitu jelas mendengar ucapan Diva.
“Randi Oppa.” Ulang Diva. Randi tampak berpikir. Oppa? Seketika sosok Oppah dari Upin & Ipin terlintas di otaknya.
“Saya bukan Oppahnya botak kembar. Panggil Mas aja.” Diva kembali tertawa. Randi merinding di buatnya. Dia benar-benar tidak menyangka bisa bertemu spesies seperti Diva.
"Oppa artinya Kakak laki-laki dalam bahasa Korea. Kamu mirip kaya orang Korea soalnya, jadi aku panggil Oppa. "
"Kamu? Aku? " ulang Randi. Cowok itu menghela napas, sosok Diva membuat sirine bahaya akan ketertarikan lawan jenis, berbunyi. Randi sudah bisa menebak bahwa Diva, suka padanya.
"Hal apa yang membuat kamu tertarik kerja di Kafe saya?" tanya Randi.
"Awalnya sih gak tertarik, tapi pas lihat postingan di media sosial tentang Kafe ini, aku jadi tertarik," balas Diva dengan kalimat yang lebih santai dari sebelumnya.
"Tertarik untuk jadi istri kamu." lanjut Diva. Mata Randi membulat, ya meski masih terlihat sipit.
Kepalanya mendadak pening, Randi menyesal karena menyuruh Diva untuk bertemu dengannya. Randi pikir Diva gadis yang pendiam dan tidak memiliki unsur otak kurang beberapa ons, tapi nyatanya berbalik seratus persen.
"Postingan ini yang membuatku datang." Diva mengambil gawainya dari tas ransel kecil yang dia bawa.
Gadis sembilan belas tahun itu menyodorkan gawainya pada Randi.
"Aku langsung suka pada pandangan pertama. Aku dengar dari orang-orang, Mas Randi juga masih jomlo. Aku mau kok jadi istri Mas Randi," ucap Diva terang-terangan.
Allahu'Akbar… rasanya Randi ingin berlari dari ruangannya dan menjeburkan diri ke sungai Amazon, menjadi sahabat dari para Ular dan ikan piranha dari pada bertemu Diva.
"Kamu gak kenal saya, masa tiba-tiba minta di nikahi sih?" Randi berusaha tetap santai menghadapi Diva, dia memang sering mendapat pernyataan cinta di kolom komentar postingannya, tapi tidak pernah secara langsung seperti ini. Baru Diva yang secara langsung mengatakan ingin menjadi istri Randi, tanpa malu.
"Aku kenal kok, udah tahu banyak juga."
"Dari internet?" Diva menggeleng.
"Kamu dulu kulitnya item kan? Suka ngajar senam kan? Suka makan buah mangga, rambutan, rendang, telur asin——"
"Eh! Kok kamu tahu sih?"
"Aku cucunya Nenek Rosa."
"APA?!"
Demi ubur-ubur yang bermain di laut Nyai Roro Kidul, Randi benar-banar tidak menyangka jika Nenek Rosa mempunyai cucu bernama Diva tarak tak dung.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSpin-Off Atlas ⚠️ AWAS BAPER⚠️ Kala itu waktu terasa berhenti untukmu dan aku, kita sama-sama berbalik untuk saling meninggalkan satu sama lain. Tentang segalanya, aku belajar bahwa senyum dan tawa yang pernah hadir adalah sebuah adegan semu. Semu...