Bab. 26

7.7K 1.5K 919
                                    

“Gue gak maksa lu buat cerita tentang semua masa lalu yang pernah lu alami, tapi setidaknya tolong jujur tentang satu keadaan, jangan buat gue kecewa Gus.”

•Randi Alrofiq Syahrezi•  

About Time karya Nadia Pratama

About Time karya Nadia Pratama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bagus memberikan buah rambutan titipan Diva pada Randi dan cowok itu memberikannya pada keluarga Qilla untuk di sajikan bersama saat makan malam nanti. Suasana bahagia tengah menyelimuti hati Randi, cowok itu tidak berhenti untuk senyum. Meski dibilang gila oleh Alif, Randi tidak peduli. Kalau sudah bucin ya begini.

Pernikahan mereka akan dilaksanakan bulan depan, besok Randi dan Qilla mulai menyiapkan semua yang akan dibutuhkan, mereka sepakat akan datang ke percetakan undangan besok. Setelah makan malam,  Qilla mengajak Randi untuk duduk di teras depan, dia juga mengajak Altan agar tidak berdua saja.

“Ada yang ingin saya bicarakan sama kamu, maaf  karena ini gak ada hubungannya dengan pernikahan kita,” ucap Qilla sembari memangku Altan. Randi mengangguk, kali ini dia akan bersikap kalem tidak bar-bar, harus jaga sikap di depan calon istri.

“Kamu tahu gak tentang kehidupan Bagus, saya tanya gini karena kamu sahabatnya.”

“Tentang apa?”

“Masa lalunya,”  balas Qilla. Randi diam sejenak, dia juga tidak begitu tahu masa lalu Bagus, bertahun-tahun menjalin persahabatan, Bagus tak pernah bercerita tentang kehidupannya.

Dia masih memiliki privasi yang sangat dijaga. Orangtua Bagus juga sama, terkesan keluarga kalem yang tidak banyak omong.

Randi hanya tahu tentang hubungan Bagus dan Ayahnya. Mereka tidak begitu dekat tapi tentang penyebabnya apa, dia tidak tahu karena Bagus tidak bercerita.

Qilla melirik Randi yang sedari tadi diam. “Kalau kamu keberatan untuk bercerita, gak usah di jawab.”
Randi menghela napas pelan.

“Bukannya gak mau, tapi aku gak tahu masa lalu Bagus. Memangnya kenapa sih?”

Entah mengapa Qilla ingin tertawa saat Randi berbicara dengan gaya bahasa yang tidak seperti biasanya, aku-kamu bukan gue-elu.

“Ya udah, gak masalah.”

“Aku boleh minta tolong sama kamu Kak?” kini nada suara Randi terdengar lebih tenang dan serius.

“Apa?”

“Jangan bahas Bagus, bukannya apa-apa, hanya saja terasa aneh saat kita justru membahas laki-laki lain di saat akan menikah.”

Qilla diam, dia salah karena telah membahas ini, tapi hanya Randi hanya Randi yang dapat membantunya, tidak ada yang lain.

About Time [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang