Melupakanmu, tidak semudah membalikkan telapak tangan. - Deva Radhian
🌻🌻🌻Happy Reading
Mereka sudah selesai makan dan langsung kembali ke rumah. Di mobil, Key terus terbayang dengan wajah Deva yang dingin terhadapnya. Dia juga mengkhawatirkan Alisa. Apakah anak kecil itu baik-baik saja? Karena Deva tadi menarik paksa tangan Alisa membuat Alisa meringis pelan.
Namun, Key yakin Alisa baik-baik saja. Karena Deva abangnya. Cowok itu tidak akan berani melukai adiknya.
"Key kamu kenapa? Kok diam aja?" tanya Ayahnya.
"Enggak apa-apa, Yah," jawabnya.
Alvaro yang berada di sampingnya sudah tidur dengan lelap. Tidak heran, adiknya pasti selalu ketiduran jika perutnya sudah kenyang. Alvaro tipe orang yang bisa tidur di mana saja dan kapan saja. Berbeda dengan Key, dia paling tidak bisa tidur jika bukan di kamarnya sendiri.
"Tidur Alvaro?" tanya Mamanya.
"Iya, Ma," jawabnya.
"Kebiasaan tuh anak siap makan langsung tidur," gerutu Mamanya.
"Enggak heran kalo dia, Ma,"
Key memilih diam dan mengambil headset dari tas mini yang sering dia kenakan jika keluar. Daripada pikirannya terus memikirkan Deva, lebih baik dia mendengarkan lagu lewat handphonenya.
Imagination milik Shawn Mendes menjadi favoritnya untuk diputar. Lagu-lagu Shawn Mendes selalu membuatnya hanyut sejenak. Lirik dan melodi yang di nyanyikan selalu bisa membuatnya tenang.
Pandangan matanya melihat keluar jendela mobil, tiba-tiba hujan turun dengan sendirinya. Padahal cuaca saat mereka pergi begitu cerah. Memang saat ini cuaca di Jakarta tidak stabil. Terkadang panasnya sangat terik, tapi tiba-tiba bisa hujan dengan sangat deras.
Seperti sebuah pertemuan singkat, kita tidak tau dia siapa. Dia juga tidak tau kita siapa. Namun, tiba-tiba tanpa di sengaja keduanya sering dipertemukan. Sangat rumit.
📌📌📌
Cowok itu sudah memasuki rumah yang begitu besar bersama adik kecilnya yang wajahnya masih terlihat kesal akibat perlakuan abangnya tadi.
"Ayo naik," ajak Deva kepada Alisa.
Alisa hanya diam di ujung tangga. Tidak menuruti apa kata abangnya.
"Kamu kenapa?" tanya Deva.
"Abang kenapa tadi narik-narik Alisa?"
"Ya, kan, Abang buru-buru ada kerjaan lain," jawabnya jujur.
"Alisa kan masih mau kenalan sama kakak cantik tadi," jawabnya lagi tidak mau kalah.
"Kakak cantik?" tanya Deva sedikit bingung.
"Iya, kakak cantik yang tadi di toilet,"
Deva tau siapa yang dimaksud dengan adiknya ini, siapa lagi kalau bukan Keysheva Aldis? Bahkan nama lengkap cewek itu pun masih diingat olehnya.
"Dia enggak cantik," jawab Deva ketus.
"Ihh!!! Kakak itu cantik tau!"
"Cantikan kamu,"
"Kalo itu Alisa setuju," jawabnya dengan cengiran memperlihatkan gigi-giginya yang putih.
"Abang kenal kakak itu?" tanya Alisa kepo.
"Kenal,"
"Kapan-kapan kita ke rumah kakak itu ya," ajak Alisa memohon.
"Abang enggak tau di mana rumahnya," jawab Deva jujur.
"Bukan teman sekolah Abang?" tanyanya lagi.
"Kayaknya bukan,"
"Kok kayaknya, sih?!" tanya Alisa tidak puas.
"Abang ketemu dia di tokoh buku,"
"Oh, gitu."
"Yaudah ayo naik, kamu harus ngerjain pr kamu. Abang uda ajak kamu makan ice cream tadi, dan kamu janji sama Abang, kalau kamu uda makan ice cream, kamu bakalan mau kerjain pr kamu. Iya, kan?"
"Ishh!!! Abang kok ingat aja,"
"Ingatlah. Yaudah ayo," ajak Deva lagi.
Saat tadi Deva sudah pulang sekolah, seperti biasa, dia naik ke kamar adiknya untuk mengecek keadaan adik kesayangannya. Menanyakan kepadanya bagaimana sekolahnya hari ini.
Deva menyuruh Alisa untuk mengerjakan pr sekolahnya, namun Alisa tidak mau mengerjakan. Dia meminta untuk makan ice cream baru mau mengerjakan pr. Deva tidak bisa menolak permintaan adiknya itu, dia langsung menuruti apa yang dikatakan oleh Alisa. Memilih makan di rumah makan yang juga menyediakan berbagai macam rasa ice cream.
📌📌📌
Di sinilah Deva sekarang berdiri. Di atas roftrop rumahnya. Alisa sudah tidur dari jam 8 tadi. Deva memilih menikmati angin malam di roftrop rumahnya. Bintang-bintang malam ini sangat terang dan bercahaya.
Secangkir kopi hitam menemaninya malam ini. Hening, sunyi, dan gelap. Kehidupannya terlalu sulit untuk memunculkan warna-warni. Hitam dan putih, hanya dua warna itu yang cocok untuk dirinya. Tidak ada warna yang terang yang bersedia mewarnai kehidupannya.
"Aku rindu kamu, Mel," ucapnya lirih.
"Uda lama banget kamu enggak nemenin aku di sini,"
"Kamu enggak lupa sama aku, kan?"
"Kamu enggak rindu sama aku?"
"Aku di sini selalu rindu sama kamu, Mel,"
"Aku berharap kamu ada di sini,"
"Di sampingku,"
"Lagi,"
Deva berimajinasi sendiri. Selalu menanyakan keadaan gadis itu kepada bintang-bintang. Baginya, semua bintang-bintang ini adalah teman curhatnya yang selalu tau apa isi hatinya. Yang selalu tau apa yang dia rasakan.
Tidak hanya itu, bintang-bintang malam pun selalu tau kerinduan yang di rasakan oleh Deva untuk wanita itu. Wanita yang selalu berada di sampingnya. Namun, itu semua telah usai. Wanita itu pergi dengan sangat cepat meninggalkan luka yang sangat dalam. Yang sampai sekarang belum bisa disembuhkan oleh Deva sendiri.
Deva percaya, apa yang dia katakan kepada bintang-bintang setiap malam, selalu tersampaikan oleh wanita itu. Deva yakin, wanita itu mengetahui apa yang dirasakan oleh Deva sekarang.
Berharap wanita itu datang kepadanya lagi, juga tidak mungkin dia lakukan. Harapannya hanya akan menjadi angan-angan yang tidak pernah terwujud.
Yang hanya Deva lakukan sekarang mencoba untuk mengikhlaskan kepergian wanita itu. Sampai sekarang, sosoknya tidak akan bisa tergantikan oleh siapapun. Deva tidak ingin menyesali perbuatannya untuk kedua kalinya.
Dia juga tidak ingin larut dengan kesedihan yang terus-menerus.Halo ketemu lagi dengan Author 🤗
Gimana part kali ini? Penasaran enggak siapa wanita yang di maksud sama Deva? Makanya baca terus karya-karya Author yah. Dukung terus Keysheva dan berikan jejak di pojok bawah sebelah kiri, serta komen-komen kalian yang selalu Author tunggu;)Sampai ketemu di Sabtu depan semuanya!
See you
Salam Author

KAMU SEDANG MEMBACA
Keysheva
Fiksi RemajaKeysheva Aldis.Gadis yang mempunyai sifat yang selalu ceria dalam kondisi apapun.Namun di balik sifat ceria nya ada kesedihan yang tersembunyi tanpa orang lain tau.Sekalipun itu sahabat nya sendiri. Hingga ia jatuh hati kepada seorang lelaki yang b...