Ketika sudah bersandar dan yakin pada Dia, hidup akan terasa lebih ringan tanpa beban meski kamu sedang dalam masalah besar sekalipun.
• About Time •
Karya
Nadia Pratama
Seorang gadis dengan rambut diikat rapi itu memasuki halaman rumah yang lumayan besar, dia sedikit ragu takut salah alamat seperti Ayu ting-ting yang ternyata ditipu oleh laki-laki buaya yang biasa disebut Fucek boy.
Gadis itu berdiri di depan pintu berwarna putih, tangan kananya terangkat untuk mengetuk. Kemudian dia mengucap salam.
“Assalamualaikum…”
Tok…tok… “Assalamualaikum.” Ulangnya.
“Waalaikumsalam, ya sebentar.” Terdengar jawaban dari dalam sana, gadis itu mundur beberapa langkah dan tidak lama kemudian pintu terbuka.
“Maaf anda siapa ya?” seorang wanita setengah baya menatapnya dengan sorot bingung.
“Perkenalkan nama saya, Diva.” Gadis itu mengulurkan tangan, wanita itu menyambut hangat uluran tangan Diva.
Diva mengecup punggung tangan wanita itu lalu tersenyum. “Benar dengan Ummi Khusnul?” tanyanya.
“Iya saya sendiri.” Senyum Diva semakin melebar, jantungnya berdetak dua kali lipat setelah menatap dan berbicara dengan wanita yang ada di hadapannya itu.
“Temannya Cindy?” tanya Khusnul. Diva menggeleng.
“Calonnya Mas Randi,” jawab gadis itu santai.
“Ya?!” Khusnul mengerjap, beliau tidak percaya dengan pengakuan Diva. Setaunya, Randi hanya suka pada satu gadis, hanya mengejar satu gadis, hanya ingin menikahi satu gadis, yaitu Qilla. Tapi sayang, cintanya masih belum terbalaskan.
“Salam kenal ya Ummi mertua.” Diva kembali tersenyum.
“Mohon maaf nak, tapi Randi gak pernah punya pacar.” Sela Khusnul.
“Saya calonnya, bukan pacar, ummi. Insya allah akan segera mendapat label halal dari KUA.”
Diam-diam Khusnul menghela napas pelan, beliau merasakan kepalanya berdenyut setelah mengobrol dengan Diva.
“Ummi mertua, boleh saya masuk?”
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSpin-Off Atlas ⚠️ AWAS BAPER⚠️ Kala itu waktu terasa berhenti untukmu dan aku, kita sama-sama berbalik untuk saling meninggalkan satu sama lain. Tentang segalanya, aku belajar bahwa senyum dan tawa yang pernah hadir adalah sebuah adegan semu. Semu...