Sobat, sini deh gue kasih tahu.
Sejatinya sahabat itu senantiasa mampu memberi dukungan, negur bila salah jalan, dan membersamai untuk melangkah ke jalan yang benar.•About Time •
Karya Nadia Pratama
Randi mengampitkan lengan kananya pada lengan kanan Bagus, dia begitu senang bisa menemukan sosok teman seperti Bagus, Atlas, dan Alif. Randi berdoa agar mereka tidak hanya mau berteman tapi bersahabat di dunia hingga di Surga.
Alif menatap sinis ke arah Randi yang selalu menempel pada Bagus, dia tidak habis pikir kenapa bisa ketemu dengan sosok cowok seperti Randi. Cowok bawel yang hobi bahas kartun.
“Kita seumuran kan?” tanya Randi sembari menatap satu persatu teman barunya.
“Delapan belas tahun,” balas Atlas. Alif mengangguk.
Randi menoleh ke arah Bagus. “Boots juga kan?” Bagus diam sejenak kemudian mengangguk.
“Heh! Bisa gak sih lu tuh gak usah kaya cewek, Bagus gak bakal kabur!” tegur Alif saking kesalnya pada Randi.
“Lu mau gue peluk-peluk juga?” tanya Randi.
“Najis!” jawab Alif galak. Randi cemberut, okelah dia harus sabar menghadapi spesies galak seperti Alif.
Randi itu paling suka jika dekat-dekat dengan Bagus dan Atlas, karena pembawaan mereka tenang tidak seperti Alif. Alif jika di dekati langsung siaga bagai anjing pelacak yang siap menerkam musuh.
Bagus juga selalu sabar dan paling dewasa di antara yang lain, sifatnya hampir sama seperti Atlas.
Mereka juga selalu bersama-sama di Kampus semenjak acara ospek hingga menjalani kegiatan kampus lainnya.
Randi mengerjap, rasanya sakit sekali mendengar ucapan Bagus. Dia kecewa tapi tidak tahu dengan siapa. Apa pada dirinya sendiri yang mencintai perempuan yang sama dengan Bagus atau Bagus yang ternyata juga mencintai Qilla.
Randi tak pernah lupa pertemuan pertama dia dengan Bagus, itu jauh mengesankan dari pada saat bertemu Qilla. Bagus adalah sahabat yang paling dewasa, bisa membimbing Randi dan yang lain agar tetap bersama-sama, tapi apakah ini awal dari perpecahan keempatnya? Haruskah persahabatan mereka hancur hanya karena perempuan?
“Elu serius suka Kak Qilla, Gus?” tanya Randi dengan raut wajah serius. “Kenapa gak bilang, kalau lu bilang dari dulu, gue pasti bakal ngalah.” Lanjut Randi.
“Gue udah bilang tadi,” balas Bagus.
“Kenapa harus dadakan kaya tahu bulat yang dijual keliling Gus? Elu kan bisa ngomong dari awal!”
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time [SUDAH TERBIT]
Dla nastolatkówSpin-Off Atlas ⚠️ AWAS BAPER⚠️ Kala itu waktu terasa berhenti untukmu dan aku, kita sama-sama berbalik untuk saling meninggalkan satu sama lain. Tentang segalanya, aku belajar bahwa senyum dan tawa yang pernah hadir adalah sebuah adegan semu. Semu...